Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati. | ANTARA FOTO

Wawasan

Kesiapan Daerah Terkait Tsunami Sangat Penting

Edukasi masyarakat agar mampu melakukan perlindungan terhadap bencana gempa dan tsunami,

Riset yang dilakukan sekelompok peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkap potensi tsunami di selatan Pulau Jawa dengan ketinggian 20 meter. Hasil penelitian itu terbit di jurnal Nature Scientific Report. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyiapkan sistem untuk meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan jika semua itu terjadi. Berikut wawancara wartawan Republika Rr Laeny Sulistyawati dengan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Bagaimana menurut Anda tentang penelitian dari ITB terkait potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa?

Sejak 2008, Pemerintah Indonesia telah mengantisipasi potensi kejadian tsunami akibat gempa bumi megathrust seperti yang pernah terjadi di Aceh tahun 2004, dan juga seperti yang telah dimodelkan oleh beberapa peneliti tersebut (ITB).

Jadi, sistem peringatan dini yang dibangun di BMKG memang disiapkan untuk memonitor dan mengantisipasi kejadian gempa bumi (termasuk gempa bumi megathrust) dengan magnitudo dapat mencapai lebih dari Mw 9, dan memberikan peringatan dini potensi datangnya gelombang tsunami.

Bisa Anda jelaskan bagaimana detail sistem peringatan dininya?

Dalam waktu tiga sampai dengan lima menit setelah kejadian gempa bumi, sistem monitoring dan peringatan dini yang dioperasikan dengan internet of things (IoT) dan diperkuat oleh superkomputer dan artificial intelligent (AI) secara otomatis dapat menyebarluaskan informasi peringatan dini tsunami ke masyarakat di daerah rawan gempa bumi dan tsunami.

Informasi disebarluaskan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), media massa, ataupun beberapa moda diseminasi (SMS, e-mail, website, media sosial). 

photo
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan mengenai penanganan gempa dan tsunami yang terjadi di Sulteng saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. - (ANTARA FOTO)

Dengan penyebarluasan peringatan dini tsunami tersebut maka masih tersisa waktu kurang lebih 15 sampai dengan 17 menit untuk proses evakuasi apabila waktu datangnya tsunami diperkirakan dalam waktu 20 menit.

Apakah sistem dan upaya untuk memitigasi potensi gempa besar dan tsunami 20 meter itu?

Adanya penelitian yang ditindaklanjuti dengan peringatan dini belum dapat sepenuhnya menjamin keberhasilan upaya pencegahan terjadinya korban jiwa dan kerusakan akibat tsunami tanpa kesiapan masyarakat, pemerintah daerah, dan seluruh pihak terkait.

Masih sangat diperlukan kesungguhan pemerintah daerah dan masyarakat setempat bersama-sama pemerintah pusat untuk melakukan berbagai langkah kesiapan pencegahan bencana.

Langkah tersebut harus didasarkan pada edukasi masyarakat agar mampu melakukan perlindungan dan penyelamatan diri terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, juga merespons peringatan dini secara cepat dan tepat. Peran media sangat penting dan efektif dalam menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat secara tepat, untuk meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan.

Apa saran Anda kepada para pemangku kepentingan dalam memitigasi potensi tsunami 20 meter itu?

Kesiapan pemerintah daerah juga sangat penting dalam menyediakan sarana dan prasarana evakuasi, peta rawan bahaya gempa bumi dan tsunami, jalur dan tempat evakuasi, melaksanakan geladi evakuasi secara rutin, menerapkan building code standar bangunan tahan gempa bumi dan tsunami, terutama untuk bangunan publik dan bangunan vital.

Juga melaksanakan audit bangunan yang diikuti dengan upaya memperkuat konstruksi bangunan agar benar-benar tahan terhadap gempa bumi dan tsunami serta dalam menerapkan tata ruang berbasis mitigasi bencana dan menegakkan aturan secara ketat agar masyarakat dan seluruh pihak benar-benar mematuhi seluruh langkah upaya mitigasi ini. 

Langkah-langkah penyiapan strategi mitigasi yang sesuai dengan local wisdom saat ini harus benar-benar dilakukan, diuji, dan ditingkatkan, sebagaimana yang telah diamanahkan dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Perpres Nomor 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat