
Nasional
Ratusan Siswa Positif Covid-19 di Jateng
Meledaknya klaster sekolah tatap muka bisa dipicu momentum pilkada sekaligus liburan.
SEMARANG – Klaster penyebaran Covid-19 di satuan pendidikan terus ditemukan di berbagai daerah. Salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Tengah (Jateng) diketahui menjadi klaster baru setelah ratusan siswanya terkonfirmasi positif Covid-19 ketika mengikuti uji coba sekolah tatap muka.
Pembelajaran tatap muka yang rencananya dimulai awal tahun depan pun disarankan ditunda. Pilihan menunda ini dinilai lebih mendesak dilakukan untuk menghindari mudarat yang lebih besar jika harus memaksakan sekolah tatap muka. Sebab, fakta di lapangan menunjukkan, sekolah tatap muka belum aman.
Ketua DPRD Provinsi Jateng Bambang Kusriyanto pun menyarankan Pemprov Jateng untuk menangguhkan rencana sekolah tatap muka. “Paling tidak hingga sudah ada kepastian tersedianya vaksin Covid-19,” kata dia di Semarang, Ahad (6/12).
Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19. Artinya, mulai Januari 2021 sekolah tatap muka diizinkan untuk diselenggarakan dengan berbagai persyaratan.
SKB tersebut ditandatangani menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri agama, menteri kesehatan, dan menteri dalam negeri dan diumumkan pada 20 November lalu. Dalam SKB itu, pemerintah daerah diberi kewenangan penuh menetapkan sekolah mana yang diizinkan atau tidak untuk dibuka kembali.
Melihat apa yang terjadi di Jateng, Bambang menilai penangguhan sekolah tatap muka adalah pilihan terbaik. Dia mengingatkan, keamanan dan keselamatan siswa maupun guru dari risiko penularan Covid-19 harus menjadi prioritas utama.
Bambang menyebut munculnya pelajar yang terpapar Covid-19 tidak hanya di SMK itu saja. Di beberapa daerah di Jateng, sejumlah guru dan siswa juga terkonfirmasi positif Covid-19. “Dalam situasi seperti ini, pilihan yang paling tepat adalah menunda terlebih dahulu rencana sekolah tatap muka tersebut,” ujar dia.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, hasil tracing diketahui penularan dari guru. Sebab, kata dia, siswa yang terpapar dan mengikuti uji coba sekolah tatap muka tidak keluar dan tinggal di asrama sekolah. Untuk penanganan lebih lanjut, Ganjar memerintahkan seluruh uji coba sekolah tatap muka dihentikan. Politikus PDIP ini juga meminta, tidak hanya SMK Jateng saja, sekolah boarding yang lain sebaiknya juga melakukan skrining.
Pagi tadi, Gubernur ganjarpranowo mengecek SOP protokol kesehatan di SMK N Jateng dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka Januari mendatang.
Gubernur juga menyampaikan, pembelajaran tatap muka belum bisa dilakukan serentak di semua sekolah di Jateng. pic.twitter.com/g857DzgPUo — Humas Jateng (humasjateng) December 1, 2020
Munculnya sejumlah kasus pelajar yang terpapar Covid-19 ini menjadi peringatan kepada semua agar tetap berhati-hati dan senantiasa mewaspadai berbagai risiko penularan Covid-19, termasuk juga dengan rencana sekolah tatap muka di bulan Januari 2021 mendatang.
Sebab, sekolah yang menerapkan protokol kesehatan ketat saja masih memiliki potensi penularan. “Sekolah tatap muka akan tetap bergantung kepada kondisi,” ujar dia.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengingatkan bahaya meledaknya klaster Covid-19 di sekolah saat pembukaan pembelajaran tatap muka atau kelas offline per 1 Januari 2021. Meledaknya klaster sekolah tatap muka ini bisa dipicu adanya momentum pilkada serentak sekaligus libur Natal dan tahun baru.
Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti mengatakan, kondisi saat ini mengkhawatirkan karena selama kampanye banyak calon kepala daerah dan para pendukungnya yang mengabaikan protokol kesehatan. Setidaknya 70 calon kepala daerah telah dinyatakan positif Covid-19.
Selain itu, lanjut Retno, waktu libur Natal dan cuti akhir tahun sangat mungkin membuat banyak keluarga bepergian dengan potensi mengabaikan protokol kesehatan. “Ini berpotensi membahayakan guru dan siswa didik,” kata Retno.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ini mencontohkan kasus klaster di MAN 22 Jakarta Barat. Sebanyak 33 guru di sana dinyatakan positif Covid-19. Penularan berasal dari satu guru yang menunjukkan gejala Covid-19 dan sempat berinteraksi di madrasah sehingga puluhan guru lain dinyatakan positif Covid-19.
“Kondisi inilah yang dikhawatirkan, apalagi dibarengi dengan pembukaan waktu sekolah seluruh Indonesia. Ditambah daerah yang tadi menyelenggarakan pilkada dan daerah tujuan wisata, maka sekolah bisa menjadi klaster baru,” ujar Retno.
Kasus Covid-19 Klaster Pendidikan
(233 siswa dan 46 guru positif)
- SMPN 3 Jekulo Kudus (4 guru meninggal)
- SMAN 1 Polokarto Sukoharjo (11 guru positif)
- MAN 22 Jakarta Barat (33 guru dan staf TU positif)
- SMP swasta berasrama di Jepara (15 siswa positif)
- 17 SMP di Kota Surabaya (36 siswa positif)
- SMK di Kota Semarang (1 guru dan 177 siswa positif)
Sumber: FSGI
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.