Seorang pesakitan yang terkonfirmasi Covid-19 diperiksa di Lapas Pekanbaru. (ilustrasi). | ANTARA FOTO/FB Anggoro

Kisah Dalam Negeri

Ketika Covid Menerjang Jeruji Besi Lapas Kendari

86 napi dan sipir yang positif terus dirawat hingga dinyatakan sembuh pada Sabtu (7/11).

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sulawesi Tenggara, Muslim, kini bisa sedikit bernapas lega. Sebanyak 69 orang warga binaan dan 17 orang pegawai di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari telah sembuh dari Covid-19.

Meski begitu, ia belum tahu bagaimana virus asal Kota Wuhan di Cina itu bisa menerjang gerbang baja lapas dan menjalar hingga ke dalam sel tahanan para warga binaan. Muslim menceritakan, ini berawal ketika pihaknya melakukan tes cepat kepada pegawai sipir, termasuk kepada 412 warga binaan, pada awal Oktober lalu.

Hasilnya tak disangka, sebanyak 105 orang warga binaan dan 17 pegawai reaktif Covid. "Kemudian ditindaklanjuti dengan test swab (uji usap) dan hasilnya 69 orang positif. Jadi, saat hasilnya positif, para warga binaan dan pegawai sipir ini menjalani isolasi di eks SMA Angkasa daerah Ranomeeto, termasuk di Rumah Sakit Behteramas dan ruang isolasi lapas," ujar Muslim, pekan lalu.

Hingga akhir Oktober, jumlah itu terus bertambah sampai 87 orang. Muslim tidak mengetahui sumber penularan virus korona di dalam lapas tersebut. Sebab, selama pandemi, tidak ada lagi kunjungan di Lapas Kelas IIA Kendari dan dialihkan melalui video call. Bahkan, sejak merebaknya pandemi pada Maret 2020 lalu, pihaknya sudah tidak menerima tahanan baru untuk semua lapas di Kendari.

Ia menduga penularan di Lapas Kelas IIA bersumber dari sipir yang memiliki akses keluar-masuk area lapas. "Nah, mungkin kendalanya pegawai yang bawa itu kemudian lalu-lalang. Kita tidak tahu ada apa di situ, inilah yang menjadi persoalan," tuturnya.

photo
Narapidana di Lapas Pekanbaru mengenakan masker guna menghindari penularan Covid di lapas tersebut. - (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Setelah kasus merebak, pihaknya langsung berkoordinasi dengan tim Satgas Covid-19 Sultra. Seluruh pegawai UPT Kanwil diwajibkan uji usap antigen. Ia bersyukur tidak ada penambahan kasus setelah Oktober. "Alhamdulillah, seluruh pegawai di lapas yang telah melaksanakan tes usap antigen hasilnya semua negatif," kata dia.

Sementara itu, 86 napi dan sipir yang positif terus dirawat hingga dinyatakan sembuh pada Sabtu (7/11). Sebelum kembali beraktivitas, para napi dan sipir tersebut menjalani isolasi selama 14 hari. "Jadi, untuk di Lapas Kendari sudah steril. Pegawai dan warga binaan sudah selesai masa isolasi dan sudah pulih semua," kata Muslim.

Saat ini, pihaknya melakukan penerapan protokol kesehatan yang lebih ekstra, termasuk bagi keluarga pembesuk narapidana pada masa adaptasi kebiasaan baru. Muslim mengatakan, setiap pembesuk harus mengenakan masker, mencuci tangan, membawa serta cairan antiseptik, menjaga jarak, dan bertemu melalui video call. Durasi waktu besuk juga dipersingkat. "Konsistensi menaati protokol kesehatan menjadi kunci selamat diri sendiri dan orang sekitar kita," kata Muslim.

Menurut Kepala Lapas Kendari Abdul Samad Dama, waktu besuk ditentukan maksimal 10 menit per orang. "Karena itu, fasilitas yang kita sediakan hanya empat unit komputer, kalau kunjungan secara fisik biasanya maksimal 15 menit, tapi karena ini keterbatasan fasilitas, jadi kita batasi 10 menit per orang," kata Abdul. 

photo
Petugas BPBD Padang melakukan penyemprotan disinfektan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Muaro Padang, Sumatra Barat, Selasa (3/11/2020). - (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Kepala Divisi Administrasi Kemenkumham Sultra Kortini JM Sihotang mengatakan, rapid test dan uji swab akan terus dilaksanakan secara berkala untuk kantor wilayah dan 15 UPT di Sultra. "Ini upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19. Seluruh UPT diarahkan untuk melaksanakan rapid test dan juga tes usap antigen," kata Kortini. 

Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kendari Akbar Amnur mengaku tidak bisa memastikan kapan akan menerima tahanan baru. Lapas anak itu juga tidak menerima tahanan baru sejak Maret lalu. "Setelah ada pemberitahuan dari pusat dan wabah Covid-19 berakhir, maka LPKA juga otomatis akan menerima kembali tahanan anak baru," kata Akbar, kamarin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat