Sosialisasi psoriasis (ilustrasi) | Mahmud Muhyidin/Republika

Sehat

Apa Itu Psoriasis?

Penyakit ini bisa menurunkan kepercayaan diri penderitanya.

Awalnya Chiara Lionel Salim mengalami luka karena jatuh dari sepeda. Namun, luka yang dialami bocah kelas tiga SD itu pada 2008 lalu itu ternyata tidak membaik justru malah makin parah. Akhirnya ia dibawa ke dokter untuk melakukan pemeriksaan. Diagnosis dokter terhadap penyakitnya pun berbeda-beda sehingga pengobatannya pun berbeda.

Kemudian, bercak merah pada luka menyebar. Suatu saat ibunda Chiara mencurigai anaknya mengalami psoriasis dan kembali membawanya ke dokter. Sejak saat itulah, ia didiagnosis psoriasis. Hingga kini ia sudah 12 tahun hidup bersama psoriasis.

"Saya sadari bahwa saya berbeda dengan teman sebaya saya. Kalau teman-teman kulitnya mulus, saya itu satu badan kulitnya merah-merah, bersisik, perih dan gatal. Saya sadar kalau saya berbeda, tingkat kepercayaan diri turun, sedih, terpukul.  Mempertanyakan mengapa harus saya yang kena penyakit seperti ini, mengapa harus saya yang berbeda dari teman-teman lain,'' ujarnya dalam kela media virtual bertema “Psoriasis, Lebih dari Sekadar Penyakit Kulit”.

Dia pun merasa dirinya tidak berharga. ''Sebagai orang merasa jelek banget," ungkapnya lagi. Namun ia beruntung hidup bersama orang tua yang mendukung agar tetap percaya diri. Hingga saat ini ia mampu bertahan sebagai pasien psoriasis.

Psoriasis merupakan kondisi kulit autoimun kronis yang mempercepat siklus pertumbuhan sel kulit, yang menyebabkan timbulnya bercak merah bersisik, tebal dan kering. Psoriasis dapat timbul pada kulit di bagian tubuh mana pun. Beberapa pasien juga merasa gatal, terbakar dan menyengat. Kondisi kulit tidak menular ini telah dialami sekitar dua persen dari total populasi dunia.

Menurut ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI), dr. Endi Novianto, SpKK(K), FINSDV, FAADV,  saat ini psoriasis banyak kita jumpai di masyarakat. Sayangnya bagi sebagian orang, mereka tidak menyadari bahwa mereka mengalami psoriasis. "Walaupun psoriasis masih belum dapat sepenuhnya disembuhkan, tetapi dengan penanganan yang tepat, penyakit ini bisa dikendalikan kekambuhannya dengan baik,” ujarnya.

Ia menambahkan psoriasis yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat berkembang menjadi penyakit yang lebih serius seperti radang sendi (psoriasis arthritis atau PsA) dan sindrom metabolik.

“PsA dapat terjadi pada sekitar 30 persen orang dengan psoriasis. Selain PsA, orang dengan psoriasis juga dapat memiliki berbagai penyakit penyerta lainnya seperti depresi, diabetes, dan penyakit jantung. Sekitar 12 persen dari orang dengan psoriasis memiliki diabetes tipe 2," kata Dokter Endi.

Dokter Danang Tri Wahyudi, SpKK(K), FINSDV, FAADV menambahkan setiap orang memiliki risiko yang sama terkena psoriasis, baik wanita maupun pria. Untuk itu, sangat penting bagi seseorang yang memiliki masalah psoriasis, atau yang mengetahui apabila keluarganya memiliki riwayat penyakit psoriasis untuk mengetahui pemicunya.

 

 
Setiap orang memiliki risiko yang sama terkena psoriasis.
Dokter Danang Tri Wahyudi, SpKK(K), FINSDV, FAADV 
 

 

Pasien dengan psoriasis perlu mendapatkan tata laksana yang memenuhi syarat serta biasanya penatalaksanaannya bergantung pada seberapa banyak kulit yang terpengaruh, seberapa berat kondisinya, atau lokasi bercak kemerahan dan sisik, serta bersifat individual. Selain itu juga penting untuk mengubah gaya hidup untuk menjadi pola hidup bersih dan sehat.

Penatalaksana yang direkomendasikan beragam, mulai dari pengobatan topikal menggunakan krim dan salep, terapi sinar ultraviolet, obat-obatan oral, dan yang terbaru adalah pengobatan menggunakan agen biologik.

“Walaupun telah mendapatkan pengobatan oleh dokter, pasien dengan psoriasis juga harus mengubah dan menerapkan gaya hidup yang sehat untuk mendapatkan kualitas hidup yang optimal, antara lain menurunkan berat badan bagi yang berlebih, berhenti konsumsi alkohol, berhenti merokok, melakukan diet sehat dan yang tidak kalah penting adalah berolahraga secara rutin,” ujar Danang.

photo
Warga mengecek kesehatannya saat mahasiswa dari FKUI menggelar kampanye tentang penyakit Psoriasis saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau car free day di kawasan Bundaran HI, Jakarta. (Republika/Mahmud Muhyidin)

Untuk membantu dokter dan pasien psoriasis di Indonesia dalam memonitor kondisi psoriasis, maka telah hadir aplikasi Psonesia (Psoriasis Indonesia). Beberapa fitur yang disajikan dalam aplikasi ini antara lain dapat membantu pasien mendapatkan informasi yang komprehensif seputar psoriasis, riwayat penyakit dan pengobatan yang telah mereka jalani, kemajuan psoriasis pasien, membantu mengarahkan pasien kepada dokter spesialis terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, serta fitur lainnya yang tidak kalah informatif.

Selain membantu pasien, aplikasi ini juga dapat memberikan gambaran lebih jelas bagi dokter terhadap tingkat psoriasis yang dimiliki pasien, membantu dokter menentukan tata laksana yang lebih baik terhadap pasien berdasarkan riwayat penyakit mereka, serta menyediakan informasi ilmiah untuk meningkatkan kapasitas dokter dalam menangani pasien psoriasis.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat