Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Berempati Terhadap Sesama

Kepedulian hanya akan muncul ketika seseorang berempati.

Oleh FAJAR KURNIANTO

OLEH FAJAR KURNIANTO

Allah menciptakan manusia berbeda-beda. Bukan hanya beda secara fisik, melainkan juga karakter dan nasib. Semuanya tentu berdasarkan kebijaksanaan dan keadilan Allah.

Ada orang yang bernasib baik, misalnya, rezekinya lancar, kehidupannya sejahtera, serbacukup, tak pernah kekurangan. Namun, ada pula yang sebaliknya; rezeki sulit, hidup miskin, serbakurang, dan seterusnya.

Keberadaan orang yang kesusahan dalam hal rezeki sejatinya bukan berarti Allah tidak sayang terhadap makhluk-Nya. Namun, tujuan sejatinya adalah menguji orang yang bernasib baik untuk berempati, lalu terdorong untuk membantu.

Rasulullah bersabda, “Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar engkau sekalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dengan melihat ke bawah, kepada orang-orang yang tidak mampu, selain agar bersyukur, juga untuk menyadarkan bahwa nasib baik yang dirasakan sejatinya bisa juga dirasakan oleh orang lain bila membantu. Kesulitan ekonomi, kemiskinan, dan sejenisnya hakikatnya muncul karena ketidakpedulian orang yang bernasib baik terhadap mereka. Kepedulian hanya akan muncul ketika seseorang berempati.

Membantu orang yang bernasib kurang baik atau kesulitan ekonomi adalah salah satu bentuk syukur yang nyata kepada Allah. Karena itu, orang yang bersyukur tidak akan memamerkan kekayaan di depan orang-orang miskin, apalagi malah merundung mereka yang tengah berjuang menuntut hak-haknya kepada ulil amri ketika merasa diabaikan atau bahkan dirampas.

Abu Dzar, salah satu sahabat Nabi yang dikenal dekat dengan orang miskin, mengatakan, “Kekasihku (Rasulullah) berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) agar aku menyambung silaturahim meskipun mereka berlaku kasar,

(4) agar memperbanyak ucapan la haula wala quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) agar mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) agar tidak meminta-minta kepada manusia.” (HR Ahmad).

Sesama orang beriman adalah bersaudara yang mesti saling membantu, seperti ditegaskan Nabi, “Allah senantiasa membantu orang yang membantu sesamanya.” (HR al-Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat