Kecerdasan buatan dapat dioptimalkan untuk melalui masa pandemi | Pixabay

Inovasi

Melalui Pandemi dengan AI

Penggunaan AI yang tepat dapat menghasilkan manfaat yang luar biasa.

Sejak pandemi Covid-19, teknologi AI menjadi salah satu teknologi yang mencuri perhatian. Hal ini tak lepas dari kemmapuan AI yang dapat membantu pekerjaan manusia. 

Teknologi ini bisa digunakan untuk membantu para tenaga medis mendiagnosa pasien, hingga membnatu pemerintah dalam membuat kebijakan untuk menekan angka penyebaran Covid-19. 

Konsultan Internet of Things (IoT), Ivan Sie memaparkan beberapa contoh penggunaan AI di era pandemi, untuk membantu mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-COV2 tersebut.  Misalnya, dengan virtual health care assistant (chatbot).

Teknologi AI di dalam fitur ini membantu menjawab pertanyaan seputar Covid-19 ketika pengguna bertanya tentang penyakit tersebut. “Jadi, kenapa butuh chatbot? Karena bayangin sekian banyak orang contohnya di Indonesia 275 juta orang, kalau separuh aja nanya virus ini gimana? Siapa yang akan sanggup menjawab satu-persatu.” ujar Ivan dalam webinar “Artificial Intelligence untuk New Normal”, beberapa waktu lalu.

Selain itu, kecerdasan artifisial juga kini digunakan untuk diagnostic dan disease surveillance AI. Contoh dari diagnostik AI adalah software Linking Med yang digunakan dokter-dokter untuk membantu mendiagnosa Covid-19 itu sendiri.

Kemudian, ada pula pemanfaatan intelligent drones and robots. Perangkat ini salah satu yang sudah banyak dipakai, terutama di Cina. Mereka menyebarkan drone dan robot untuk memperhatikan bagaimana tingkah laku orang apakah menaati physical distancing.

Dan yang keempat adalah, facial recognition dan fever detector AI. Sebelumnya untuk solusi tradisional, petugas kerap kali harus mengukur suhu dengan thermometer tembak. Menurut Ivan, sekarang ini, pemeriksaan suhu sudah mulai diganti dengan solusi baru menggunakan heat tracker solution

Pemanfaatan teknologi ini, sudah digunakan di pusat perbelanjaan maupun kantor. Seseorang cukup mendekat dan sistem yang sudah dilengkapi kamera thermal itu akan mendeteksi apakah orang yang diperiksa menggunakan masker dan memiliki suhu badan tinggi atau pun normal. 

Data-data orang yang diambil itu akan masuk ke pemetaan. “Kalau sekarang itu Telkom sudah menerapkan PeduliLindungi, tapi itu tergantung tiap orang bagaimana dia jujur apa enggak isi datanya,” katanya.

Lebih canggih lagi, Ivan menambahkan, AI sudah memantau pergerakan orang, sehingga teknologi itu bisa melihat siapa saja yang sudah maupun belum teridentifikasi, apakah orang tersebut sudah pernah melakukan tes Covid-19, bagaimana temperatur tubuh mereka, dan apakah mereka memakai masker atau tidak. Data-data tersebut akan masuk dalam big data Covid-19. 

Pemanfaatan dengan Tepat

photo
Pemanfaatan big data untuk mengambil keputusan yang tepat. - (Pixabay)

Chief Research and Product Innovation Nodeflux, Adhiguna Mahendra mengungkapkan, penggunaan AI yang tepat dapat menghasilkan manfaat yang luar biasa. AI juga bisa menimbulkan bencana besar bila digunakan sebaliknya.

Menurut Adhiguna, yang terpenting adalah manusianya itu sendiri. Oleh karena itu, selain pelatihan soal AI pada masyarakat, edukasi tentang etika pada masyarakat juga perlu diberikan karena AI sendiri terus berkembang dan dapat membantu kegiatan bisnis di banyak industri.

Kepopuleran AI saat ini, menurut Adhiguna, tidak lepas dari faktor pendukungnya. Yaitu big data, cloud dan internet of things (IoT). IoT memungkinkan data dari berbagai sensor diakuisisi, kemudian disimpan di sistem big data melalui media internet.

Nodeflux pun ikut menawarkan solusi analisis Covid-19 di Jakarta dengan memanfaatkan AI berbasis computer vision. Pertama, terkait dengan pengawasan pemantauan kendaraan maupun publik.

“Kita tidak akan bisa melakukan suatu policy, kalau kita tidak bisa memperkirakan mobilitas dan kepadatan orang di satu tempat tertentu. Kita tidak bisa meng-enforce, kalau kita tidak tahu sebetulnya ada berapa banyak kendaraan, ada berapa banyak orang di situ,” kata Adhiguna.

Hal itu Nodeflux lakukan dengan menggunakan visual analytic untuk CCTV publik. Implikasi petugas bisa fokus di daerah padat dan banyak terjadi mobilitas untuk melakukan satu enforcement atau pelaksanaan.

Cara kerjanya adalah streaming gambar dari CCTV publik dalam rentang waktu tertentu ditangkap dengan snapshot, kemudian dihitung frame per frame. Objek orang maupun kendaraan di sekitar kamera itu dideteksi dan diklasifikasi.

Hasil perhitungan, kemudian akan diolah oleh Nodeflux dan divisualisasikan. Data-data tersebut bisa menjadi dasar pembentukan kebijakan-kebijakan terkait.

Gaya ini pula yang digunakan oleh Pemprov DKI untuk melakukan keputusan terkait PSBB. Data yang ditampilan di monitor dashboard, kata Adhiguna, merupakan akumulasi di beberapa input poin pada CCTV di perkotaan.

 

 

Kepopuleran AI saat ini, tidak lepas dari faktor pendukungnya. Yaitu big data, cloud dan internet of things. 

Adhiguna Mahendra, Chief Research and Product Innovation Nodeflux.
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat