Ketua umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) terpilih Arys Hilman Nugraha memberikan sambutan di Jakarta, Sabtu (28/11). | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

Arys Hilman Pimpin Ikapi

Ikapi harus bisa memainkan peran mendampingi masyarakat sehingga industri percetakan tumbuh.

JAKARTA -- Ikatan Peberbit Indonesia (Ikapi) resmi melantik Arys Hilman Nugraha sebagai Ketua Umum periode 2020-2025. Direktur PT Pustaka Abdi Bangsa, salah satu brand Republika penerbit, itu terpilih berdasarkan mekanisme voting elektronik oleh pengurus Ikapi di seluruh Indonesia.

"Menetapkan perolehan suara terbanyak, yakni kandidat nomor 1 (Arys Hilman) sebagai ketua umum pengurus Ikapi 2020-2025," kata Ketua Steering Committee Musyawarah Nasional (Munas) Ikapi ke-19, Mahpudi di Jakarta, Sabtu (28/11). Penetapan tersebut diikuti oleh pelantikan dan pembacaan ikrar sumpah Ikapi oleh Arys Hilman. 

Arys terpilih sebagai pimpinan tertinggi Ikapi setelah mengungguli perolehan suara dari dua kandidat lainnya. Arys mendapatkan dukungan mayoritas anggota, yaitu 270 suara atau 71,1 persen dari total 388 suara yang masuk. Berurutan, kandidat nomor 3, Rosidayati Rozalina mendapatkan 101 atau 26,6 suara anggota Ikapi dan kandidat nomor 2, Setia Darma Madjid hanya mendulang sembilan suara atau 2,4 persen. 

Mahpudi berharap ketua terpilih dapat menghadapi tantangan ke depan, terutama buku yang harus bersaing dengan teknologi digital. Dia meminta pengurus Ikapi terbaru dapat merangkul para penerbit digital yang ada. "Artinya, teman-teman penerbit konvensional harus bersiap melalukan transformasi diri, kemudian meraih generasi baru yang lebih familiar terhadap teknologi baru," katanya.

Dia menegaskan, meskipun buku cetak konvensional masih dibutuhkan, namun bukan lagi menjadi hal yang mainstream. Bahkan, sudah bukan keharusan industri perbukuan bergerak di bidang percetakan mengingat sudah banyak bermunculan penerbit yang fokus pada digital dan audiobook.

Ikapi harus bisa memainkan peran mendampingi masyarakat sehingga industri percetakan tumbuh dengan paradigma dan model bisnis baru yang berbeda. Ia mencontohkan, penulis bisa mendigitalkan dulu bukunya. "Begitu laku, baru dicetak. Jadi, model bisnis bisa berubah, artinya tergantung inovasi," katanya.

Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman Nugraha bertekad megakomodir para pelaku usaha cetak digital ke dalam Ikapi. Menurut dia, tidak ada halangan bagi penerbit digital bergabung ke dalam Ikapi. "Penerbitan buku digital sudah diakomodasi oleh Undang-undang, dan di AD/ART Ikapi juga mengatakan anggota tidak harus menerbitkan buku dalam bentuk cetak, tapi anggota harus menerbitkan buku dan itu memiliki ISBN," ujar Arys.

photo
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) terpilih Arys Hilman Nugraha berbincang dengan Ketua Umum Ikapi periode 2015-2020 Rosidayanti Rozalina di Jakarta, Sabtu (28/11). - (Republika/Putra M Akbar)

Meski demikian, dia mengaku tantangan industri percetakan ke depan tidaklah mudah. Industri percetakan tidak hanya terhimpit sedikitnya minat baca masyarakat, tapi juga terjepit pandemi Covid-19. Hal itu mengakibatkan jumlah konsumsi buku di masyarakat yang berkurang. 

Menurut Arys, fenomena tersebut diakibatkan oleh dua hal. Pertama, ekosistem perbukuan di Indonesia masih belum sehat. Para penerbit juga masih mendapat tantangan dalam regulasi serta faktor eksternal lainnya.

Kedua, minat baca masyarakat yang masih rendah dihadapkan dengan era digital, sehingga masyarakat terlena dan tidak larut dalam industri literasi. Dia menegaskan, meski bergerak secara industri, tapi para penerbit tetap memiliki cita-cita dan idealisme terkait minat baca masyarakat.

"Kami mengajak peran serta pemerintah dan pihak lainnya untuk turut membantu meningkatkan minat baca sehingga penerbit bisa tumbuh sehat. Perlu strategi khusus dan dukungan dari semua pihak agar ekosistem buku kita bisa terselamatkan dari tantangan ini," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat