Sejumlah santri baru mengikuti olahraga saat menjalani isolasi mandiri sebelum masuk ke asrama di gedung SMP Pondok Pesantren Al Aqobah 1, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (6/7). (ilustrasi) | SYAIFUL ARIF/ANTARA FOTO

Nasional

26 Santri Positif Covid-19 Diisolasi

Puluhan santri tersebut telah diisolasi guna meminimalisasi risiko penyebaran.

SEMARANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati mengambil langkah-langkah guna menindaklanjuti temuan baru 26 orang santri di pondok pesantren di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang terkonfirmasi positif Covid-19. Para santri tersebut telah difasilitasi untuk diisolasi.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Joko Leksono, yang dikonfirmasi mengungkapkan, para santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut telah diisolasi di Hotel Kencana, Pati. Langkah ini dilakukan guna meminimalisasi risiko penyebaran yang lebih luas lagi.

Terkait dengan hal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pati telah melakukan pelacakan sejak ditemukan santri yang positif telah terpapar Covid-19. “Temuan 26 santri yang diketahui positif merupakan hasil tracing terhadap 105 orang lainnya,” kata Joko, yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (10/8).

Sehingga, kata dia, para santri pondok pesantren di Kajen tersebut sudah menjalani isolasi mandiri. Dia berharap setelah sepekan menjalani isolasi, para santri tersebut akan kembali menjalani tes usap atau swab.

Jika dari tes usap tersebut diketahui hasilnya masih positif, akan tetap tinggal dan menjalani isolasi. Demikian halnya jika hasil tes usap tersebut diketahui sudah negatif, santri bisa dipulangkan.

photo
Sejumlah santri asal Ponpes Gontor berpose ketika mengikuti wisuda penyintas Covid-19 di halaman Rumah Sakit Lapangan Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/7). Berdasarkan data Satgas penanganan Covid-19 menyatakan jumlah pasien sembuh di Jawa Timur pada (28/7) sebanyak 401 pasien sehingga total pasien yang dinyatakan sembuh tercatat 13 - (Zabur Karuru/ANTARA FOTO)

“Nantinya, mereka yang dinyatakan sudah negatif Covid-19, juga akan diberikan surat pemberitahun yang menerangkan mereka telah sudah negatif Covid-19,” katanya.

Joko juga mengungkapkan, langkah isolasi terhadap para santri tersebut untuk memastikan tak terjadi penularan kepada orang lain. Maksud dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 adalah untuk memastikan tidak terjadi penyebaran Covid-19 yang lebih luas lagi.

Kalau memang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19, untuk sementara harus diisolasi guna menghindari kontak dengan orang lain melalui isolasi mandiri. “Kebetulan, Pemkab Pati memang sudah menyiapkan tempat isolasi yang sekarang digunakan para santri tersebut,” ujar dia.

Bupati Pati yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati Haryanto sebelumnya menyampaikan, telah berkoordinasi dengan Asisten Pemerintahan dan Kesra, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, serta pihak pondok dalam menyikapi hal ini.

Untuk sementara, para santri yang negatif Covid-19 harus dipulangkan ke daerah asalnya, sampai lingkungan pondok benar-benar aman dari risiko penularan (steril) terlebih dahulu.

Para santri yang berasal dari luar Jawa yang belum bisa pulang, bakal ditempatkan di lokasi yang lebih aman dari risiko penularan di luar lingkungan pondok hingga ada pihak keluarga yang datang untuk menjemput mereka.

“Dengan adanya temuan baru 26 santri positif terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut, maka total jumlah santri yang terpapar di salah satu pondok peantren, di Desa Kajen tersebut mencapai 35 orang santri,” ujar dia.

Haryanto juga meminta semua pihak, khususnya kalangan pendidikan baik itu pengasuh pondok/guru, santri/pelajar, dan wali santri/orang tua murid di madrasah dan juga di sekolah umum maupun swasta bijak menyikapi hal ini. Awalnya terdapat sembilan santri dari 105 santri di salah satu pondok pesantren yang ada di Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati, yang dinyatakan positif Covid-19 pada awal Agustus 2020.

Kemudian, ditindaklanjuti dengan tes usap tenggorokan terhadap 96 santri secara bertahap dan diketahui hasilnya ada 26 santri terkonfirmasi positif Covid-19.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi mengaku situasi saat ini lebih mengkhawatirkan bagi para santri dan siswa madrasah untuk kembali bersekolah. Ia menjelaskan, pada waktu awal pandemi, banyak pesantren yang tidak tutup dan memulangkan para santri karena wilayah mereka dianggap aman. Selain itu mereka juga hanya berada di lokasi tersebut.

"Karena yang penting lokasi aman Covid, ustaz dan guru aman Covid, santri aman Covid, dan lakukan penerapan protokol kesehatan. Ini jadi lebih mudah, karena begitu santri dan guru masuk, tidak ke mana-ke mana lagi: masuk sehat, protokol kesehatan, dan tidak keluar-keluar lagi," jelas Fachrul Razi dalam webinar dengan Kemendikbud, Jumat (7/8).

Saat ini, kata Fachrul Razi, hanya sekitar tiga pesantren yang masuk klaster penularan Covid-19. Menurutnya ini bukti bahwa sebagian besar pesantren aman dari Covid-19 pada awal pandemi.

Hal ini menjadi jauh berbeda di saat tahun ajaran baru dimulai saat ini. Para santri dan siswa sudah dipulangkan dari pesantren dan madrasah. Meskipun awalnya sehat, dalam perjalanan mereka dapat terinfeksi virus.

Para siswa yang tidak di asrama juga semakin rentan karena mereka bisa saja mampir ke berbagai tempat sebelum menuju ke rumah. "Makanya kita mohon kerjasamanya dengan orang dewasa, para petugas keamanan, kalau melihat anak-anak sekolah berkerumun segera disuruh pulang," kata Menag.

Kendati begitu saat ini seluruh pesantren tetap dibuka kembali, tentunya dengan penerapan protokol kesehatan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat