Internasional
Cina, Rusia, dan Kuba Masuk Dewan HAM PBB
Cina mengamankan tempat terakhir dari lima kursi karena Arab Saudi gagal.
WASHINGTON -- Majelis Umum PBB menetapkan Cina, Rusia, dan Kuba masuk dalam 15 anggota baru Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB. Trio negara tersebut memenangkan kursi, walaupun muncul keberatan dari para kritikus yang menantang catatan hak asasi manusia (HAM) mereka.
Laman Anadolu Agency, Rabu (14/10), melaporkan, Kuba dan Rusia sudah siap merebut posisi itu. Mereka tak mendapat penantang yang berarti dalam kelompok regional yang dibentuk oleh PBB.
Sedangkan, Cina menghadapi persaingan ketat di kawasan Asia-Pasifik karena enam negara bersaing untuk mendapatkan lima kursi Dewan HAM ini. Cina mengamankan tempat terakhir dari lima kursi karena Arab Saudi gagal melewati ambang batas suara yang dibutuhkan.
Pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara rahasia oleh 193 anggota Majelis Umum. Total ada 47 kursi di Dewan HAM PBB. Sedangkan 15 anggota yang baru terpilih akan mulai bertugas 1 Januari 2021 untuk periode tiga tahun.
Hasil akhir dalam voting untuk Asia Pasifik ialah Pakistan dengan 169 suara, Uzbekistan dengan 169 suara, Nepal dengan 150 suara, dan 139 suara untuk Cina. Arab Saudi hanya mendapat 90 suara. Sedangkan untuk regional lain terpilih, yaitu Pantai Gading, Gabon, Malawi, Kuba, Bolivia, Uzbekistan, Prancis, dan Inggris.
Direktur Human Rights Watch PBB Louis Charbonneau mengatakan, kegagalan Saudi memenangkan kursi Dewan HAM PBB menjadi peringatan perlunya lebih banyak persaingan dalam voting di PBB.
"Seandainya ada kandidat tambahan, tentu Cina, Kuba, dan Rusia mungkin juga kalah," ujar Charbonneau. Charbonneau pesimistis Cina, Rusia, dan Kuba bisa menuntaskan masalah HAM di negaranya sendiri. Cina sendiri saat ini disorot karena perlakuan biadab kepada etnis Uighur.
"Namun, penambahan negara-negara yang tidak layak ini tidak akan mencegah Dewan HAM PBB untuk menyoroti pelanggaran dan berbicara mewakili para korban," kata Charbonneau.
AS kecewa
Amerika Serikat (AS) mengeluarkan ekspresi kekecewaan mendalam atas masuknya Cina, Rusia, dan Kuba dalam keanggotaan Dewan HAM PBB. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, pada 2018, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari badan tersebut. Alasannya, karena bias anti-Israel dan aturan untuk membiarkan pelaku pelanggaran hak memenangkan kursi di Dewan HAM.
"Sayangnya, seruan itu tidak dihiraukan, dan hari ini Majelis Umum PBB sekali lagi memilih negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang mengerikan termasuk Cina, Rusia, dan Kuba," kata Pompeo dikutip laman Anadolu Agency, Rabu.
"Pemilihan ini hanya semakin memvalidasi keputusan AS untuk menarik dan menggunakan tempat dan peluang lain untuk melindungi dan mempromosikan hak asasi manusia universal," kata Pompeo.
Pompeo mengatakan, AS yang menghukum pelanggar HAM di Xinjiang, Myanmar, Iran, dan di tempat lain. "Komitmen kami dijabarkan dengan jelas dalam Deklarasi PBB, dan dalam catatan tindakan kami. Amerika Serikat adalah kekuatan untuk kebaikan di dunia dan akan selalu demikian," ujarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.