Ilustrasi belajar daring. | ANTARA FOTO/Syaiful Arif

Nasional

Seribu Cara untuk Tetap Belajar di Tengah Pandemi

Pemda dan masyarakat dituntut lebih kreatif menyiasati anak untuk tetap belajar

 

 

Berbagai cara dilakukan masyarakat agar tetap dapat belajar di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda. Para pelajar di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, misalkan. Mereka mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) tanpa harus menggunakan telepon genggam. Caranya melalui siaran radio.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Ogan Komering Ulu (OKU) Teddy Meilwansyah mengatakan pihaknya mengeluarkan terobosan yang memungkinkan para peserta didik tetap bisa mengikuti PJJ meskipun tidak memiliki ponsel. "Dalam hal ini Disdik OKU bekerja sama dengan Radio Sukses yang merupakan radio pemerintah daerah. Hasilnya PJJ dapat berjalan baik," katanya pada Rabu (9/9).

Sistem ini menjadi cara mengatasi kesulitan akses internet, maupun orang tua siswa yang tak memiliki telpon pintar. Program mengajar melalui siaran radio sudah berjalan hampir 1,5 bulan dengan cara siswa mendengarkan materi pelajaran dari guru melalui radio.Menurut dia, sejauh ini pembelajaran melalui siaran radio tersebut mendapat respons yang baik dari orang tua dan siswa di wilayah itu. "Jadi, selain belajar daring, pembelajaran melalui siaran radio ini juga dapat dilakukan oleh siswa di tengah pandemi COVID-19," ujarnya.

 

Dua kelurahan blank spot internet 

Berbeda dengan OKU, Kota Serang masih memperjuangkan penyebaran dan pengadaan jaringan internet di berbagai wilayahnya. Sebabnya, proses pembelajaran daring di beberapa wilayah Kota Serang terkendala akses internet yang sulit dijangkau. Para siswa di dua kelurahan, yakni Sukajaya dan Cibendung kesulitan mengakses internet untuk kegiatan belajar mereka karena tinggal di kawasan dengan kategori blank spot internet.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Serang, Hari Pamungkas, membenarkan dua kelurahan itu menjadi area yang belum terlayani internet. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi kendala tersebut agar para siswa bisa tetap mengikuti pembelajaran daring. Meski begitu, menurut Hari, untuk kasus di Kelurahan Sukajaya lebih karena masalah teknis. Hal itu lantaran lokasinya yang berada di belakang Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) yang terdiri beberapa bangunan tinggi, yang menghalangi sinyal diterima masyarakat. 

"Kita sudah koordinasi dengan Diskominfo Provinsi Banten untuk menggunakan tower di sana sebagai repeater untuk menyalurkan sinyal ke Sukajaya," jelas Hari.

Sementara Kelurahan Cibendung di Kecamatan Taktakan menjadi wilayah blank spot internet karena berada di wilayah perbukitan. "Cibendung yang dekat Cilowong itu, jadi memang di sana sinyalnya tertutupi oleh bukit-bukit dan kita sudah koordinasi dengan provider untuk membangun MBTS (mobile base transceiver stasiun) di sana," ujarnya.

Hari menerangkan, Diskominfo Kota Serang menjadikan penanganan jaringan internet sebagai prioritas, karena sistem pembelajaran jarak jauh menjadi kewajiban selama pandemi Covid-19. Hingga kini, siswa dan guru belum boleh berada dalam satu ruangan. Pun angka penyebaran Covid-19 di Kota Serang yang tak kunjung turun dalam beberapa pekan terakhir, membuat belajar tatap muka urung dilakukan.

Menurut Hari, selain mencari solusi blank spot internet, jajarannya sudah menggandeng beberapa penyedia jaringan internet untuk memberikan bantuan kuota gratis bagi siswa. Tujuannya agar siswa bisa mengikuti proses pembelajaran bersama guru pada waktu ditentukan. "Kemudian kuota juga sudah gandeng dengan beberapa provider yang akhirnya membagikan kuota untuk belajar siswa," jelasnya.

Belajar luring

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang, Wasis Dewanto menuturkan, masalah wilayah belum terjangkau internet memang menjadi kendala siswa mengikuti pembelajaran daring. Selagi Pemerintah Kota (Pemkot) Serang meningkatkan infrastruktur akses internet, sambung dia, siswa diberi pilihan mengikuti pembelajaran secara luring. "Luring itu ada dua metode, bisa siswa datang ambil tugas ke sekolah atau guru yang datang ke rumah memberikan tugas dan membuat kelompok-kelompok belajar, ini antisipasi sejak lama," jelas Wasis.

Dia tidak memungkiri, metode belajar jarak jauh menghadapi beberapa kendala komunikasi tidak lancar dan efektivitas penyampaikan materi guru kepada siswa. Belum lagi, tidak semua orang tua siswa memiliki ponsel dengan kuota internet mencukupi. Wasis mengungkapkan, berdasarkan hasil survei internal, sebenarnya mayoritas orang tua siswa di Kota Serang menginginkan anaknya bisa kembali belajar tatap muka di dalam kelas. endati demikian, penyebaran covid-19 di Kota Serang yang semakin menunjukkan tren peningkatan membuat Pemkot Serang menunda pelaksanaan belajar di sekolah.

"Dinas sebenarnya sifatnya fasilitator, 90 persen orang tua pingin anaknya untuk belajar tatap muka di sekolah karena banyak hal lah," kata Wasis. Pihaknya pun belum bisa memutuskan masalah itu dalam waktu dekat. Jika memang keadaan semakin membaik Wasis menjanjikan, kajian untuk menyiapkan belajar di dalam kelas bakal dilakukan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat