Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Keluarga Bahagia

Keluarga saleh tidak melakukan perbuatan yang merusak bagi diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

Oleh MUHAMMAD KOSIM

OLEH MUHAMMAD KOSIM

Ada dua golongan manusia yang dijelaskan dalam surah al-Insyiqaq [84] ayat 7-13. Golongan pertama memperoleh catatan amalnya dari sebelah kanan, sedangkan golongan kedua menerima catatan amalnya dari belakang. Keduanya gembira dalam kondisi yang berbeda.

Golongan pertama segera dihisab sehingga mereka berkumpul bersama kaum keluarganya (ahl) dengan gembira di surga. Sebaliknya golongan kedua penuh penyesalan, celaka di neraka, dan mereka pernah gembira, saat hidup di dunia bersama kaum keluarganya yang kafir dan durhaka.

Buya Hamka dalam tafsir al-Azhar menjelaskan keluarga bahagia di akhirat yang dimaksud ialah sesama ahli surga. Sebab, orang-orang yang sama-sama mendapat nasib baik, mendapat keridhaan Allah, lalu dimasukkan Tuhan ke dalam syurga-Nya laksana satu keluarga.

Namun, keluarga inti yang terdiri dari orang tua dan anak-anaknya yang terbentuk oleh ikatan perkawinan dan ikatan darah satu keturunan, sejatinya menjadi bagian dari keluarga bahagia di akhirat, bukan justru gembira di dunia tapi celaka di neraka.

Di akhir surah al-Insyiqaq (ayat 20-25) dijelaskan pula mereka yang menjadi ahli neraka disebabkan tidak beriman, menolak kebenaran Alquran, enggan bersujud pada Allah, lalu mendustakan ayat-ayat-Nya. Sementara mereka ahli surga adalah keluarga yang beriman dan beramal saleh.

Berdasarkan ayat di atas, penting mendidik keluarga bahagia dengan melakukan empat hal. Pertama, pendidikan akidah. Keluarga harus dibentuk melalui ikatan pernikahan yang sah karena Allah SWT dengan mengutamakan agama dan akhlaknya.

Nabi SAW bersabda, "Ajarkan kalimat la ilaha illa Allah kepada anak kalian sebagai kalimat pertama, dan tuntunlah mereka mengucapkan la ilaha illa Allah menjelang mati." (HR Hakim).

Kedua, penguatan pendidikan Alquran. Keluarga bahagia menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya rumah yang dibaca di dalamnya Alquran, niscaya cahayanya akan jelas terlihat oleh para penduduk langit laksana bintang-bintang di langit jelas terlihat oleh penduduk bumi." (HR Ahmad).

Ketiga, penguatan pendidikan ibadah. Keluarga bahagia adalah mereka yang senantiasa sujud atau taat beribadah pada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW menegaskan pada orang tua hendaknya mendidik anaknya shalat ketika mampu membedakan tangan kanan dan kiri (HR Abu Daud).

Keempat, penguatan pendidikan akhlak. Amal saleh adalah akhlak atau perbuatan baik dalam segala hal yang didasari iman untuk memperoleh ridha Allah. Keluarga saleh tidak melakukan perbuatan yang merusak (fasad) baik bagi diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat