Pengunjung duduk dengan menjaga jarak di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (7/11). | Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Pemulihan Ekonomi Diyakini Berlanjut 

Pasar saham Korsel, Jepang, dan Australia melonjak terkait harapan vaksin.

 

JAKARTA -- Data perekonomian Indonesia pada kuartal III menunjukkan adanya pemulihan meskipun masih tumbuh negatif. Perbaikan yang terjadi pada Juli-September diyakini berlanjut. Bahkan, ekonomi Indonesia diprediksi bisa bergerak ke zona positif pada akhir tahun. 

Pada kuartal III lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Namun, jika dibandingkan dengan kuartal II yang minus 5,32 persen (yoy), ekonomi kuartal III tumbuh 5,05 persen. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi kuartal III sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuartal II. “Perekonomian kita sudah mulai ke arah pulih dan bangkit," kata Jokowi saat memberikan sambutan secara virtual dalam peringatan ulang tahun Partai Nasdem, Rabu (11/11). 

Meski kondisi perekonomian membaik, Jokowi mengingatkan jajarannya dan seluruh pihak lainnya untuk tak berpuas diri. Sebab, ada pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan, seperti membuka lapangan kerja dan meningkatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu bersaing di pasar global. 

Pekerjaan rumah lainnya adalah mengatasi permasalahan kesehatan dan jumlah pengangguran yang semakin meningkat akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,77 juta orang pada Agustus 2020 atau 7,07 persen terhadap jumlah angkatan kerja. 

Angka tersebut naik 2,67 juta orang dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,23 persen. "Berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini membutuhkan kerja keras yang ekstra dari biasanya," kata Jokowi. 

Jokowi dalam kesempatan tersebut juga menyinggung mengenai fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang kembali diberikan Amerika Serikat. Ia berharap fasilitas berupa keringanan biaya masuk barang Indonesia ke Amerika tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik agar produk-produk dalam negeri mampu bersaing lebih baik dengan produk dari luar negeri. “Bahkan, maknanya lebih dari itu, bahwa kita semakin memperoleh kepercayaan besar dari masyarakat internasional,” ujar Jokowi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV akan bergerak ke zona positif. Optimisme itu muncul setelah ekonomi kuartal III mampu mengalami pemulihan dari kontraksi sangat dalam pada kuartal II. “Insya Allah, kuartal IV positif. Tahun depan 5 persen dan lima tahun ke depan 6 persen,” kata Perry dalam pembukaan Indonesia Fintech Summit 2020 di Jakarta, Rabu.

Perry menyatakan, pemerintah, bank sentral, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus berkoordinasi untuk menjaga momentum pemulihan yang terjadi pada kuartal III. Dengan begitu, ekonomi pada kuartal terakhir tahun ini diharapkan bisa tumbuh positif. “Moneter, fiskal, Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), dan reformasi struktural, akan mendukung bagaimana pertumbuhan ekonomi kita sehingga keseluruhan ekonomi akan baik,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.

Perry menegaskan, BI akan mengarahkan seluruh kebijakannya untuk mendukung stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Beberapa upaya yang dilakukan BI adalah menurunkan suku bunga, stabilisasi nilai tukar rupiah, quantitative easing, dan berkoordinasi dengan menteri keuangan untuk pembiayaan fiskal, termasuk pendalaman pasar keuangan dan digital.

Penjualan eceran

Pemulihan ekonomi yang terjadi pada kuartal III juga terlihat dari membaiknya penjualan eceran. Bank Indonesia menyampaikan, penjualan eceran pada September 2020 melanjutkan tren perbaikan yang terjadi sejak Juni 2020. Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2020 tercatat sebesar -8,7 persen (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menyampaikan, nilai tersebut membaik dibandingkan dengan pertumbuhan IPR pada Agustus di angka -9,2 persen (yoy). Perbaikan penjualan eceran terjadi pada sebagian besar kelompok komoditas yang dipantau. 

"Perbaikan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat tumbuh positif dalam dua bulan terakhir serta perbaikan pada subkelompok sandang dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor," katanya dalam keterangan pers, Kamis (11/11).

Perbaikan penjualan eceran diperkirakan sedikit tertahan pada Oktober 2020 dengan tumbuh sebesar -10,0 persen (yoy). Sejumlah komoditas, seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok barang budaya dan rekreasi diperkirakan mengalami penurunan penjualan. Sementara itu, beberapa komoditas diprediksi mengalami perbaikan kinerja penjualan, antara lain kelompok perlengkapan rumah tangga dan bahan bakar kendaraan bermotor. 

Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Oktober 2020 diprediksi tumbuh 0,1 persen (mtm) sejalan dengan perayaan hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan libur panjang pada akhir bulan.

Lembaga riset dan kajian independen Brain Society (BS) Center menyarankan pemerintah untuk memperkuat stimulus UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sebab, stimulus UMKM saat ini dinilai belum optimal untuk menjadi bekal tahun depan karena realisasinya masih rendah, terutama program-program yang berkaitan dengan pembiayaan dan kredit. 

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) per Rabu (4/11), realisasi dukungan UMKM sudah mencapai Rp 94,64 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 82,4 persen dari pagu anggaran yang telah disesuaikan, yaitu Rp 114,81 triliun. 

Dari beberapa program yang dijalankan, realisasi subsidi bunga UMKM dan penjaminan kredit UMKM masih tercatat rendah. Penyaluran subsidi bunga untuk UMKM baru 14 persen dari DIPA, yakni Rp 4,9 triliun. Sementara itu, penjaminan kredit UMKM berada di level 27 persen dari DIPA, sekitar Rp 1,5 triliun. 

Ketua Dewan Pakar BS Center Didin Damanhuri menjelaskan, rendahnya realisasi program itu karena pendekatan perbankan ke UMKM tidak terlalu tepat. "Sebab, sensitivitas perbankan untuk menyalurkan ke level UMKM itu terlalu melihat UMKM yang high risk," katanya. 

Pendekatan tersebut harus dievaluasi karena anggaran PEN untuk UMKM pada tahun depan terbilang besar, yakni Rp 48,8 triliun. Anggaran itu sekitar 13,6 persen dari anggaran PEN 2021 yang Rp 356,4 triliun. 

Alih-alih perbankan, BS Center menganjurkan pemerintah lebih banyak memanfaatkan penyaluran pembiayaan ke UMKM melalui koperasi. "Mereka lebih tahu tentang watak dan UMKM seperti apa," kata Didin yang juga guru besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB). Urgensi pengalihan ini semakin tinggi karena pemerintah harus berfokus meningkatkan sisi permintaan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi. Salah satunya melalui dorongan terhadap UMKM. 

Euforia Vaksin Kerek Bursa 

Pasar saham domestik berakhir di zona positif pada perdagangan Rabu (11/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang hari ini menguat dan ditutup di level 5.509,51 atau naik 0,85 persen dibandingkan penutupan kemarin.

Sektor infrastruktur, aneka industri, properti, keuangan, pertambangan, perkebunan, industri dasar mendominasi pergerakan IHSG sehingga menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG hari ini. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 1,46 triliun.

Penguatan tersebut dinilai mendapat pengaruh dari sentimen harapan temuan vaksin Covid-19 yang disampaikan perusahaan Pfizer-BioNTech pada Senin (9/11). "Pasar saham Asia masih merespons positif pergerakan pasar saham global di tengah munculnya vaksin yang dinilai, menjadi sebuah solusi guna mengatasi permasalahan dari perlambatan ekonomi dunia," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Rabu (11/11).

Di sisi lain, pergerakan nilai tukar negara berkembang mulai tertekan setelah dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan adanya pemulihan dalam jangka pendek. Menurut Nico, pergerakan dolar AS yang masih dalam tren bearish memang cukup menarik perhatian para pelaku pasar. 

"Terlebih saat ini, pelaku pasar mengharapkan adanya stimulus lebih lanjut sehingga memberikan potensi banyaknya jumlah uang yang beredar di pasar," kata Nico.

photo
Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham di Jakarta, Jumat (6/11). IHSG ditutup menguat 75,203 poin atau 1,43 persen ke level 5 - (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Rupiah saat ini bergerak mendekati level psikologis 14.000, yang juga diikuti dengan masuknya investor asing pada pasar saham dan pasar obligasi. Terapresiasinya rupiah dalam beberapa pekan terakhir, seiringan dengan turunnya risiko pada pasar keuangan Indonesia. 

Nico melihat hingga akhir pekan ini, rupiah masih dapat menguat ke 13.930 -14.050. Menurut dia, masifnya aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan dalam negeri, dapat memberikan penguatan terhadap rupiah.

Saham-saham di Korea Selatan ditutup pada level tertinggi dalam lebih dari dua setengah tahun pada Rabu, yang memperpanjang reli mereka untuk sesi kedelapan berturut-turut. Tren itu menyusul data perdagangan yang positif dan harapan keberhasilan vaksin. Indikator utama pasar Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 1,33 persen atau 32,74 poin menjadi berakhir di 2.485,57 poin, yang merupakan posisi tertinggi sejak 3 Mei 2018. 

Raksasa chip Samsung Electronics dan perusahaan biofarmasi Celltrion memimpin kenaikan pada indeks acuan, masing-masing meningkat 1,8 persen dan 7,2 persen. "Investor asing terlihat membeli saham-saham kelas berat, termasuk Samsung Electronics di tengah dolar yang lemah. Investor akan fokus pada kemajuan dalam pengembangan vaksin dan kebijakan presiden terpilih AS Biden," kata analis Hana Financial Investment, Lee Young-gon.

Indeks Nikkei Jepang juga ditutup melonjak di level tertinggi baru dalam 29 tahun pada perdagangan Rabu. Hal ini karena investor tetap mengharapkan pemulihan ekonomi global yang cepat dari pandemi Covid-19 di tengah perkembangan keberhasilan uji coba vaksin tahap awal.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) ditutup melonjak 1,78 persen atau 444,01 poin menjadi 25.349,60 poin, yang menandai level penutupan tertinggi sejak Juni 1991. Indeks juga memperpanjang kenaikan untuk sesi ketujuh berturut-turut, reli terpanjang sejak Oktober 2019.

photo
Warga berjalan melintas terlihat dari layar yang menampilkan indikator bursa saham di Tokyo, Jepang, Senin (9/11). - (EPA-EFE/FRANCK ROBICHON)

Indeks Topix yang lebih luas naik 1,66 persen atau 28,27 poin menjadi menetap di 1.723,65, level tertinggi sejak 7 Februari. Semua kecuali tiga dari 33 sub-indeks sektor di bursa Tokyo diperdagangkan lebih tinggi. Tren itu juga seiring dengan optimisme setelah produsen obat AS Pfizer mengatakan pada Senin (9/11/2020) bahwa hasil uji coba awal menunjukkan, vaksin Covid-19 eksperimental lebih dari 90 persen efektif.

Saham-saham Australia juga berakhir lebih tinggi pada perdagangan Rabu, yang mencatat kenaikan untuk hari kelima berturut-turut. Serupa dengan di Indonesia, Korea Selatan, dan Jepang, hal itu juga didukung berita menjanjikan soal vaksin Covid-19 yang efektif sehingga memicu harapan pemulihan ekonomi global yang cepat.

Indeks acuan Australia S&P/ASX 200 terangkat 1,72 persen atau 109,20 poin menjadi ditutup pada 6.449,70 poin, setelah naik ke level tertinggi sejak 3 Maret selama sesi. Sementara indeks All Ordinaries bertambah 1,64 persen atau 107,10 poin menjadi menetap di 6.651,10 poin.

"Perdagangan ekspansif terus bekerja dengan sungguh-sungguh dan rotasi ke bidang pasar, yang tidak disukai terus berlanjut," tulis Chris Weston dari Pepperstone dalam sebuah catatan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat