Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menunjukkan lengannya yang telah disuntikan vaksin usai menjalani uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Senin (14/9). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Jawa Barat

Emil Jalani Suntikan Vaksin Kedua

Indonesia akan mendapat 30 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2020.

BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti jadwal penyuntikan kedua sebagai relawan vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Senin (14/9). Usai penyuntikan, gubernur yang kerap disapa Emil ini menjelaskan, 14 hari dari sekarang, semua relawan akan dites darah untuk mengetahui peningkatan imunitas dan anti bodi terhadap virus pandemi. 

"Mohon doanya mudah-mudahan hasil nanti ada reaksi positif (baik) dari dua pekan sekarang, yakni dengan meningkatnya imunitas dan antibodi Covid-19," ujar Emil.

Ia berharap, reaksi positif yang meningkatkan imunitas ini bisa terjadi pada seluruh relawan. Walaupun, proses relawan yang lainnya masih cukup panjang. "Sekarang jumlah relawan yang sudah disuntik dari 1.600, baru 400-an yang disuntik tahap I dan 200-an yang disuntik tahap II. Jadi, proses yang dibutuhkan masih berposes panjang," katanya.

Emil disuntik sekira pukul 13.00 WIB. Emil mengaku diameter jarum yang digunakan kali ini agak besar lubangnya. Setelah disuntik, Emil merasakan agak pegal dan susah mengangkat tangan yang bekas disuntik.

"Jadi lubang jarumnya lumayan lah. Setelah itu, 30 menit menunggu. Kalau saya selama lima menit ini agak pegal. Kemudian, agak susah mengangkat tangan dan masih agak kerasa," ujar dia. 

Proses penyuntikan vaksin Sinovac pada Senin, kata Emil, lebih cepat karena tidak ada pengambilan darah. Biasanya, dicek timbangan, diperiksa dokter, kemudian tes paru-paru dan sekitarnya. 

Emil berharap semua masyarakat mendoakan agar semua proses uji coba vaksin ini bisa aman terkendali dan tidak merasakan ada hal-hal yang terdampak seperti penyuntikan yang pertama. Emil menuntaskan penyuntikan pertama di Puskesmas Garuda pada Jumat (28/8) lalu.

Selama 14 hari setelah disuntik, Emil dan relawan lainnya mengisi laporan suhu rutin dan anomali yang dirasakan tubuh setiap hari. Ada sekitar sembilan potensi reaksi yang harus dilaporkan jika terjadi, dari gejala ringan sampai gejala agak berat. 

"Mudah-mudahan yang kedua juga sama, sehingga nanti berakhir dengan keberhasilan naiknya antibodi imunitas kita terhadap Covid-19. Sehingga rakyat Jawa Barat dan Indonesia bulan Januari sudah bisa diberi vaksin itu," katanya.

Kalaupun uji klinis ini tidak berhasil, kata dia, harus cari cara lagi. "Mencari ending Covid-19."

Emil mengatakan, dari pemerintah pusat sebenarnya sudah menginformasikan akan ada vaksin lain, tapi sedang berproses. "Kalau dari kita mana saja yang cepat dan terpercaya. Ini kan setelah ini pembuatan dan penyuntikan lebih menantang," katanya. 

Pada Sabtu (12/9), Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengatakan, Indonesia akan mendapat 30 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2020 dan 300 juta dosis untuk 2021. Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama beberapa BUMN farmasi dengan lembaga dan instansi farmasi mancanegara.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mencontohkan, kerja sama seperti PT Bio Farma dengan Sinovac Biotech asal Cina. Sinovac berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini apabila proses uji klinis tahap tiga di Indonesia berjalan lancar.

"Sedangkan untuk tahun depan akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia," kata Erick melalui siaran persnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat