Petugas menyemprotkan cairan disinfektan kepada santri yang baru datang di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (31/3). | ANTARA FOTO

Nasional

Satgas Pesantren Diperkuat

Seluruh santri yang ditempatkan di lokasi karantina pesantren dalam kondisi sehat

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) akan memperkuat peran satuan tugas (satgas) pencegahan Covid-19 di satuan pendidikan Islam, termasuk di pesantren. Kesehatan stakeholder atau pemangku kepentingan seperti santri, ustaz hingga pengasuh pesantren perlu dijaga dan menjadi prioritas.

“Kemenag perkuat tim gugus tugas sebagai upaya mitigasi dan preventif dalam mencegah penyebaran virus di lingkungan pondok pesantren, madrasah dan kampus,” kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi saat rapat tentang eskalasi penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan Islam, Selasa (6/10).

Wamenag memastikan satuan pendidikan Islam tetap akan memberlakukan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dalam maqasidus syariah, kata Zainut, menjaga hak hidup dan menghindari kerusakan lebih utama dari menjaga kebaikan. Dia meminta lembaga pendidikan tidak memaksakan pembelajaran tatap muka.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani, berharap, PJJ di madrasah bisa diadaptasi di lingkungan pesantren. Diharapkan guru dapat memainkan peran strategis sebagai katalisator dan fungsi kemasyarakatannya sebagai pendidik.

photo
Sejumlah santri calon penumpang antre mencuci tangan sebelum memasuki KMP Dharma Bahari Sumekar III di area Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (4/4). - (SENO/ANTARA FOTO)

“Guru dapat menjalankan fungsi kemasyarakatannya sebagai bagian dari peran pendidik di masa pandemi Covid-19 seperti ini,” ujar dia.

Tambahan kasus baru di lingkungan pesantren terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat, dari 31 penambahan kasus pada Selasa (6/10), 23 kasus di antaranya berasal dari lingkungan pesantren. “22 kasus dari klaster pesantren yang lama dan satu kasus dari pesantren lainnya. Mudah-mudahan tidak jadi klaster baru,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat.

Dengan adanya kasus dari lingkungan pesantren lain, artinya saat ini terdapat kasus terkonfirmasi dari dua pesantren di Kota Tasikmalaya. Berdasarkan catatan Republika, setidaknya terdapat sekira 100 kasus terkonfirmasi positif dari lingkungan pesantren di Kota Tasikmalaya. Namun, hanya satu pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Menurut Uus, satu kasus baru di lingkungan pesantren itu berasal dari Kecamatan Kawalu. Adalah santri di pesantren itu yang terpapar Covid-19. Diduga, santri itu tertular dari lingkungan pesantren sebelumnya. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya masih melakukan penelusuran di lingkungan pesantren tersebut.

Dia mengatakan, untuk sementara warga di lingkungan pesantren tak bisa keluar masuk. Selain itu, kegiatan belajar mengajar juga dihentikan hingga penelusuran selesai dilakukan. 

Sementara di Ponpes Husnul Khotimah Kuningan, Jawa Barat, terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif. “Ada penambahan 236 kasus baru pada hari ini (kemarin, red). Dari hasil swab di HK (Ponpes Husnul Khotimah),’’ kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin.

Agus mengatakan, penambahan kasus baru itu tak hanya berasal dari kalangan santri. Namun, adapula guru dan keluarga mereka. Menurut Agus, seluruh pasien positif Covid-19, termasuk pasien yang baru dinyatakan positif, dilakukan perawatan di Ponpes Husnul. Tim medis dari Satgas Covid-19 selama ini tinggal di sana untuk merawat mereka.

Agus menyebutkan, dari total 405 kasus positif di Ponpes Husnul, sebanyak 46 pasien di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Mereka pun telah dipulangkan ke daerahnya masing-masing bersama dengan santri lain yang tidak terpapar Covid-19.

Jumlah santri positif Covid-19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang sembuh terus bertambah. Namun, masih ada santri yang terpaksa harus dirawat di rumah sakit karena menunjukkan gejala sakit. “Masih ada 17 orang santri yang dirawat di rumah sakit,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto.

Dia mengatakan, kondisi santri yang dirawat di rumah sakit tersebut terus berangsur membaik. “Mudah-mudahan dalam waktu tak lama lagi, kondisinya semakin sehat dan hasil swabnya negatif, sehingga bisa pulang,” ujar Sadiyanto.

Dari 631 penghuni pesantren Al Hidayah Karangsuci, Kecamatan Purwokerto Utara, yang dites usap atau swab test, sebanyak 328 santri dipastikan positif Covid-19. Namun, sebanyak 83 santri sudah dinyatakan sembuh. Sadiyanto menambahkan, seluruh santri yang ditempatkan di lokasi karantina dalam kondisi sehat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat