Pengunjung menaiki sepeda di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Selasa (13/10). Taman Margasatwa Ragunan kembali dibuka untuk umum pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dengan membatasi pengunjung maksimal 25 persen. | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

IDI: Jakarta Harus Siap Tarik Rem Darurat Lagi

Pemprov DKI Jakarta telah melepas rem darurat yang berarti PSBB dengan pengetatan telah berakhir.

JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mewanti-wanti kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pascademonstrasi besar di Jakarta pada pekan lalu. Jika hal itu terjadi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus siap menarik rem darurat kembali untuk menekan laju penularan.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, beberapa orang dari demonstran aksi tolak UU Cipta Kerja diketahui dinyatakan positif Covid-19. Dengan demikian, penyebaran wabah Covid-19 dimungkinkan sangat besar ke depannya jika tidak dilakukan pelacakan lebih masif.

“Kita lihat ada puluhan ribu demonstran, ada beberapa yang terinfeksi. Dan dalam demo itu juga banyak yang teriak-teriak protes atau nyanyi. Jadi, dua atau tiga pekan lagi Jakarta mungkin harus siap tarik rem darurat lagi,” kata dia kepada Republika, Selasa (13/10).

Menurut catatan Satgas Penanganan Covid-19, ada 123 demonstran yang hasil rapid test-nya reaktif dari total 2.490 orang yang diperiksa. “Ini cerminan puncak gunung es dari hasil pemeriksaan yang merupakan contoh kecil saja bahwa virus ini dapat menyebar dengan cepat dan luas,” ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Di sisi lain, Pemprov DKI Jakarta telah melepas rem darurat yang berarti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan pengetatan telah berakhir. Per Senin (13/10), Ibu Kota telah menjalani PSBB transisi yang berarti ada sejumlah pelonggaran di beberapa sektor dibanding PSBB ketat dari 14 September hingga 11 Oktober.

photo
Museum Penerangan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sepi dari aktivitas wisatawan, Jakarta, Selasa (13/10). Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan salah satu tempat wisata di Jakarta yang kembali dibuka untuk umum saat diberlakukannya kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. - (Aprillio Akbar/ANTARA FOTO)

Lembaga riset pembangunan nasional dan kebijakan publik, IDEAS, dalam penelitiannya menyebut, kasus harian Covid-19 tercatat menurun seiring penetapan kembali PSBB, terutama di Jakarta. PSBB yang memaksa masyarakat untuk lebih banyak di rumah terbukti menekan angka penularan Covid-19.

“Sekitar 20 jam lebih itu tinggal di rumah. Terlihat turun kasus positif harian,” kata peneliti IDEAS, Meli Triana, dalam diskusi webinar tentang "Evaluasi 7 Bulan Pandemi, Urgensi Intervensi Nonfarmasi".

Temuan tersebut berdasarkan hasil kajian terhadap hubungan antara mobilitas penduduk selama pandemi dan kasus harian Covid-19 dengan menggunakan data dari Google Mobility Report pada 15 Februari hingga 25 September 2020.

Dari penelitian itu diketahui, durasi waktu penduduk di dalam rumah mengalami penurunan seiring dengan pemberlakuan PSBB transisi. Namun, durasi waktu penduduk di dalam rumah meningkat lagi setelah DKI kembali memberlakukan PSBB jilid 2 pada 14 September 2020.

Menurut Meli, berdasarkan data hubungan tersebut, terlihat bahwa PSBB sangat berdampak terhadap penurunan kasus harian Covid-19 seiring makin lamanya durasi waktu masyarakat berada di rumah. Selain dipengaruhi kebijakan PSBB, jumlah kasus positif Covid-19 juga dipengaruhi kapasitas testing dan tracing

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat