Pengunjung mengamati busur dan panah milik Nabi Muhammad SAW saat Pameran Artefak Rasulullah dan Sahabat Nabi di Padepokan Welas Asih, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/7/2020). Pameran yang memamerkan 20 benda peninggalan sejarah atau artefa | ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH

Tuntunan

Rasulullah Pahlawan Kami

Kepahlawanan Rasulullah bahkan tampak hingga menjelang ajal.

 

Beberapa hari lagi, kita akan memperingati Hari Pahlawan. Momentum yang terinspirasi dari Pertempuran Surabaya, 10 November 1945, itu menjadi bukti betapa gigih rakyat Indonesia menginginkan kemerdekaan.

Laskar rakyat yang mendapatkan senjata dari Jepang melawan sampai titik darah penghabisan. Bermodalkan Resolusi Jihad dari KH Hasyim Asy'ari dan teriakan takbir Bung Tomo, rakyat Surabaya bertempur tanpa takut.

Meski puluhan ribu tentara Sekutu --Inggris-- akhirnya berhasil menguasai Surabaya, semangat jihad rakyat Surabaya menjalar ke penjuru daerah. Mereka menjadi pahlawan-pahlawan yang menginspirasi keberhasilan republik mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda.

Kisah kepahlawanan di Surabaya pun kita peringati hingga sekarang. November dikenal sebagai bulan pahlawan. Belasan ribu warga meregang nyawa ratusan ribu lainnya harus mengungsi. Semua pengorbanan itu mereka lakukan untuk menikmati rasanya menjadi merdeka.

Jika ditilik lebih jauh, teriakan takbir dan resolusi jihad yang berhasil membakar semangat rakyat berasal dari investasi dakwah ratusan tahun lalu. Karakter kepahlawanan yang amat kuat ditanamkan para kiai, tuan guru, syekh, imam, tabiit tabiin, para tabiin, sahabat, hingga sampai ke Rasulullah SAW. Di situlah Islam memainkan perannya.

Meski dikenal berjiwa lembut dan pemaaf, Rasulullah merupakan seorang panglima perang yang gagah perwira. Beliau pantang mundur meski berada dalam kondisi serbaterbatas. Dengan tebalnya iman, kualitas Rasulullah dan para sahabat mampu mengungguli kuantitas musuh yang jauh lebih banyak.

 
Meski dikenal berjiwa lembut dan pemaaf, Rasulullah merupakan seorang panglima perang yang gagah perwira.
 
 

Mengenai hal itu, Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, "Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada 20 orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 200 orang musuh. Dan, jika ada 100 orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 1.000 orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti." (QS al-Anfal: 65).

Sejarah mencatat kaum Muslimin kerap berperang dengan jumlah yang lebih sedikit. Salah satunya ketika Perang Badar. Saat itu, sekitar 300 Muslim harus berhadapan dengan lebih dari 1.000 kafir Quraisy. Jumlah yang jauh dari kata seimbang. Ditambah lagi, pasukan Muslimin secara kesatuan belum berpengalaman dalam berperang.

Rasulullah pun memberi motivasi kepada kaum Muslimin yang hendak berjihad. Beliau SAW menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang beriman mengenai kemenangan sebelum perang dimulai.

Rasulullah bersabda, "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun yang memerangi mereka pada hari ini dengan penuh kesabaran karena mengharap ridha Allah, berani menghadapi keadaan dan tidak melarikan diri, kecuali Allah memasukkannya ke dalam surganya."

photo
Pengunjung mengamati benda peninggalan sejarah Nabi Muhammad SAW saat Pameran Artefak Rasulullah dan Sahabat Nabi di Padepokan Welas Asih, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/7/2020). Pameran yang memamerkan 20 benda peninggalan sejarah atau artefak Nabi Muhammad SAW dan para sahabat nabi tersebut bertujuan sebagai syiar untuk lebih menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW yang menjadi suri teladan umat manusia - (ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH)

Rasulullah mendidik para sahabat agar menjadi orang-orang yang bersemangat dan memiliki keinginan kuat. Sahabat dibina agar menjadi sosok yang gigih memperjuangkan cita-citanya.Jiwa mereka pun dipenuhi dengan keberanian dan kepedulian berkorban. Mereka amat yakin bisa menang meski dengan jumlah yang sedikit.

Karena itu, pasukan Muslimin memiliki ketabahan luar biasa saat berada dalam kondisi amat sulit. Kondisi ini mereka hadapi pada Perang Tabuk. Saat menuju medan perang yang memiliki nama lain Perang Usrah (perang pada masa sulit) tersebut, kaum Muslimin mengalami kepayahan dan kekurangan. Cuaca sangat panas, sementara perjalanan amat jauh. Medan perjalananpun amat berat karena minimnya kendaraan yang mampu membawa pejuang Muslim ke daerah Tabuk.

Mereka amat sulit untuk mendapatkan air selama di perjalanan. Sedangkan, perbekalan yang mereka bawa amat sedikit. Mereka bahkan harus menyembelih unta untuk meminum air dari tembolok binatang tersebut.

Adanya Rasulullah di tengah-tengah mereka membuat beban terasa ringan. Rasulullah SAW bahkan bersabda, "Barang siapa menyiapkan pasukan usrah, maka baginya surga." (HR Bukhari).

photo
Pengunjung mengamati benda peninggalan sejarah Nabi Muhammad SAW saat Pameran Artefak Rasulullah dan Sahabat Nabi di Padepokan Welas Asih, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/7/2020) - (ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH)

Kepahlawanan Rasulullah bahkan tampak hingga menjelang ajal. Jika kepahlawanan diartikan sebagai semangat berkorban (KBBI: orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani), siapa yang lebih besar pengorbanannya daripada Rasulullah SAW dalam mengemban risalah Islam? Semua sudah beliau rasakan, dari teraniaya hingga terusir di Makkah hingga menaklukkan jazirah Arab.

Atas semua pengorbanan itu, Rasulullah masih saja ingat akan kita sebagai umatnya. "Ummati, ummati."

Tidak hanya kalangan sahabat yang berada di sekelilingnya, tetapi juga masyarakat yang tidak pernah ditemuinya. Lantas, bagaimanakah kita saat melihat sosok paling mulia itu dinistakan oleh kaum yang mengecap diri sebagai masyarakat paling beradab?

Semoga kita cukup beruntung untuk berjumpa dengan baginda dan memberikan kesaksian bahwa kita termasuk dalam orang-orang yang membela nama beliau SAW. Allahumma shalli ala Muhammad.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat