Petugas medis melakukan tes usap (swab test) kepada seorang karyawan warung kopi saat razia masker di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (8/12) malam. | JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO

Nasional

Wiku: Penularan Covid-19 Makin tak Terkendali

Peningkatan testing ini juga diikuti tren peningkatan kasus positif Covid-19 yang semakin memburuk.

JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, jumlah testing yang dilakukan di Indonesia saat ini semakin meningkat. Pada pekan pertama Desember 2020, jumlah testing bahkan sudah mendekati target WHO yakni mencapai 96,35 persen.

Kendati demikian, peningkatan testing ini juga diikuti tren peningkatan kasus positif yang semakin memburuk. Seharusnya, kata Wiku, jumlah testing yang tinggi tidak diikuti angka peningkatan kasus positif. “Artinya, tingkat penularan makin tidak terkendali,” ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/12).

Di sisi lain, Wiku menyebut, tingkat kepatuhan masyarakat dalam menjalankan disiplin protokol kesehatan semakin menurun. Pada September, tingkat kepatuhan memakai masker tercatat menurun dari 83,67 persen menjadi 57,78 persen pada awal Desember. Sedangkan pada periode yang sama, kedisiplinan dalam menjaga jarak juga menurun dari 59,57 persen menjadi 41,75 persen.

Wiku pun meminta kerja sama serius seluruh pihak dan juga masyarakat. Sehingga kerja keras yang dilakukan selama ini tak sia-sia. Lebih lanjut, ia juga meminta daerah agar segera berkoordinasi dengan satgas pusat jika kekurangan obat-obatan, reagen, maupun APD.

“Pastikan kebutuhan logistik ini mencukupi sehingga tidak menghambat penanganan yang dilakukan kepada pasien Covid-19 di seluruh fasilitas kesehatan,” ujar Wiku.

Wiku Adisasmito menyampaikan, angka kematian pada pekan ini mengalami penurunan sebesar 10,3 persen yakni dari 912 menjadi 818 kasus kematian selama satu pekan. Satgas mencatat, Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah dengan kenaikan angka kematian tertinggi selama sepekan dengan kenaikan 58 kasus kematian dari 102 menjadi 160 kasus.

“Disusul Jawa Barat naik 29, dari 34 ke 63. Sumatera Selatan naik 20 kasus, dari 16 ke 36. NTT naik 8 kasus, dari 1 ke 9. Sulawesi Selatan naik 6 kasus, dari 6 ke 12,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.

Ia mengingatkan agar pemerintah daerah dan masyarakat tetap mewaspadai penularan kasus Covid-19 meskipun terjadi penurunan angka kematian. Sebab, kasus positif dan kasus aktif pun tercatat terus meningkat. Bahkan, Wiku menyebut tingkat penularan kasus semakin tidak terkendali.

“Bahkan pada Kamis minggu lalu 3 Desember, peningkatan kasus positif mencapai angka 8.369. Angka ini menunjukan kondisi yang sangat membahayakan dan mencerminkan masih tingginya penularan yang terjadi di masyarakat,” jelasnya.

Karena itu, Satgas meminta kepada daerah untuk melakukan evaluasi penanganan pasien Covid-19 di tiap fasilitas kesehatannya. Jika terdapat kendala, daerah dapat segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Zona oranye

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, peta zonasi risiko dalam beberapa bulan terakhir ini selalu didominasi oleh daerah dengan zona risiko sedang atau zona oranye. Wiku Adisasmito pun menegaskan, zona oranye bukanlah merupakan zona nyaman sehingga pemerintah daerah harus tetap mewaspadai tingkat penularan kasus.

photo
Peta Kerawanan Covid-19 per 6 Desember 2020 - (covid19.go.id)

“Ini bukan tempatnya untuk merasa nyaman. Saya tekankan sekali lagi, zona risiko sedang bukan zona nyaman,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta. Kendati demikian, Satgas mencatat terjadi sedikit penurunan jumlah provinsi di zona risiko sedang. Pada pekan lalu terdapat 374 kabupaten kota yang masuk dalam zona oranye, namun pada pekan ini jumlahnya menurun menjadi 371 daerah.

Lebih lanjut, penurunan juga terjadi di daerah yang berada di zona risiko tinggi. Jika pada pekan lalu terdapat 50 kabupaten kota yang masuk zona risiko tinggi, pada pekan ini jumlahnya turun menjadi 47 daerah.

Sedangkan untuk zona risiko rendah, terdapat peningkatan dari 75 kabupaten kota pada pekan lalu menjadi 84 kabupaten kota pada pekan ini. Dan untuk zona tidak terdampak mengalami penurunan jumlah dari 9 daerah pada pekan lalu menjadi 6 kabupaten kota pada pekan ini.

“Selanjutnya untuk zona yang tidak mencatatkan kasus baru, jumlahnya tetap dari minggu lalu yaitu 6 kabupaten kota,” ujarnya. Wiku menyampaikan, masih banyaknya daerah yang bertahan di zona risiko sedang sangat mengkhawatirkan. Karena itu, ia mengingatkan pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kewaspadaannya.

“Tidak menutup kemungkinan kabupaten kota yang berada di zona risiko sedang dapat berpindah ke zona risiko tinggi apabila pemerintah daerah maupun masyarakat lengah,” jelasnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat