Menteri ATR/ Kepala BPN Sofyan Djalil, Dirut Republika Media Mandiri Agoosh Yoosran dan Pemred Republika Irfran Junaidi berfoto bersama dengan pemenang anugerah pada malam Anugerah Syariah Republika 2019 di Hotel JW Mariott Jakarta, Selasa (19/11/2019). A | Prayogi/Republika

Kabar Utama

Catatan ASR 2020: Melihat Momentum dari Sisi Positif

ASR 2020 meningkatkan optimisme dan semangat mengembangkan perekonomian syariah nasional.

OLEH IRFAN JUNAIDI

Catatan Anugerah Syariah Republika 2020

Lesunya kehidupan global akibat pandemi Covid-19 bukan menjadi alasan untuk menyerah. Justru situasi ini memberikan peluang-peluang baru untuk bangkit. Asalkan, momentum besar tersebut dipandang dengan optimisme, semangat, dan keyakinan untuk selalu berdaya.

Hari ini, 21 Desember 2020, Republika menggelar ajang penghargaan Anugerah Syariah Republika (ASR) 2020. Helatan ini dimaksudkan untuk terus meningkatkan optimisme dan semangat untuk mengembangkan perekonomian syariah di Tanah Air.

Saat ini begitu terlihat gairah masyarakat Muslim untuk berkehidupan dengan prinsip-prinsip Islami di Tanah Air memperlihatkan penguatan. Perilaku keseharian masyarakat kita makin membutuhkan produk maupun layanan yang berkesuaian dengan nilai-nilai Islam.

Lihat saja perbedaan kesemarakan fashion Muslim 20 tahun lalu dengan saat ini. Dua puluh tahun lalu perempuan Muslim yang mengenakan hijab tidak sebanyak saat ini. Muslimah berhijab kini dijumpai dengan mudah tak hanya di kampus atau sekolah, tapi juga perkantoran maupun pusat-pusat perbelanjaan.

Bahkan, karyawan di mal dan kalangan selebritas pun marak mengenakan hijab. Hijab menjadi pemandangan lumrah, tak sebagaimana pada masa awal 2000. Bahkan, hijab kini merupakan gaya hidup dengan beragam inovasinya.

Bila 20 tahun lalu tak mudah menjumpai rumah makan yang memajang sertifikasi halal Majelis Ulama Indonsia (MUI), kini logo halal tersebut merupakan nilai tambah bagi restoran. Produsen makanan maupun minuman dan produk lainnya seakan mewajibkan penggunaan logo halal pada produk mereka. 

Hal yang tak lumrah dijumpai pada awal 2000. Kesadaran masyarakat Muslim dalam mengonsumsi makanan halal kini menjadi bagian dari gaya hidup.

Kesemarakan masyarakat Tanah Air dalam hal menerapkan prinsip Islami ini juga bisa dilihat dari sektor keuangan. Bila pada 20 tahun lalu jumlah lembaga atau institusi keuangan syariah bisa dihitung dengan jari, kini jumlahnya terus bertambah. Tak hanya di sektor perbankan dan asuransi, semarak menerapkan prinsip syariah juga ditemui pada sektor teknologi finansial.

Kondisi ini tentu tak terlepas dari kebutuhan masyarakat dan selaras dengan kebijakan para pemangku kepentingan yang mendorong perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Masterplan Ekonomi Syariah (Meksi) 2019-2024 telah disusun menjadi penanda kerangka kerja pembangunan, strategi, dan rencana aksi pengembangan ekonomi syariah Indonesia.

Aset keuangan syariah Indonesia juga naik dari 86 miliar dolar AS pada 2018 menjadi 99 miliar dolar AS pada 2019. Penggabungan tiga anak usaha bank BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia diprediksi makin mempercepat pertumbuhan keuangan syariah Indonesia.

 

Berdasarkan data Islamic Finance Development Indicators (2020), Indonesia menempati peringkat pertama dalam hal edukasi dan literasi keuangan syariah, diikuti Malaysia dan Yordania. Indonesia sebagai negara ketiga terbesar penerbit sukuk sepanjang 2019 setelah Malaysia dan Arab Saudi.

Dari sisi ulama syariah, Indonesia merupakan negara terbanyak ketiga (133) setelah Malaysia (184) dan Bangladesh (173). Sementara, jumlah dana kebajikan (qardhul hasan) yang disalurkan oleh sektor keuangan syariah Indonesia menempati posisi ketiga terbanyak (7 juta dolar AS) setelah Yordania (11 juta dolar AS) dan Kuwait (8 juta dolar AS).

Indonesia juga merupakan negara terbanyak penyedia pendidikan ekonomi Islam (347) dilanjutkan dengan Malaysia (65) dan Inggris (55). Dalam hal menyosialisasikan ekonomi syariah, Indonesia adalah negara terbanyak penyelenggara seminar keuangan Islam (93), diikuti Malaysia (66) dan Pakistan (26).

Beberapa indikator ini memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Tak mengherankan bila sejumlah pakar memprediksi Indonesia bisa menjadi pusat keuangan syariah global.

Republika berikhtiar mengapresiasi capaian para pelaku ekonomi dan keuangan syariah melalui Anugerah Syariah Republika (ASR) 2020. ASR 2020 merupakan ajang yang keempat kalinya dan digelar di tengah pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda akhir.

Ada 20 pemenang dalam ajang ASR 2020 ini dalam beragam kategori, mulai dari bank, asuransi, teknologi finansial, lembaga filantropi, kepala daerah, hingga tokoh ekonomi syariah. ASR kali ini mengambil tema "Momentum Akselerasi Ekonomi Syariah yang Berdaya Tahan". Tema ini diangkat terkait peran penting industri syariah dalam menggerakkan perekonomian nasional. 

Pandemi Covid-19 memang melahirkan banyak keterbatasan. Namun, pasti ada peluang di baliknya. Momen ini menjadi faktor penting bagi lahirnya perekonomian syariah yang memiliki daya tahan terhadap tekanan krisis.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat