PM Jepang Shinzo Abe. | David Guttenfelder/AP

Internasional

PM Jepang Shinzo Abe Mendadak Mundur

Shinzo Abe mundur karena masalah kesehatan.

TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (65 tahun), Jumat (28/8), menyatakan mundur dari jabatannya karena masalah kesehatan, yaitu sakit ulcerative colitis, sejenis radang usus besar kronis. Keputusan ini diambil di tengah upaya Jepang memerangi pandemi Covid-19 beserta memulihkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kapasitas pertahanan Jepang.

"Saya telah memutuskan untuk mundur dari jabatan perdana menteri karena merasa bahwa saya tidak bisa melanjutkan tugas jika saya sendiri tidak yakin akan bisa memenuhi kepercayaan yang diberikan rakyat kepada saya," kata Abe.

Dia juga menyampaikan permohonan maafnya karena harus mundur, padahal masa tugasnya belumlah selesai.

"Saya memohon maaf dari lubuk hati terdalam bahwa meski ada semua dukungan dari rakyat Jepang, saya meninggalkan masa jabatan yang masih tersisa selama satu tahun di tengah beragam kebijakan dan virus korona," ujarnya.

Japan Times menyebutkan, suara Abe terdengar santai saat konferensi pers kali ini. Namun, sesekali ia berhenti beberapa detik seakan menguatkan hati.

photo
Shinzo Abe saat menerima mandat sebagai perdana menteri Jepang. - (Itsuo Inouye/AP)

Wartawan, anggota parlemen, para menteri kabinet, hingga staf perdana menteri rutin melakukan komunikasi harian. Namun, tak seorang pun di antara mereka yang menduga Abe akan mundur.

Ketika kabar tentang Abe muncul pada pukul 14.00 waktu setempat, wartawan di kantor perdana menteri bergegas menyaksikan di layar televisi di pojok ruangan. Awak kamera pun tergopoh-gopoh menyiapkan peralatan mereka, sedangkan para wartawan sibuk menelepon untuk memastikan kebenaran kabar itu.

"Saya baru tahu soal pengunduran diri itu dari laporan berita dan saya terkejut," ujar Seiko Hashimoto, menteri yang menangani Olimpiade, dikutip Japan Times.

Pada 2007, Abe juga pernah mundur dari jabatan PM yang baru dijabatnya setahun. Saat itu, ia juga menyebutkan ada masalah kesehatan. Abe memang menderita radang usus besar sejak sekolah menengah pertama.

Baru-baru ini Abe tercatat dua kali memeriksakan diri ke Keio University Hospital, yaitu 17 Agustus dan 24 Agustus. Abe mengatakan, kini ia mendapatkan pengobatan melalui suntikan intravena.

Abe memiliki darah biru politik Jepang. Ia melanjutkan jejak kakeknya sebagai perdana menteri, Nobusuke Kishi.

Abe adalah perdana menteri Jepang dengan masa jabatan terlama. Pada Senin (24/8), ia resmi menjabat selama 2.799 hari dan melampaui rekor yang dipegang paman buyutnya, Eisaku Sato, yang menjabat selama 2.798 hari.

Di negeri yang dikenal kerap memiliki perdana menteri bermasa jabatan pendek, Abe adalah pengecualian. Ia menawarkan gambaran Jepang yang stabil. Abe juga dinilai berhasil menjalin hubungan kuat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meskipun begitu, Abe yang dikenal berhaluan ultranasionalisme membuat Korea dan Cina merasa terusik.

photo
Warga Korea Selatan menyaksikan pidato Shinzo Abe beberapa waktu lalu.- (Ahn Young-joon/AP)

Retorika Abe adalah membuat Jepang kembali normal dan indah, dengan militer yang lebih kuat dan peran lebih besar di pentas internasional. Abe harus menghentikan mimpinya untuk "menulis ulang" konstitusi Jepang karena minimnya dukungan dari rakyat Jepang.

Sejak dikalahkan sekutu dalam Perang Dunia II pada 1945, konstitusi damai Jepang disusun oleh AS dengan sejumlah batasan. Di antara batasan itu, Jepang hanya diizinkan memiliki pasukan "bela diri". Jepang juga tidak boleh terlibat dalam peperangan di negara lain.

Abe berhasil menarik Jepang dari resesi ekonomi meski kini pandemi kembali menyurutkan perekonomian Negeri Matahari Terbit ini. Ia memiliki formula yang dikenal sebagai "Abenomics", yaitu perpaduan dari stimulus fiskal, kebijakan moneter yang amat bersahabat, dan reformasi.

Pengganti Abe

Mundurnya Abe memantik persaingan memperebutkan kursi ketua partai berkuasa, Liberal Democratic Party (LDP). Perebutan akan terlihat dalam dua atau tiga pekan ini.

Pemenang kursi ketua LDP harus secara resmi dipilih pula oleh parlemen Jepang. Ketua LDP yang baru akan otomatis menduduki kursi PM hingga masa jabatan selesai, yaitu September 2021.

Laman Asahi melaporkan, para eksekutif LDP akan segera mengadakan rapat luar biasa untuk memilih pengganti Abe. Ada sejumlah nama yang diperkirakan menjadi kandidat kuat.

Di antara para kandidat, muncul nama Fumio Kishida, ketua dewan kebijakan LDP. Sebelumnya, ia adalah rival Abe saat pemilihan ketua sebelumnya.

photo
Fumio Kishida menyampaikan pidato pada forum The 2nd Conference on Cooperation Among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPAD II) di Kementerian Luar Negeri Indonesia beberapa waktu lalu. - (ANTARA FOTO)

Nama lain adalah Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, yang dikenal sebagai sekutu lama Abe. Berikutnya adalah mantan menteri pertahanan Shigeru Ishiba yang dikenal hawkish dan mantan menteri luar negeri Fumio Kishida.

Survei yang dilakukan akhir pekan lalu sempat menyebut nama Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi dengan 8,4 persen suara. Namun, putra mantan perdana menteri Junichiro Koizumi ini diperkirakan kurang mendapatkan dukungan partai. Ia baru berusia 39 tahun.

Siapa pun pemenang kursi Abe tampaknya akan tetap mempertahankan kebijakan Abenomics. Namun, belum tentu mereka akan berhasil mempertahankan kekuasaan seperti Abe.

Fakta penyakit Abe

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menderita ulcerative colitis, sejenis radang usus besar kronis. Radang ini tidak bisa disembuhkan dan menyebabkan luka pada dinding usus besar dan rektum.

Gejalanya, antara lain, diare, keram perut, kehilangan berat badan, dan cepat lelah. Penyebabnya belum diketahui pasti, tapi diperkirakan penyakit keturunan dan kelainan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel di saluran cerna. Pola makan dan stres diyakini memperburuk kondisi penderitanya.

Pengobatan standar biasanya menggunakan 5-aminosalicylic acid (5-ASA) dan Asacol yang dipakai Abe sejak 2009, ketika mulai diizinkan beredar di Jepang. "Jika Asacol belum ada di pasar Jepang, mustahil saya bisa berada di sini seperti hari ini," kata Abe saat berpidato pada 2013.

Namun, pengobatan ini pun memiliki efek samping. Di antara efek tersebut adalah mual, sakit kepala, dan muntah. Untuk kasus lebih parah, biasanya menggunakan obat penekan sistem kekebalan tubuh.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat