Sejumlah pelajar mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring di rumah aspirasi Kelurahan Sumur panggang, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (25/8). Rumah aspirasi didirikan atas inisiatif anggota DPRD Kota Tegal FPKS, Zaenal Nurohman tersebut untuk membantu m | Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO

Nusantara

‘Kami tak Ingin Ambil Risiko Belajar Tatap Muka’

Wali murid atau para orang tua diminta untuk memaklumi keputusan yang diambil pemerintah daerah.

OLEH MURSALIN YASLAND, INAS WIDYANURATIKAH

Penundaan kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah di Kota Bandar Lampung dengan alasan demi keselamatan bersama. Masih tingginya angka penyebaran virus korona (Covid-19) menjadi alasan utama sekolah masih belajar dari rumah secara daring.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdik) Kota Bandar Lampung Sukarman Wijaya mengatakan, Pemkot Bandar Lampung kembali memperpanjang KBM siswa secara daring dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari 31 Agustus menjadi 31 Oktober 2020. Langkah ini diambil sebagai upaya menyelamatkan warga.

“Kami tak ingin mengambil risiko bila dipaksakan siswa belajar di sekolah secara tatap muka. Yang harus diutamakan keselamatan warga,” ujar Sukarma Wijaya di Bandar Lampung, Selasa (25/8). 

Perkembangan Covid-19 di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya saat ini masih menunjukkan angka yang meningkat. Penambahan jumlah kasus baru Covid-19 inilah yang jadi pertimbangan utama pemkot menunda KBM secara tatap muka.

Wali murid atau para orang tua diminta untuk memaklumi keputusan yang diambil pemerintah daerah terkait masih diperpanjang siswa belajar di rumah secara daring, karena pertimbangan keselamatan bersama. Dia menyatakan, pemkot tak ingin mengambil risiko dengan menomorduakan keselamatan warganya.

Dalam 24 jam terakhir, Provinsi Lampung mencatatkan tambahan empat kasus positif Covid-19. Hingga Selasa (25/8), secara kumulatif, Lampung mencatatkan sebanyak 369 pasien positif Covid-19.

photo
Siswa SMK mengikuti kegiatan belajar mengajar saat uji coba pembelajaran tatap muka di SMK Islam 1 Blitar, Jawa Timur, Selasa (18/8). Pemprov Jatim memulai uji coba pembelajaran tatap muka di 90 sekolah tingkat SMA,SMK, dan SMALB di 30 Kabupaten/Kota, meskipun masih berstatus zona merah, orange, dan kuning. - (IRFAN ANSHORI/ANTARA FOTO)

Di Provinsi Lampung, hanya Kabupaten Lampung Barat yang telah menyelenggarakan sekolah KBM tatap muka pada masa pandemi Covid-19 sejak Senin (24/8). Tidak adanya penambahan kasus baru Covid-19 di kabupaten tersebut, menjadi pertimbangan Pemkab Lampung Barat memulai sekolah perdana di masa pandemi.

Sementara di Kabupaten Pesisir Barat, Dinas Pendidikan sedang mempersiapkan sekolah secara tatap muka. Beberapa sekolah akan menyelenggarakan belajar secara tatap muka secara bertahap pada masa pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Iwan Syahril, mengatakan, pihaknya melihat banyak guru yang merasa kesulitan dalam memberi pelajaran selama masa pandemi. Di berbagai daerah di Indonesia, sebagian besar sekolah masih menggunakan metode PJJ.

Iwan mengatakan, untuk mengatasi kesulitan guru di lapangan, Kemendikbud sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Covid-19 yang isinya siswa tidak diwajibkan untuk memenuhi seluruh capaian kurikulum. Namun, Iwan melihat, masih banyak guru yang khawatir terkait penyederhanaan kurikulum ini. 

Terkait hal tersebut, Kemendikbud pada awal Agustus 2020 lalu mengeluarkan kurikulum darurat yang boleh digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. “Jadi banyak yang mungkin belum siap, dan merasa khawatir,” kata Iwan.

Iwan menegaskan, kurikulum darurat ini merupakan pilihan guru sehingga tidak harus dilakukan. Sebab, Kemendikbud juga melihat sudah adanya sekolah-sekolah yang melakukan penyesuaian kurikulum secara mandiri. Menurut dia, kondisi sekolah di Indonesia tidak bisa disamaratakan selama pandemi ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat