|

Daerah

Mencuci di Kali

Oleh Mencuci di Kali

Mencuci memakai mesin cuci hanya untuk orang-orang malas.


Deretan motor terparkir di Jalan Falimah Jaya, Kampung Kojan, Kelurahan Jurumudi Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, yang juga merupakan pinggir kali.Bukan terparkir ditinggal pengemudinya, melainkan mereka berhenti untuk mencuci.

Ada sekitar enam hingga 10 motor yang ada saat itu sedang dicuci.Kodel adalah satu orang yang mencuci motornya siang itu.

Dengan bermodal sikat gigi, gayung, dan sabun cuci piring, laki-laki berusia 20 tahun ini membersihkan motor merek Honda Beat di pinggir kali selebar lima meter di Jalan Faliman Jaya.

Kodel mengaku, sering mencuci di tempat itu.Hampir setiap motornya kotor, warga Kampung Rawa Lele, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, ini membawa motornya ke kali kecil di pinggir Kota Tangerang tersebut.

"Kalau kotor ya cuci di sini," kata Kodel saat ditemui Republikasaat sedang mencuci mo tornya, belum lama ini.

Tangannya masih menyikat bagian velg motor dengan sikat gigi.Sesekali, motornya di basuh dengan air yang digayung dari kali. Meski terlihat kotor, Kodel menganggap aliran air di kali berwarna hijau itu bersih.

Padahal, beberapa sampah kadang terlihat melintas terbawa aliran kali."Kalau dibilang kotor ya gini. Tapi ini sihmasih bersih," kata laki-laki yang bekerja di pabrik papan tulis tersebut.

Dia mengaku sengaja mencuci di kali itu. Pasalnya, rumahnya yang masih mengontrak terlalu sempit untuk mencuci motor.Selain itu, Kodel tak rela mengeluarkan uang untuk mencuci motornya di tukang cuci."Mending di sini.Gratis.Bersih juga," ungkapnya.

Tak hanya Kodel yang sedang mencuci siang itu.Toni (35) merupakan salah satu di an tara deretan orang yang mencuci kenda raannya.Warga Kelurahan Kebon Besar, Kecamat an Batu Ceper, Kota Tangerang, ini mengatakan, mencuci motor ketika melintasi Jalan Faliman Jaya."Sekalian jalan aja," katanya sambil membawa anak perempuannya yang berusia sekitar lima tahun.

Menurut Toni, mencuci motor di kali itu merupakan kebiasaan warga di sekitar Jalan Faliman Jaya. Hampir setiap hari, selalu ada orang mencuci kendaraannya di pinggir kali. Saat akhir pekan, jumlah orang yang mencuci akan semakin banyak.

Tak hanya kendaraan roda dua, sesekali Toni juga pernah melihat ada orang yang men cuci mobilnya di pinggir kali.Lagi pula, men cuci kendaraan di kali tidak ada larangan dari pemerintah dan tak membuat kenda raannya rusak."Kelihatannya saja kotor, tapi ini ber sih.Gak bikinkarat seperti air laut," ujarnya.

Kali yang mengalir di sepanjang Jalan Faliman Jaya itu tak hanya dipakai untuk mencuci kendaraan.Di sisi lainnya, ibu-ibu juga terlihat asyik membilas bajunya.

Siti (34) adalah salah satu warga yang rutin mencuci di kali itu.Dalam sepekan, ia bisa datang tiga sampai empat kali datang untuk mencuci.Menurut dia, air yang mengalir di kali buangan Sungai Cisadane tersebut masih layak digunakan untuk mencuci pakaian.

Air yang mengalir dan tak bau menjadi salah satu standar kelayakan tersebut."Kan airnya ngalir. Gakbau juga," kata perempuan yang tinggak di Kampung Rawa Bambang, Kelurahan Jurumudi Baru, itu.

Bahkan, menurut dia, air di kali itu jauh le bih baik kualitasnya daripada air sumur di ru mahnya. Pasalnya, air di rumahnya berwarna kuning, sehingga pakaian putih yang dicuci bisa berubah warna.

Di rumah, Siti mengaku, hanya menggunakan air sumur untuk mandi dan mencuci piring. Sementara untuk minum dan memasak, ia harus membeli air galon isi ulang atau air dari perusahaan air minum (PAM).

"Gaksemua air di tempat saya kuning sih. Tapi tetap saja banyak warga yang mencuci di kali," kata Siti.

Menurut dia, mencuci di kali terasa lebih menyenangkan.Banyaknya ibu rumah tangga lainnya, membuat suasana mencuci lebih meriah dan tak terasa lelah.Lagi pula, Siti menam bahkan, sejak masih muda ia telah terbiasa mencuci di kali.

Karena itu, tak aneh jika saat ini juga masih banyak warga yang mencuci di kali. "Yang di rumah itu biasanya yang punya mesin cuci dan sudah berlangganan air PAM.Saya juga mau memesan air PAM.Tapi sampai sekarang belum bisa juga," ucap Siti.

Seorang perempuan lainnya, Hasanah (39), juga terlihat asyik membilas pakaiannya. Sambil mencuci, ia sesekali berbincang dengan perempuan di sampingnya yang juga sedang mencuci pakaian.Sementara suaminya, menunggu di sepeda motor yang baru juga dicuci di kali itu.

Hasanah menyatakan, sejak belum menikah hingga saat ini, selalu mencuci di kali. Kebiasaan itu juga yang diturunkan oleh orang tuanya."Memang dari dulu nyuci di sini.Dari masih perawan," kata perempuan yang kini memiliki dua anak itu.

Menurut dia, ada sensasi tersendiri ketika mencuci pakaian di kali.Kesenangan berbincang dengan ibu-ibu lainnya sambil membicarakan segala hal, misalnya.membuatnya tidak merasa lelah saat mencuci baju.

Selain itu, dengan mencuci di kali, ia tak per lu repot untuk membilas pakaian.Kalau di rumah, kata dia, harus tersedia banyak air un tuk membilas pakaian agar benar-benar bersih.

Oleh karena itu, hampir sepekan dua kali ia rutin datang ke kali untuk mencuci pakaian. Setiap datang bersama suaminya, Hasanah mem bawa setengah karung pakaian kotor untuk dicuci.

Hasanah mengaku, sejak kecil mencuci di kali, tak pernah sedikit pun keluargannya terkena penyakit kulit.Menurut dia, mencuci di kali justru membuat badannya tetap sehat.

"Jadi bergerak terus.Pakai mesin cuci itu ha nya untuk orang-orang malas," kata perempuan yang sehari-harinya bekerja di pabrik galon itu.

Tangan Hasanah masih saja membilas pakaiannya di aliran kali itu.Setelah busa menghilang, pakaian langsung dimasukkan ke dalam karung.Sementara pakaian putih untuk anaknya sekolah, masih harus dibilas denganbelau dalam satu bak kecil.

Setelah semua pakaian dianggap bersih, ia lantas mengemasi barang-barangnya, membilas tangan dan kakinya dari sisa-sisa sabun cuci yang masih licin.Lantas, bersama suaminya, mereka berdua pulang kembali ke rumah."Sampai rumah tinggal dijemur doang," kata Hasanah.(bayu adji ped:erik purnama putra)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat