Seorang guru menjalani tes usap (swab test) COVID-19 di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo, Gorontalo, Kamis (3/12). Tes usap yang diikuti oleh 270 guru tersebut dilakukan menjelang rencana pemberlakuan belajar tatap muka pada Januari 2021 nanti. | ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Nasional

33 Guru di Jakarta Positif Covid-19

PGRI meminta pemerintah lebih serius dalam melindungi keselamatan guru dari Covid-19.

JAKARTA – Sebanyak 33 guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 22 Jakarta Barat terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka diketahui terpapar virus korona setelah melakukan perjalanan bersama ke Yogyakarta dengan menggunakan dua mobil pada 20-23 November 2020.

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag DKI Jakarta Nur Pawaidudin mengatakan, perjalanan ke Yogyakarta diikuti 47 guru dan pegawai Tata Usaha (TU) MAN 22 Jakbar. Dia memastikan, dalam perjalanan tersebut, tak ada siswa yang ikut atau terlibat di kegiatan itu. “Hanya guru dan (pegawai) TU, nggak ada siswa,” kata Nur saat dihubungi Republika, Kamis (3/12).

Menurut dia, usai kembali ke Jakarta, salah satu orang merasa tidak enak badan dan melakukan tes usap (swab test). Hasilnya, orang itu diketahui positif Covid-19. Akhirnya, seluruh guru dan staf TU yang ikut dalam perjalanan tersebut langsung melakukan tes usap secara berkala. “Tujuh orang negatif, yang lain (7 orang) masih menunggu hasil,” ujar dia.

photo
Sejumlah murid memperlihatkan poster sosialisasi pencegahan Covid-19 sebelum pembagian masker di salah satu Sekolah Dasar Negeri, Desa Garut, Kecamatan Darul Imara, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (2/12). Pemerintah Aceh meluncurkan Gerakan Masker Sekolah (Gemas) dengan menyasar sebanyak 1,08 juta pelajar. - (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Menurut dia, Kanwil Kemenag DKI Jakarta tidak menerima pemberitahuan bahwa para guru dan staf itu akan melakukan perjalanan ke Yogyakarta dalam rangka pelepasan kepala MAN 22 yang pensiun. Apabila penanganan kesehatan terhadap guru-guru itu selesai, Kanwil Kemenag DKI akan melakukan penelusuran untuk menentukan tindakan berikutnya.

Pada Kamis (3/12) siang, gedung MAN 22 dikunci rapat-rapat usai dilakukan penyemprotan disinfektan. Berdasarkan pantauan Republika di MAN 22, Palmerah, Jakarta Barat, tampak tak ada aktivitas di area sekolah tersebut. Pagar sekolah juga dikunci rapat-rapat.

Sekitar pukul 14.00 WIB, tampak seorang pengemudi ojek daring mengantarkan makanan ke sana. Pengemudi menggantungkan makanan tersebut di pagar besi warna hitam itu. Tak lama berselang, penjaga sekolah muncul untuk mengambil makanan tersebut. “Sekolah dikunci dan tidak boleh ada yang masuk sejak Senin (30/11),” kata penjaga sekolah, Fadila, kepada Republika dari balik pagar.

Fadila mengaku mendapat instruksi untuk menutup sekolah dari Kepala Tata Usaha MAN 22. Dia menyebut, para guru yang mengikuti perjalanan ke Yogyakarta tak ada yang mengunjungi sekolah dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, kegiatan belajar tatap muka sudah ditiadakan sejak awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

photo
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka di SMAN 30 Garut, Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (3/12/2020). Sebanyak 15 SMA dan SMK di Garut Selatan telah melaksanakan pembelajaran tatap muka seizin Dinas Pendidikan Jawa Barat dan kecamatan setempat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. - (ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah)

“Bahkan sebelum kejadian nggak ada yang ke sekolah. Sekarang cuma saya sendiri di sini dan semua akses masuk saya kunci,” kata lelaki paruh baya itu.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengizinkan sekolah mulai melakukan pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. Tentu dengan syarat ketat yang wajib dipenuhi sekolah.

Mengingat pandemi belum usai, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. “Pada saat ini ternyata keadaan belum membaik dan teradapat ketidaksamarataan atau inequality, baik dalam hal data maupun dalam hal penanganan Covid-19 di Indonesia ini,” kata Ketua Umum Pengurus Besar IDAI Aman B Pulungan.

Aman menilai, kebijakan untuk membuka sekolah di masing-masing daerah harus meminta pertimbangan dari dinas kesehatan dan organisasi profesi kesehatan setempat. Dalam hal ini, penting untuk memperhatikan apakah angka kasus baru di daerah tersebut masih meningkat atau tidak. “Tolong melihat juga positivity rate di masing-masing daerah,” ujar dia.

Idealnya, sekolah terbilang aman untuk dibuka kembali bila daerah tempat sekolah tersebut berada memiliki positivity rate di bawah 5 persen. Namun, penentuan positivity rate di masing-masing daerah ini perlu diimbangi dengan kapasitas pemeriksaan yang sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Aman mengingatkan, pembukaan sekolah untuk kegiatan pembelajaran tatap muka memiliki risiko tinggi terhadap terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang signifikan pascapembukaan kembali sekolah telah dilaporkan di banyak negara. “Sekalipun negara maju seperti Korea Selatan, Prancis, Amerika,” ujar dia.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara mengatakan, pemerintah harus lebih serius dalam melindungi keselamatan guru dari virus korona. Beberapa kali berita terkait meninggalnya guru karena penyakit Covid-19 menandakan negara tidak hadir. Di Kudus, Jawa Tengah, sebanyak tiga guru di SMP 3 Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dinyatakan meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

“Meningkatkan perlindungan profesi guru ini sangat wajib. Pemerintah sebelumnya juga abai terhadap perlindungan para guru. Guru jadi tidak terlindungi karena pemerintah tidak bisa melindungi guru. Sekarang ada wabah Covid-19, ini terjadi dan negara tidak hadir,” kata Dudung.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat