Munas Tarjih Muhammadiyah pada tahun lalu. | ANTARA FOTO

Khazanah

Muhammadiyah Gelar Munas Tarjih Secara Daring

Pembukaan Munas Tarjih ke-31 Muhammadiyah akan digelar pada Sabtu, 28 November 2020

JAKARTA -- Majelis Tarjih dan Tabligh PP Muhammadiyah akan menggelar musyawarah nasional (munas) ke-31 secara virtual pada 29 November hingga 20 Desember 2020. Munas Tarjih merupakan forum tertinggi di Muhammadiyah untuk membahas masalah-masalah keagamaan yang akan menjadi panduan bagi warga persyarikatan maupun umat Islam secara umum.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Majelis Tarjih sebagai dapur pemikiran keagamaan strategis Muhammadiyah berusaha mewujudkan nilai-nilai Islam yang maju dan mencerahkan.

Nantinya, munas akan membahas berbagai masalah kontemporer seperti zakat, agraria, difabel, akhlak, terminasi hidup, peribadatan khusus, hingga polemik penentuan waktu Subuh.

“Muhammadiyah dan Majelis Tarjih memandang bahwa usaha untuk mewujudkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan tidak akan pernah selesai karena ada realitas di lokal dan global yang tidak sepenuhnya menggambarkan masyarakat yang maju dan mencerahkan,” ujar Haedar dalam konferensi pers daring mengenai Munas Tarjih, Senin (23/11). 

Lebih lanjut, Ketua Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar menjelaskan, pada awalnya, Munas Tarjih 2020 direncanakan digelar pada 14-17 April 2020 di Universitas Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur. Namun, pelaksanaan Munas Tarjih dialihkan ke tanggal 29 November–20 Desember 2020 an digelar secara virtual.

"Secara teknis, munas tahun ini diselenggarakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dan Universitas Muhammadiyah Gresik," kata Syamsul. 

Munas virtual ini akan dipusatkan di tiga titik, yakni Pusat Syiar Dakwah Muhammadiyah (Jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta), Pusat Tarjih Muhammadiyah (Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta), dan Universitas Muhammadiyah Gresik. 

Pembukaan Munas Tarjih ke-31 akan digelar pada Sabtu, 28 November 2020, sedangkan agenda munas lainnya digelar setiap Sabtu-Ahad, selama tiga pekan berturut-turut. 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa direncanakan memberikan sambutan pada acara pembukaan. Sedangkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir akan membuka munas secara resmi sekaligus menyampaikan materi tentang al-Hujurat ethics, yaitu nilai dan prinsip etik yang didasarkan pada Alquran surah al-Hujurat sebagai pedoman umat dalam berbangsa dan bernegara.

Sebagai forum tertinggi di lingkungan Tarjih Muhammadiyah, lanjut Syamsul, munas bertujuan menetapkan ketentuan atau kebijakan dalam persoalan agama dalam perspektif Muhammadiyah.  

"Dengan tema 'Mewujudkan Nilai-Nilai Keislaman yang Maju dan Mencerahkan', para ulama dan pakar dari seluruh wilayah Indonesia akan diundang untuk membahas persoalan yang telah ditentukan," ujar dia.

Adapun materi yang akan dibahas dalam munas nanti, di antaranya  fikih zakat kontemporer, fikih difabel, fikih agraria, risalah akhlak, terminasi hidup, kriteria waktu Subuh, dan pengembangan Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah tentang peribadatan khusus. 

Dengan agenda di atas, kata Syamsul, Munas Tarjih ke-31 diharapkan mampu menjadi ajang bagi Muhammadiyah untuk mencari solusi atas berbagai persoalan umat serta menghasilkan berbagai rumusan ibadah kontemporer untuk mencerahkan keagamaan bangsa saat ini.

Munas juga diharapkan dapat memperkuat karakter dasar Muhammadiyah yang tetap kondusif dengan tuntutan zaman, autentik, asli, tapi lentur dengan perkembangan zaman.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat