Kampanye PPP di Jakarta pada Pemilu 1997. | DOKREP

Nasional

Posisi Ketum PPP Diharap Dari Internal

Mama nonkader dalam bursa caketum partai berlambang Ka'bah dinilai sebagai bukti krisis kepemimpinan di dalam partai.

JAKARTA—Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Akhmad Muqowam berharap posisi ketua umum partainya tetap berasal dari kader internal. Meskipun, nama kader Partai Gerindra Sandiaga Uno juga dimunculkan sejumlah pengurus DPC PPP.

Menurut Muqowam, krisis kaderisasi bukan hanya terjadi di PPP, melainkan di sebagian besar partai politik di Indonesia. "Sebaiknya dari internal Partai. Sebab tantangan terbesar partai-partai hari ini adalah banyak posisi pejabat publik (legislatif dan pimpinan daerah) berasal dari luar partai, hal itu menandakan bahwa banyak partai di Indonesia gagal dalam melakukan proses kaderisasi. Saya kira bukan hanya persoalan PPP saja," kata Muqowam kepada Republika, Senin (26/10).

Sejumlah nama sudah muncul menjadi bakal calon ketua umum PPP. Bahkan, Pelaksana tugas Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa sudah menyatakan akan mencalonkan diri pada muktamar mendatang. Selain Suharso, nama Muqowam juga muncul bersama Mardiono, Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf. Muqowam pun tak menampik terkait kabar tersebut. "Untuk dan atas nama perkhidmatan terhadap partai dan umat, saya kira siapapun harus siap," tegasnya.

photo
Suharso Monoarfa - (Republika/Prayogi)

Menurutnya sesulit apapun masa depan PPP, ia berharap agar ketua umum terpilih nanti mau dan mampu mengakomodasi pihak-pihak yang berbeda dalam proses muktamar. Namun demikian, ia menyerahkan sepenuhnya proses pemilihan dalam muktamar yang akan digelar Desember mendatang.

"Muktamar sangat ditentukan oleh pemilik suara, yaitu DPW dan DPC PPP se-Indonesia. Mampukah teman-teman DPW dan DPC bersikap dan berperilaku mandiri dan objektif dalam Muktamar? Sebab kemandirian dan objektifitas itu akan menjadi modal sangat menentukan suksesnya muktamar dan masa depan PPP," ujarnya.

Krisis kepemimpinan

Sementara, munculnya nama kader lain dalam bursa caketum partai berlambang Ka'bah dinilai sebagai bukti krisis kepemimpinan di dalam partai. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai PPP tidak percaya diri dengan tokoh-tokoh yang mereka miliki.

"Ya kalau orang dalam mengusulkan ya tentu ada krisis kepemimpinan di PPP ini, artinya temen-temen PPP ini tidak terlampau confidence (percaya diri) dengan nama-nama yang ada saat ini termasuk Pak Suharso," kata Adi kepada Republika, Senin.

Ia memandang bahwa sistem kepartaian di Indonesia tidak mengenal ideologi partai, dan kaderisasi. Sehingga menurutnya sangat dimungkinkan seorang kader dari partai lain kemudian pindah dan ikut dalam bursa pemilihan calon ketua umum partai tertentu. "Siapa orang yang dianggap potensial maju memimpin partai, ya disitulah kemudian akan terjadi kepemimpinan yang tanpa diduga," ujarnya.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago juga menilai kaderisasi di tubuh PPP tak berjalan baik. "Kalau kaderisasi kepemimpinan berjalan dengan baik tentu tidak perlu PPP harus mengambil pemain luar, ini yang terjadi, PPP tidak punya figur atau tokoh yang bisa diandalkan," ujarnya.

Menurut Pangi, ketika kader sudah tidak bisa diharapkan mampu memimpin partainya maka hal tersebut merupakan musibah bagi PPP. "Semua partai di Indonesia menggalami problem yang sama, punya ketergantungan pada tokoh sentral, kecuali partai yang mesinnya sudah tumbuh secara merata seperti PKS dan Golkar tidak bergantung pada magnet elektoral ketum," tegasnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat