Dua orang santri mengikuti rapid test atau tes cepat Covid-19 di pondok pesantren Al-Amien, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (1/7). | ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Jawa Barat

Emil Usulkan Kemenag Biayai Tes Swab di Pesantren

Kemenag mencatat 27 ponpes di 10 provinsi yang terpapar Covid-19.

BANDUNG -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan agar sebagian dana Rp 2,6 triliun dari Kementerian Agama (Kemenag) dialihkan untuk uji usap (swab) serta pelacakan kontak erat.

Hal itu telah disampaikan dalam rapat penanganan Covid-19 di pesantren bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Rabu (30/9) sore. Dana yang dimaksud Emil, sapaan untuk Ridwan Kamil, sedianya akan digunakan membangun infrastruktur pendukung pencegahan Covid-19 di pesantren.

“Tidak hanya ke infrastruktur, tapi ke penanganan Covid-19 yang sifatnya urgent, yaitu pengetesan swab ataupun tracing,” ujar Emil. Ia menyebut kewenangan penggunaan anggaran itu ada di Kemenag. 

Emil menyatakan sudah mengambil kebijakan terhadap pondok pesantren di Jabar yang terpapar Covid-19. Saat ini, kegiatan belajar-mengajar tatap muka di ponpes tersebut diliburkan sementara.

Santri yang positif korona akan melakukan isolasi mandiri di asrama, sedangkan santri yang negatif dipulangkan ke rumah masing-masing. “Jadi, kita ambil tindakan kemudian kita libur dulu selama 14 hari untuk melakukan persiapan penanganan,” katanya.

Berdasarkan catatan Republika, terdapat dua pesantren di Kabupaten Tasikmalaya dan satu pesantren di Kota Tasikmalaya yang menyumbang kasus terkonfirmasi positif. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, terjadi penambahan 53 kasus positif di salah satu pesantren daerah itu pada Kamis. Total kasus di pesantren tersebut menjadi 80 kasus. 

"Klaster pesantren adalah terbesar yang ada di Kota Tasikmalaya," kata dia. Saat ini, para pasien positif itu masih menjalani isolasi mandiri di lingkungan pesantren. 

Kepala Subbagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, Suryana, mengatakan, pihaknya akan meninjau ulang aktivitas pendidikan di pesantren. Ia meminta pesantren lain lebih waspada. "Kita akan membuat surat edaran agar kegiatan pesantren harus diatur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan keramaian, bahkan dihentikan sementara kalau perlu," kata dia, kemarin.

Menurut dia, dua pesantren yang terpapar Covid-19 berada di wilayah Tanjungjaya dan Cipasung, Kecamatan Singaparna. "Hanya disebutkan beberapa orang santri dan keluarga besar pesantren. Jumlah pastinya masih diverifikasi ulang," kata dia. 

Wakil Menteri Agama KH Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat, sudah ada 27 ponpes di 10 provinsi yang terpapar Covid-19. Sebanyak 1.400 santri terkonfirmasi Covid-19 di puluhan pesantren tersebut. Karena itu, kata dia, Kemenag akan segera memberikan solusi dalam penangannya. Namun, ia tidak memerinci penangan seperti apa yang dimaksud.

"Alhamdulillah, dari jumlah yang tadi saya sebutkan (1.400 santri positif Covid-19), lebih dari 900 (santri) lebih yang sembuh, sisanya masih dalam perawatan, dan terkonfirmasi satu (santri) yang meninggal dunia," kata Kiai Zainut saat peluncuran Hari Santri 2020, kemarin. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat