Ismael Bennacer | AP

Sepak Bola

Bennacer, Muslim Taat Andalan Lini Tengah AC Milan

Kepiawaian Bennacer membuatnya menjadi mesin lini tengah AC Milan paling diandalkan.

OLEH ANGGORO PRAMUDYA

Tubuhnya kecil dengan tinggi hanya 175 cm tak membuat Ismael Bennacer dipandang sebelah mata di lapangan hijau. Kepiawaiannya membaca pergerakan lawan, kengototannya merebut bola, serta teknik dan visi jempolan dalam menyerang, membuat Bennacer menjadi mesin lini tengah paling diandalkan oleh AC Milan.

Perjalanan pesepak bola kelahiran Arles, Prancis, yang memiliki paspor Aljazair tersebut bisa dikatakan tak mudah. Ayahnya yang berkebangsaan Maroko, dengan ibu asal Aljazair, memilih bermigrasi ke Negeri Napoleon demi kesempatan hidup yang lebih baik.

Bennacer memulai karier sebagai pesepak bola muda di klub lokal Arles-Avignon. Menjalani debut tim B pada musim 2014/2015, ia hanya membutuhkan waktu semusim untuk menembus tim utama.

Masuk ke dalam skuat utama membuat Bennacer dipantau banyak pencari bakat dari klub top Eropa. Dari sinilah petualangan Bennacer bermula.

Para pencari bakat Arsenal, klub yang memang kerap memantau para pemain asal Liga Prancis, menilainya pantas direkrut. Pada 2015 dalam usia belum genap 18 tahun, Bennacer tanpa ragu bergabung ke tim yang kala itu masih ditangani pelatih Arsene Wenger.

photo
Ismael Bennacer (kanan) berebut bola dengan Cristiano Ronaldo saat laga Piala Italia antara AC Milan versus Juventus di Stadion San Siro, di Milan, Italia (13/2/2020) - (AP)

Rupanya, sulit mendobrak lini tengah Meriam London yang dihuni sederet pemain berkualitas. Bennacer harus menerima kenyataan dipinjamkan kembali ke klub gurem Prancis, Tours FC, pada musim 2017.

Berkostum tim yang sukses mengorbitkan Olivier Giroud itu, Bennacer membuat 16 penampilan dan performa terbilang cukup ciamik.

Aksinya rupanya dipantau tim pemandu bakat Empoli. Direktur Olahraga Empoli, Pietro Accardi, menjadi sosok yang memberi tanda persetujuan untuk Bennacer bergabung ke Stadion Carlo Castellani.

"Ketika menemukan profil yang cocok, kami tidak melepaskannya. Untuk Bennacer, kami telah mengamatinya beberapa kali," ujar Accardi seperti dikutip dari Calciomercato, beberapa waktu lalu.

 
Untuk Bennacer, kami telah mengamatinya beberapa kali.
PIETRO ACCARDI, Direktur Olahraga Empoli
 

Accardi pun berhasil memboyong Bennacer ke Stadion Carlo Castellani dengan biaya transfer hanya 1 juta euro (Rp 17 miliar) pada 2018. Hanya semusim, ia dilepas ke Milan seharga 16 juta euro (Rp 278 miliar). Empoli untung besar.

"Dia pemain yang fleksibel di lini tengah dan tentu sangat disukai pelatih siapa pun. Bennacer paket lengkap bagi sosok gelandang tengah yang memiliki teknis bagus dan juga agresif," kata Accardi.

Dalam sudut pandang ini, Accardi seakan menggambarkan Bennacer seperti Gennaro Gattuso. Namun, hal itu juga diikuti dalam urusan mengolah maupun melepas eksekusi bola mati. Tak aneh karena Bennaccer mengidolakan Andrea Pirlo.

Namun, Bennacer tidak belajar langsung dari sang legenda Milan dan Juventus itu, tetapi banyak mengamati cara bermain Marco Verratti [PSG] dan Thiago Alcantara [Liverpool].

Bermodal kemampuan kompletnya sebagai gelandang, Bennacer memiliki banyak hal untuk ditawarkan. Tidak hanya mampu bermain di depan empat pemain belakang, pemilik 22 penampilan bareng timnas Aljazair ini juga memiliki semua atribut untuk bermain lebih ke depan.

Duetnya dengan Franck Kessie sebagai double pivot dalam skema 4-2- 3-1 Milan di bawah pelatih Stefano Pioli, cukup tangguh. Jika Kessie lebih ditugaskan untuk berkonsentrasi pada fase bertahan, Bennacer diberikan izin untuk bergerak lebih dinamis dan menjelajah setiap jengkal lapangan.

Di luar lapangan, Bennacer termasuk sosok yang taat dengan ajaran agama Islam yang dianutnya. Menurut dia, agama adalah segalanya. "Jika besok saya tidak lagi bermain sepak bola, saya masih memiliki Tuhan. Itulah mengapa saya tidak takut pada apa pun atau siapa pun kecuali Sang Pencipta," ujar Bennacer menjelaskan.

 
Jika besok saya tidak lagi bermain sepak bola, saya masih memiliki Tuhan.
ISMAEL BENNACER
 

Bennacer mengeklaim pernyataan itu bukanlah hal yang patut disombongkan. Sebab, dalam keyakinan agama yang dijalaninya, sikap rendah hati dan bijaksana harus selalu dikedepankan. Ia mengaku kerap beribadah dengan Hakan Calhanoglu, rekannya di Milan yang juga Muslim.

Saat di Empoli, pelatih sempat menunggu Bennacer selesai shalat sebelum memasukkannya sebagai pemain pengganti ketika melawan Sassuolo pada September 2018.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat