Sejumlah calon jamaah umrah yang batal berangkat ke Jeddah lewat Singapura tiba di Bandara International Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (28/2). | ANTARA FOTO

Kabar Utama

Pendaftar Umrah di Saudi Membeludak

Antrean pendaftar umrah di Tanah Air juga terus bertambah.

JEDDAH -- Pemesanan atau reservasi jamaah umrah tahap pertama yang akan berlangsung selama 10 hari telah selesai. Sebanyak 16 ribu warga Saudi dan ekspatriat mendaftar melalui aplikasi pendaftaran yang diluncurkan Kerajaan Saudi.

“Reservasi 10 hari pertama bagi calon jamaah umrah telah selesai,” kata Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Muhammad Saleh Benten, dalam Al Arabiya TV, Selasa (29/9). Benten mengungkapkan, selama rentang waktu tersebut ada 16 ribu orang yang melakukan pendaftaran di jam-jam pertama peluncurkan aplikasi I'tamarna

Kementerian mengembangkan aplikasi tersebut untuk mereka yang ingin mengunjungi Makkah dan Madinah untuk melakukan umrah, ziarah, dan shalat di Dua Masjid Suci. Termasuk juga untuk mengatur waktu ibadah mereka, merencanakan perjalanan sebelumnya, dan memesan layanan opsional dengan cara yang menjamin pencegahan untuk mencegah virus korona.

Benten menambahkan, pembukaan ibadah umrah ini akan berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama akan memungkinkan 6.000 jamaah setiap hari dan akan dibagi menjadi 12 kelompok dalam 24 jam masing-masing terdiri dari 500 jamaah.

Pelaksanaannya akan mempertahankan langkah-langkah jarak sosial dengan bantuan pihak berwenang untuk memastikan jamaah menerima pelayanan yang sama dengan jamaah haji. 

"Kami memiliki rencana implementasi yang akurat untuk memfasilitasi arus jamaah dari tanggal 17 Safar (4 Oktober) untuk melakukan ritual umrah," kata dia. Setiap tahapan pelaksanaan akan digelar dengan kapasitas tertentu dan di bawah pengawasan yang ketat, serupa dengan standar yang diberlakukan selama haji Agustus lalu.

"Kementerian ada di sini untuk membantu para peziarah," tutur Benten.

Sebelumnya, Arab Saudi mengumumkan empat tahap untuk melanjutkan umrah. Di fase pertama, warga dan ekspatriat yang tinggal di dalam Kerajaan diizinkan melakukan umrah di Masjidil Haram. Pelaksanaan tahap pertama di mulai Ahad, 4 Oktober, dengan kapasitas 30 persen atau 6.000 jamaah per hari. Usia jamaah juga dibatasi dari 16 tahun hingga 65 tahun.

Selain itu, menurut pernyataan Kerajaan, Masjidil Haram di Makkah akan disterilkan 10 kali dalam sehari. Sterilisasi terhadap jamaah juga dilakukan sebelum masuk dan setelah keluar masjid. Air zamzam akan dibagikan kepada jamaah dalam kemasan botol. Kementerian Haji dan Umrah juga mengatakan setiap jamaah dilarang mendekati Ka'bah dan Hajar Aswad.

Kegiatan tawaf atau mengelilingi Ka'bah harus dilakukan di luar batas sementara yang dipasang di sekitar bangunan tersebut. Tim medis khusus akan disediakan Kerajaan untuk melayani para peziarah. Saudi juga menyiapkan area khusus untuk isolasi medis jika ada dugaan kasus Covid-19 di antara para jamaah.

Pelaksanaan tahap pertama tersebut bakal dievaluasi untuk menyiapkan tahap kedua. Pada tahap kedua, rencananya kapasitas jamaah mencapai 75 persen, tapi yang dizinkan melaksanakan umrah baru warga Saudi, ekspatriat, dan warga negara-negara Teluk. Setelah tahap kedua, baru umrah bakal dibuka dengan kapasitas sepenuhnya untuk seluruh negara.

Kepala Kepresidenan Urusan Dua Masjid Suci, Syekh Abdul Rahman Al-Sudais, menyebut telah mengarahkan pembentukan tim eksekutif lapangan untuk melayani para peziarah. Tim tersebut terdiri dari pejabat dari semua instansi di bawah kepresidenan yang mewakili sektor teknik, ilmiah, dan jasa.

Dia menggarisbawahi perlunya menerapkan rencana dan program guna menawarkan layanan terbaik bagi para peziarah. Pelayanan diberikan sembari memastikan keselamatan dan kesehatan jamaah terjaga.

Ia juga menekankan akan mengambil semua tindakan pencegahan dan protokol pencegahan yang diperlukan untuk membendung penyebaran virus Covid-19. 

Dilaksanakannya kembali ibadah umrah oleh pemerintah Arab Saudi mendapat sambutan positif dari kalangan ekspatriat di sana. "Banyak ekspatriat di Arab Saudi yang izin tinggalnya telah berakhir bersiap untuk kembali ke negara mereka. Saya percaya orang-orang ini harus diberi kesempatan untuk menunaikan umrah karena mereka mungkin tidak menemukan kesempatan lagi untuk mengunjungi Masjidil Haram di Makkah," kata pekerja asal Yaman di Saudi, Sattam Jassar dilansir Arab News, Senin (28/9).

Jassar juga meyakini, pembukaan kembali ibadah umrah akan diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketat. "Negara ini (Saudi) dikenal tidak pernah berbuat sesuatu yang merugikan jamaah haji," kata Jassar.

Sementara itu, Saleh Al-Qudaimi, sopir asal Yaman berusia 50-an tahun di Saudi, mengatakan bakal melakukan semua yang dia bisa untuk menjadi kelompok pertama yang melaksanakan ibadah umrah. "Anda tidak bisa membayangkan betapa tidak sabar saya mengenakan pakaian putih dan mengelilingi Ka'bah yang suci. Pandemi ini telah membuat saya kehilangan kesenangan yang saya rasakan ketika berada di Masjidil Haram. Saya ingin umrah setidaknya sekali lagi dalam hidup saya," katanya.

Menurut Qudaimi, otoritas Saudi telah berhasil melaksanakan dengan tertib ibadah haji terbatas pertengahan tahun ini. "Tanpa kasus Covid-19 yang tercatat, haji terakhir sukses, dan ini tidak mungkin terjadi jika tidak ada pengelolaan haji yang profesional," kata Al-Qudaimi. Hal itu meyakinkannya bahwa pelaksanaan umrah juga akan teratur.

Khairallah Al-Zahrani, seorang guru sekolah, mengatakan, keputusan melanjutkan umrah secara bertahap setelah tingkat kasus virus korona berkurang adalah keputusan bijak. Keputusan yang memenuhi tuntutan jamaah dan langkah-langkah kesehatan untuk umrah yang aman.

Al-Zahrani telah beberapa kali melakukan umrah dan tidak akan mengajukan izin umrah. "Ada banyak Muslim dari berbagai kebangsaan yang tinggal di Arab Saudi, dan orang-orang ini sangat ingin melakukan umrah setelah masa penangguhan yang lama karena pandemi," katanya. 

Antrean umrah 

Di Tanah Air, Persaudaraan Pengusaha Travel Umrah Haji Indonesia (Perpuhi) menyatakan, antrean calon jamaah umrah hingga saat ini terus meningkat. Hal ini seiring dengan belum dibukanya perjalanan ibadah tersebut bagi warga mancanegara oleh Pemerintah Arab Saudi akibat pandemi Covid-19.

"Awalnya, sebelum pandemi, antrean calon jamaah umrah dari Solo dan sekitarnya sekitar 10 ribu orang. Saat ini, tepatnya selama enam bulan terakhir, bertambah sebanyak 20 ribu orang," kata Ketua Perpuhi, Her Suprabu, di Solo, Senin (28/9).

photo
Calon jamaah umrah asal Metro Bandar Lampung meninggalkan bandara untuk kembali ke rumah masing-masing usai mengetahui adanya pembatalan penerbangan dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2). - (MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO)

Dengan demikian, saat ini total antrean calon jamaah umrah dari Solo dan sekitarnya sebanyak 30 ribu orang. Jika nanti perjalanan sudah kembali dibuka, pihaknya akan memprioritaskan pendaftar awal. Meski demikian, hingga saat ini, pihaknya belum dapat memastikan waktu penerbangan ibadah umrah akan kembali dibuka.

"Ini kan memang sejak awal Februari tidak ada pemberangkatan, sudah hampir tujuh bulan ini. Meski demikian, kemarin sudah ada kabar bahwa mulai Januari (tahun 2021) kemungkinan mulai ada keberangkatan lagi," katanya.

Dari informasi yang diterimanya melalui surat resmi Pemerintah Arab Saudi bahwa per tanggal 1 Januari 2021, negara tersebut akan membuka seluruh penerbangan internasionalnya untuk umrah. "Dipastikan ini satu bulan sebelum keberangkatan (penerbangan internasional sudah dibuka), artinya mulai 1 Desember 2020 sudah dibuka," katanya.

Bahkan, beberapa biro umrah sudah mulai mempersiapkan keberangkatan calon jamaah tersebut. Meski begitu, pihaknya belum dapat memastikan sistem yang akan diterapkan selama perjalanan umrah tersebut, termasuk kemungkinan pembatasan kuota.

"Kami belum tahu, apakah nanti Pemerintah Arab Saudi akan menerapkan pembatasan kuota umrah atau tidak. Mengenai potensi kenaikan biaya memang ada, itu yang dikhawatirkan," katanya.

Ia mengatakan, jika jadwal keberangkatan sudah dimulai dan pada saat itu belum ditemukan vaksin Covid-19, dipastikan akan ada penerapan jaga jarak sehingga berdampak pada kenaikan biaya perjalanan umrah."Nggak mungkin sekamar berempat, paling tidak berdua. Saya prediksi kenaikan biaya bisa sampai 25 persen," katanya.

photo
Petugas merapikan koper milik calon jamaah umrah yang batal berangkat di kantor Travel Aljasiyah Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (28/2). - (ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO)

Kerajaan Arab Saudi juga belakangan ini menetapkan batasan usia jamaah yang ingin menjalankan ibadah umrah, yakni 18-65 tahun. Batasan ini dibuat mengikuti protokol kesehatan yang ada dan menjaga jamaah dari penyebaran Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan In-Bound Indonesia (Asphurindo), Muhammad Iqbal Muhajir, menyebut pihaknya menerima kebijakan tersebut. “Ini sudah final dan kita tidak bisa mengganggu gugat," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (28/9).

Ia tidak memungkiri jika pihaknya merasa sangat kecewa dan menyesalkan kebijakan itu. Sebab, rata-rata jamaah umrah dari Indonesia sudah berusia lanjut, yakni di atas 65 tahun.

"Bagi jamaah yang sebelum pandemi sudah mendaftar dan belum berangkat, kami belum bisa mengeluarkan kebijakan apa pun, termasuk membatalkan keberangkatan mereka," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat