Pembatik binaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyelesaikan pembuatan batik khas bogor di Kampung Batik Cibuluh, Cibuluh, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/10). | Republika/Thoudy Badai

Opini

Merawat Relawan

Mengembalikan makna kerelawanan melalui sinergi kampus dan desain pembelajaran.

SRI NURHIDAYAH, Kepala Lembaga Beasiswa Baznas, Alumnus Program Pascasarjana Psikologi Pendidikan Universitas Indonesia 

Salah satu laku teladan yang dimiliki masyarakat Indonesia adalah kerelawanan. Data yang diungkapkan lembaga statistik Gallup, yang mengambil lebih dari 153 ribu responden dari 146 negara memperlihatkan, Indonesia menjadi negara yang 53 persen warganya meluangkan waktunya untuk melakukan kegiatan kerelawanan.

Secara umum, para responden di 146 negara tersebut cenderung tidak memberikan waktu mereka (18 persen) dibandingkan memberikan uang mereka (27 persen) atau membantu orang asing yang membutuhkan (43 persen).

Survei yang diberi judul The 2018 World’s Most Generous Countries ini, dilakukan melalui percakapan telepon atau wawancara tatap muka dengan rata-rata seribu responden per negara yang berusia lebih dari 15 tahun.

 

 
Saat ini, dengan perkembangan teknologi, kerelawanan menjadi semakin cair. Proyek sosial dapat dibuat, baik oleh individu maupun komunitas.
 
 

 

Selaras dengan survei tersebut, pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini, hingga April 2020, sebanyak 23.472 orang terdaftar sebagai relawan Covid-19 di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sementara itu, Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, mendapati jumlah relawan vaksin Covid-19 membeludak. Relawan vaksin sudah mencapai 2.171 dari target 1.620 orang, padahal masih ada lebih dari sepekan tersisa untuk penutupan pendaftaran.

Saat ini, dengan perkembangan teknologi, kerelawanan menjadi semakin cair. Proyek sosial dapat dibuat, baik oleh individu maupun komunitas. Tidak sedikit anak-anak muda yang bergerak sendiri atau bersama komunitasnya, mendapatkan simpati publik.

Ada berbagai tujuan ketika seseorang menjadi relawan, yang utama tentu sesuai dengan definisi relawan, yakni meluangkan waktu, tenaga, pikiran, keterampilan, dan keahliannya untuk membantu orang lain.

Seorang relawan, memahami bahwa dirinya tidak akan mendapatkan bayaran atas apa yang telah diberikannya. Bagi organisasi atau lembaga, motivasi anak-anak muda menjadi relawan bisa mewujud sebagai kesempatan berharga untuk menguatkan misi organisasi.

 

 
Beberapa alasan anak muda menjadi relawan adalah mendapatkan pengalaman, pembelajaran bermakna, dan kepuasan pribadi. 
 
 

 

Beberapa alasan anak muda menjadi relawan adalah mendapatkan pengalaman, pembelajaran bermakna, dan kepuasan pribadi. Selain itu, memperluas jaringan profesional dan menambah keterampilan kerja, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang relawan.

Hal lain yang juga diharapkan dari seorang relawan adalah dapat mempelajari masyarakat, menikmati interaksi sosial yang berbeda, serta bertemu orang-orang baru dengan berbagai latar belakang berbeda.

Menjadi bagian dari perubahan bagi masyarakatnya, terutama dalam pemberdayaan, juga alasan penting anak-anak muda yang menjadi relawan. Keseluruhan alasan ini akan membangun konsep diri yang positif dan menambah kepercayaan diri para relawan.

Organisasi yang memiliki kemampuan mengelola harapan relawan akan memperoleh relawan loyal, yang berkomitmen tinggi terhadap misi bersama. Mereka akan mendedikasikan diri memperjuangkan isu bersama untuk waktu tak tertentu.

Relawan memiliki ikatan kuat, baik dengan lembaga, isu, maupun program yang dijalankan lembaga. Para relawan ini akan menjadi mitra lembaga, bukan sekadar relawan dalam menjalankan aktivitas, melainkan juga memberi masukan bahkan menjadi ‘juru bicara’ tidak resmi lembaga.

 
Dunia pendidikan dengan konsep merdeka belajar dan kampus merdeka, juga membuka kesempatan membangun sistem kerelawanan secara kondusif.
 
 

Desain lembaga dalam sistem manajemen, menjadi kunci mendapatkan relawan loyal. Program kerelawanan ditempatkan tidak sebagai pelengkap, tetapi juga bagian dari komponen utama lembaga dalam mencapai misi lembaga.

Desain rekrutmen, pelatihan, dan tantangan bagi relawan menjadi kunci keberhasilan kerelawanan. Saat ini, kesempatan kolaborasi meningkatkan kualitas kerelawanan terbuka lebar. Bagi pengelola beasiswa, kerelawanan harus jadi nilai wajib untuk para pesertanya.

Nilai-nilai terimplementasi dalam berbagai program pembinaan selama peserta memperoleh beasiswa. Dunia pendidikan dengan konsep merdeka belajar dan kampus merdeka, juga membuka kesempatan membangun sistem kerelawanan secara kondusif.

Di antaranya, mengembalikan kembali makna kerelawanan melalui sinergi kampus dan desain pembelajaran. Catatan-catatan terkait relawan yang memperoleh imbal jabatan atau  imbal jasa yang mungkin memengaruhi anak-anak muda, perlu kita luruskan.

Sebanyak 53 persen masyarakat yang meluangkan waktunya melakukan kegiatan kerelawanan membuktikan itu bagian dari tradisi kerelawanan yang berakar kuat di Indonesia. Survei Gallup tidak sekadar statistik, tetapi juga inilah cermin kita. Insya Allah. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat