Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menerima keterpilihannya sebagai pemimpin pemimpin Partai Demokratik Liberal (LDP) | AP/Eugene Hoshiko/Pool AP

Kabar Utama

Suga Menuju Kursi PM Jepang

Suga berjanji akan melanjutkan Abenomics dan masalah populasi menua di Jepang.

TOKYO -- Yoshihide Suga, Senin (14/9), memenangkan pemilihan pemimpin Partai Demokratik Liberal (LDP). Kemenangan ini akan menjadi pembuka jalan baginya menjadi perdana menteri dalam pemungutan suara parlemen pada Rabu (16/9).

Suga akan menjalani sisa masa jabatan Perdana Menteri Shinzo Abe sebagai perdana menteri sekaligus pemimpin LDP hingga September 2021. Spekulasi berkembang bahwa dia akan mengadakan pemilihan umum untuk majelis rendah parlemen bulan depan untuk meningkatkan peluangnya memenangkan masa jabatan tiga tahun penuh sebagai pemimpin LDP. Pemungutan suara untuk majelis rendah harus diadakan pada akhir Oktober 2021.

Rekan Abe ini dikenal sebagai operator di belakang layar daripada sebagai pemimpin garis depan. Namun, namanya naik dalam jajak pendapat setelah mengumumkan pencalonannya untuk menggantikan Abe.

Suga memenangkan dukungan dari sebagian besar faksi LDP, melampaui para pesaingnya, termasuk mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba dan mantan menteri luar negeri Fumio Kishida. Dengan terpilih sebagai pemimpin partai LDP baru, dia memiliki peluang besar untuk mendapatkan kursi perdana menteri Jepang, menggantikan Abe yang mundur karena kondisi kesehatan menurun.

photo
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara dalam pemilihan pemimpin Partai Demokratik Liberal (LDP) di Tokyo, Senin (14/9). - (AP/Eugene Hoshiko/Pool AP)

Pria berusia 71 tahun ini sebelumnya menjabat sebagai kepala sekretaris kabinet selama hampir delapan tahun masa jabatan Abe. Ia berterima kasih kepada Abe dan berjanji untuk terus maju dengan reformasi. Abe, perdana menteri terlama di Jepang, memutuskan untuk mengundurkan diri karena kesehatan yang memburuk. Dia mengakhiri hampir delapan tahun masa jabatannya.

Sejak 2012 menjabat sebagai kepala sekretaris kabinet, ia bertindak sebagai juru bicara utama pemerintahan Abe, mengoordinasikan kebijakan, dan menjaga birokrat tetap sejalan. Sepekan terakhir dia memulai kampanyenya untuk menjadi pemimpin Jepang menggantikan Abe.

Kini, setelah terpilih, Suga mengatakan akan melanjutkan strategi "Abenomics" dari kebijakan moneter yang sangat bersahabat, meningkatkan belanja negara, dan reformasi. Dia berjanji akan mengatasi masalah Covid-19 dan ekonomi yang merosot serta menghadapi masalah jangka panjang, seperti populasi Jepang yang menua dan tingkat kelahiran yang rendah. 

"Satu-satunya alasan Suga mendapatkan jabatan perdana menteri adalah karena dia bersumpah untuk melanjutkan kebijakan Abe," kata Koichi Nakano, profesor ilmu politik di Universitas Sophia di Tokyo dikutip laman the Guardian, Senin.

Mengenai kebijakan luar negeri, Suga akan terus memprioritaskan hubungan keamanan Jepang dengan Amerika Serikat (AS) dalam menghadapi Cina yang tegas dan Korea Utara yang bersenjata nuklir. Meskipun dia mengakui tidak memiliki "keterampilan diplomatik" seperti Abe yang berhasil menjalin hubungan pribadi yang erat dengan Presiden AS Donald Trump.

Putra petani stroberi

Suga adalah putra dari seorang petani stroberi dan guru di Yuzawa, sebuah kota di Prefektur Akita. "Saya lahir sebagai anak tertua dari seorang petani di Akita," kata Suga.

Semasa sekolah, Suga ternyata bukan sosok menonjol. "Dia sangat pendiam," ujar Hiroshi Kawai, mantan teman sekelas SMA Suga. "Dia adalah seseorang yang tidak akan Anda perhatikan jika dia ada di sana atau tidak," katanya menambahkan.

photo
Yoshihide Suga - (EPA-EFE/NICOLAS DATICHE )

Setelah lulus dari sekolah menengah di Yuzawa, Suga pergi ke Tokyo. Dia lantas bekerja paruh waktu, termasuk bekerja di pabrik karton dan pasar ikan Tsukiji, untuk membayar biaya kuliahnya.

Dilansir laman CNN, setelah lulus kuliah, Suga lantas bekerja dan menerima gaji bulanan. Namun, hasrat politik yang kuat membuatnya memutuskan meninggalkan pekerjaan rutin itu. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota Dewan Kota Yokohama.

"Tanpa pengetahuan atau hubungan darah, saya terjun ke dunia politik, mulai dari nol dan telah mampu menjadi pemimpin LDP, dengan semua tradisi dan sejarahnya," ujar Suga.

Karena tidak punya kenalan politikus dan minim pengalaman, dia harus bekerja keras meraih simpati dan memperkenalkan diri. Saat itu dia berkampanye mengunjungi setiap rumah penduduk.

Dalam sehari dia menyambangi 300 rumah warga dan di akhir kampanye dia tercatat mengunjungi 30 ribu rumah penduduk. Bahkan, karena terlalu seringnya berjalan kaki berkunjung ke rumah penduduk, Suga sampai menghabiskan enam pasang sepatu selama masa kampanye.

Kerja kerasnya pada masa lalu kini berbuah manis. Suga dinilai menjadi salah satu sosok politikus Jepang yang tangguh. Laman BBC mencatat, Suga berperan penting saat penobatan kekaisaran Jepang yang baru, Kaisar Naruhito, pada 2019.

Saat itu Suga dipilih sebagai orang yang mengumumkan nama dinasti baru, Reiwa, kepada rakyat Jepang dan dunia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat