Tentara berdiri di dekat helikopter tempur Z-9WZ beserta persenjataan yang diproduksi Cina yang dipertontonkan di Mabes Militer RRC di Beijing, Agustus lalu. | AP

Internasional

Penjualan Senjata Cina Naik 4,8 Persen

Menteri Luar Negeri Cina merasa yakin hubungan Cina dan AS akan pulih.

STOCKHOLM -- Lembaga think tank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengatakan, penjualan senjata empat perusahaan terbesar Cina di sektor pertahanan pada 2019 naik 4,8 persen dibandingkan 2018. Total penjualan senjata mereka tahun lalu mencapai 56,7 miliar dolar AS. 

SIPRI yang bermarkas di Swedia mengatakan, untuk pertama kalinya mereka memasukkan perusahaan-perusahaan pertahanan Cina ke daftar 25 produsen senjata terbesar di dunia. Empat perusahaan Cina yang dimasukkan SIPRI pada daftar tersebut, antara lain, Aviation Industry Corporation of China (AVIC), China Electronics Technology Group Corporation (CETC), China North Industries Group Corporation (NORINCO), dan China South Industries Group Corporation (CSGC).

Secara berurutan, mereka berada di peringkat 6, 8, 9, dan 24. "Perusahaan-perusahaan Cina menerima keuntungan dari program modernisasi untuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA)," kata peneliti senior SIPRI, Nan Tian, dalam pernyataannya yang mendampingi daftar tersebut, Senin (7/12).

Negara-negara Barat menilai potensi ancaman militer Cina makin besar. Laporan reformasi Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dirilis pekan lalu menyebutkan, aliansi Atlantik harus berpikir lebih keras untuk mencari cara mengatasi meningkatnya kekuatan militer Cina. 

SIPRI mengatakan, penjualan senjata 25 produsen senjata di daftar yang mereka susun pada 2019 naik 8,5 persen menjadi 361 miliar dolar AS. Lima perusahaan terbesar semuanya berasal dari Amerika Serikat (AS), yakni Lockheed Martin, Boeing, Northrop Grumman, Raytheon, dan General Dynamics. Total penjualan senjata lima perusahaan itu mencapai 166 miliar dolar AS. Sebelumnya, SIPRI tidak pernah memasukkan perusahaan Cina ke daftar ini karena tidak memiliki data lengkap. 

photo
Kendaraan tempur militer RRC mengangkut misil balistik anti-kapal DF-21D. - (AP Photo/Andy Wong)

Bekerja sama dengan AS

Dalam perkembangan terpisah, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi merasa yakin hubungan Cina dan AS akan pulih. Wang berharap kebijakan AS terkait Cina ke depan dapat kembali objektif dan rasional. 

"Cina dan AS dapat sepenuhnya bekerja sama di berbagai bidang, seperti mengelola pandemi, pemulihan ekonomi, dan perubahan iklim," ujar Wang kepada sekelompok pemimpin perusahaan AS, Senin.

Wang menyatakan, menjadi keputusan AS untuk membuat keputusan yang benar tentang hubungan dengan Cina pada masa depan. Namun, dia meminta kedua negara untuk melanjutkan dialog di semua tingkatan dan mendorong pertukaran persahabatan antara badan legislatif, lembaga think tank, komunitas bisnis, dan media.

Hubungan Cina dengan AS sedang berada di titik terendah selama pemerintahan Presiden Donald Trump. Kepemimpinan Trump akan berakhir pada 20 Januari setelah kalah dalam pemilihan presiden pada bulan lalu dan jabatannya akan digantikan oleh presiden terpilih Joe Biden.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat