Seorang siswa belajar secara daring dibantu orangtuanya menggunakan fasilitas wifi gratis di Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020). Fasilitas wifi tersebut disediakan sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan b | ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA

Bodetabek

Kota Bogor Siap Pasang Wifi di 797 RW

Fasilitas wifi sudah menjadi kebutuhan anak untuk mengikuti belajar daring.

BOGOR -- Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bergerak untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, Pemkot Bogor sedang menyiapkan skema memasang pemancar internet nirkabel (wi-fi) untuk membantu warga tidak mampu.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, menjelaskan, pihaknya banyak menerima keluhan dari masyarakat yang harus membeli kuota internet. Di tengah pandemi Covid-19, tidak sedikit orang tua yang ekonominya terganggu sehingga berat jika harus mengeluarkan uang untuk membeli paket internet. "Kita kerja sama untuk buat agar keluarga yang punya persoalan akses internet dipecahkan masalahnya," kata Bima di Kota Bogor, Kamis (6/8).

Menurut Bima, Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Persandian (Diskominfostandi) Kota Bogor ditunjuk untuk menyiapkan kebutuhan pengadaan. Dengan pemasangan titik wi-fi, diharapkan dapat mengurangi beban orang tua yang anaknya harus belajar dari rumah. "Kita akan lakukan apa yang belum pusat lakukan, yaitu memastikan infrastruktur IT cukup di Kota Bogor," jelas Bima.

Kepala Diskominfostandi Kota Bogor, Rahmat Hidayat, mengatakan, instansinya sedang menghitung kebutuhan masyarakat terhadap akses internet. Dia menjelaskan, terdapat dua skema yang disiapkan pemkot untuk pemasangan titik wi-fi. Skema pertama, wi-fi dipasang di 68 kelurahan yang ada di Kota Bogor. Hanya saja, Rahmat menganggap, pilihan tersebut kurang efektif. "Kalau per kelurahan anggaran lebih murah, cuma secara sosial distancing dan jarak tempuh anak sekolah kan jauh dan malah berkerumun," ucap Rahmat.

Sekema kedua, yakni memasang wi-fi di setiap RW. Meskipun biaya jauh lebih besar, menurut dia, pemasangan wi-fi di tingkat RW lebih masuk akal. Hal itu lantaran lokasi RW tersebar dan menjangkau seluruh wilayah. "(Ada) 797 RW kita sedang hitung anggarannya, termasuk juga infrasturkturnya. Kita sudah rapatkan," jelasnya.

photo
Anak-anak belajar dan mengerjakan tugas sekolah secara daring di serambi Masjid At-Taqwa, Dusun XIV, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/8). Masjid At-Taqwa menyediakan internet gratis untuk membantu kegiatan belajar anak-anak yang sekolah SD dan SMP - (Wihdan Hidayat / Republika)

Rahmat menyampaikan, jaringan internet itu juga bisa dimanfaatkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk memasarkan produknya secara digital. Dengan demikian, sambung dia, pemulihan dan kebangkitan ekonomi di Kota Bogor juga dapat dipercepat. "Misalnya ada produk A, B, atau C di wilayah itu bisa dipasarkan secara online," kata Rahmat.

Mengenai biaya, Rahamt mentaksir, pemkot harus menyediakan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar. Biaya itu diproyeksikan untuk membayar tagihan wi-fi selama empat bulan di 797 lokasi. "Kalau masang di rumah itu kan sekitar Rp 500 ribu ya. Anggap satu RW Rp 500 per bulan. Tinggal dikalikan saja selama kurang lebih empat bulan," ucapnya.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri mendukung rencana pemkot mencari solusi dalam mengatasi kekurangan jaringan internet di Kota Bogor. Saeful menyebut, pengadaan wi-fi di setiap RW harus segera dieksekusi. Meskipun demikian, Saeful mengingatkan, pemkot wajib menghitung biaya secara matang agar tidak menimbulkan beban di kemudian hari.

"Sudah banyak keluhan masyarakat atau wali murid mengenai beban kuota. Jadi sudah sepantasnya, pemerintah hadir untuk membantu masyarakat," kata politikus PPP itu.

Pemasangan jaringan internet juga harus memperhatikan jumlah siswa di kawasan tertentu. Hal itu agar terjadi pemerataan pengakses internet nirkabel. "Yang membutuhkan yang mana. Jadi harus dipertimbangkan juga menambah kapasitas daerah yang banyak membutuhkan," jelasnya.

Wifi di Surabaya

photo
Sejumlah siswa belajar menggunakan fasilitas wifi gratis di Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020). Fasilitas wifi tersebut disediakan sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan belajar daring - (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)

Akses wifi gratis di pendopo Kantor Kecamatan Tambaksari Surabaya dimanfaatkan pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menjalani belajar daring. Pendopo ini memang sengaja disiapkan bagi para pelajar yang mengalami kendala, terutama akses internet, saat siswa diharuskan mengikuti belajar daring di tengah pandemi Covid-19.

Camat Tambaksari Surabaya, Ridwan Mubarun mengatakan, sejak Senin (3/8), pendopo Kantor Kecamatan Tambaksari Surabaya ini dimanfaatkan oleh para siswa untuk belajar daring. Pemanfaatan pendopo untuk akses belajar ini dengan menggandeng Karang Taruna Kecamatan.

"Jadi anak-anak muda ini (Karang Taruna), mereka mendata warga tidak mampu itu dan akhirnya dibukalah kelas di pendopo ini. Dimana kalau di pendopo ini kan internetnya pasti ada," kata Ridwan di Surabaya, Kamis (6/8).

Selain menyediakan fasilitas wifi gratis, Ridwan menyatakan, pihaknya juga menyediakan fasilitas antar jemput bagi pelajar tersebut. Ini dilakukan untuk memastikan anak-anak itu datang ke lokasi dan pulang ke rumah dengan selamat.

"Mereka belajar didampingi kakak-kakak mereka dari Karang Taruna. Setelah belajar kita antar pulang lagi ke rumah mereka," ujarnya.

Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat membantu para orang tua, terutama bagi mereka yang kesulitan menyiapkan akses internet untuk anaknya saat mengikuti belajar daring dari rumah. Karena itu, pihaknya berharap, tidak ada lagi orang tua siswa di wilayahnya yang mengalami kendala terkait akses internet untuk belajar.

"Jadi kalau ada warga yang kesulitan data internet, monggo silakan manfaatkan pendopo Kecamatan Tambaksari ini," kata Ridwan.

 
Kalau ada warga yang kesulitan data internet, monggo silakan manfaatkan pendopo Kecamatan Tambaksari ini.
RIDWAN MUBARUN, Camat Tambaksari Surabaya
 

Salah satu pelajar yang memanfaatkan fasilitas internet di Pendopo Kecamatan Tambaksari Surabaya adalah Ferlita. Pelajar kelas VI SDN Ploso 1 Surabaya itu mengaku senang. Sebab, selain didampingi kakak-kakak Karang Taruna, akses internet juga tersedia.

"Baru pertama hari ini belajar daring di pendopo Kecamatan Tambaksari Surabaya. Di sini senang ada temannya," kata Ferlita.

Ferlita berharap, pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir. Supaya aktivitas kehidupan terutama belajar mengajar di sekolah dapat kembali berjalan normal seperti sedia kala. "Inginnya bisa belajar di sekolah sama teman-teman, bisa belajar tatap muka langsung dengan ibu guru," katanya.

Pelajar lain yang memanfaatkan fasilitas wifi tersebut adalah Narendra Rama Pramuditha. Siswa kelas VI SDN Tambaksari 1 Surabaya ini mengaku lebih nyaman belajar di pendopo Kecamatan Tambaksari Surabaya. Sebab, ketika di rumah ia mengaku kesulitan dengan akses jaringan internet.

“Karena kalau di sini (pendopo) sinyalnya bagus, kalau di rumahnya sinyalnya jelek, terus tidak punya paketan. Dan di sini lebih enak, nyaman,” kata Narendra. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat