Ilustrasi Usaha rintisan | Pixabay

Inovasi

Kontribusi Aktif Dukung Ekosistem Digital

Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan menjadi yang terbesar di dunia.

Untuk dapat berkiprah aktif di era digital, sebuah negara tentu memperlukan banyak talnta-talenta mumpuni. Sejak beberapa tahun lalu, Indonesia telah secara serius menggarap ekosistem digital.

Berbagai pihak pun berupaya ikut mewujudkan ekosistem digital nasional yang kondusif bagi perkembangan dunia digital Tanah Air. Salah satunya, adalah melalui gelaran ALE Geek Battle 2020. Program ini merupakan upaya ALE untuk memenuhi kebutuhan talenta digital andal di Indonesia. 

Karena, Indonesia masih menghadapi digital skills gap, dimana kebutuhan akan tenaga andal di bidang digital masih belum terpenuhi. Untuk memperkecil gap ini, dibutuhkan program pendidikan dan/atau pelatihan baik oleh pemerintah maupun kalangan swasta.

Digelar oleh provider telekomunikasi Alcatel-Lucent Enterprise (ALE), ALE Geek Battle 2020 kini telah memasuki babak akhir. “Laporan World Bank menyatakan kita masih kekurangan 9 juta tenaga terampil dan semi-terampil di bidang IT,” ungkap Adios Purnama selaku Country Manager, Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia.

Program ini, ia melanjutkan, adalah salah satu inisiatif ALE untuk melahirkan talenta-talenta digital baru di Indonesia yang bisa mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Menurut Adios, Google Indonesia memperkirakan ekonomi digital di Indonesia akan mencapai 124 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2025 dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. 

Untuk mewujudkan hal ini, tentu dibutuhkan banyak talenta digital andal. Program ALE Geek Battle dilaksanakan melalui kerjasama dengan beberapa rintisan digital Indonesia yang memiliki perhatian dalam pengembangan digital talent di Indonesia. Program ini dimulai sejak akhir Oktober 2019 dan diikuti oleh sekitar 4.122 peserta. 

Seluruh peserta mendapatkan beasiswa untuk mengikuti kelas Android Pemula sebagai bagian dari upaya peningkatan kemampuan peserta agar sesuai dengan kebutuhan pasar.

Fokus Tanggulangi Covid-19

photo
Pandemi Covid-19 - (Pixabay)

Komitmen untuk membnatu para usaha rintisan di Indonesia juga ditunjukkan Telkomsel. Di masa pandemi ini, komitmen tersebut diwujudkan melalui kolaborasi sinergis bersama dua usaha rintisan yang pernah tergabung dalam program The NextDev Telkomsel, yakni Jahitin dan Kostoom. 

Kolaborasi ini berupaya menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk petugas medis dan masker kain bagi masyarakat yang diproduksi langsung oleh sejumlah penjahit lokal. Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin mengatakan, pandemi COVID-19 telah mendorong perubahan di berbagai sektor kehidupan masyarakat. 

Hal ini memotivasi Telkomsel untuk terus bergerak maju dengan hadir, sembari tetap mendukung pengembangan ekosistem usaha rintisan di Indonesia. “Kolaborasi kami dengan Jahitin dan Kostoom diharapkan mampu membantu seluruh pihak yang selama ini memiliki kepentingan yang sama dalam upaya menjaga kesehatan dan keselamatan, terutama bagi tenaga medis dan masyarakat terdampak yang kini masih terus berjuang di tengah pandemi ini,” ujar pria yang biasa disapa Abe ini. 

Dalam kolaborasi ini, Jahitin berkontribusi menyediakan 12 ribu set APD yang meliputi baju hazmat, face shield, jubah operasi, pembungkus sepatu, penutup kepala, dan masker. Bantuan tersebut telah disalurkan ke lebih dari 30 titik di seluruh Indonesia, dengan fokus utama ke sejumlah rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. 

Sedangkan, Kostoom berperan dalam menyediakan 10 ribu buah masker kain non medis yang memiliki kualitas lebih kuat dan tahan lama. Masker tersebut telah dibagikan di 20 titik di seluruh Indonesia, dengan fokus ke masyarakat umum serta petugas dan relawan medis di sejumlah rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.

Seluruh APD dan masker kain dibuat langsung oleh para penjahit lokal sebagai pelaku UMKM yang selama ini sudah menjadi mitra dari Jahitin dan Kostoom. Dengan begitu, inisiatif penyediaan bantuan ini juga diharapkan mampu membantu menggerakkan perekonomian melalui pemberdayaan sektor UMKM yang turut terdampak dari pandemi Covid-19. 

 
Indonesia masih menghadapi digital skills gap, dimana kebutuhan akan tenaga andal di bidang digital masih belum terpenuhi.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat