Calon jamaah umrah yang batal berangkat umrah lewat Singapura memeluk kerabatnya saat tiba di Bandara International Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (28/2). | ANTARA FOTO

Kabar Utama

Saudi Buka Opsi Umrah

Penerbangan mancanegara ke Saudi dibuka 16 September mendatang.

JAKARTA -- Pelaksanaan ibadah haji 2020/1441 Hijriyah yang dinilai berlangsung lancar membuat Kerajaan Arab Saudi membuka opsi membuka kembali izin pelaksanaan umrah. Protokol yang dijalankan selama ibadah haji tahun ini akan menjadi patokan.

Dilansir Saudi Gazette, Wakil Menteri Haji dan Umrah untuk Urusan Haji, Dr Hussein al-Sharif, menyebut kementerian akan segera memulai persiapan terkait dengan musim umrah mendatang. Persiapan itu, menurut Hussein al-Sharif, akan dimulai dengan proses evaluasi dan penilaian terhadap pelaksanaan haji dalam waktu dua pekan mendatang. 

"Kementerian akan mulai mengambil pelajaran dan evaluasi dari musim haji yang telah selesai, yang mana dapat disaksikan betapa tingginya kualitas kontrol kesehatan dan prosedur di tengah situasi pandemi Covid-19," tulis keterangan resmi al-Sharif yang dilansir dari Saudi Gazette pada Selasa (4/8).

Ia menekankan, kementerian akan berusaha melihat, mengambil manfaat, dan belajar dari pengalaman berharga tersebut.

Pada tahun-tahun sebelumnya, persiapan umrah biasanya langsung disiapkan begitu musim haji pungkas. Kendati demikian, sehubungan merebaknya pandemi Covid-19 di dunia, termasuk Saudi, pelaksanaan umrah ditangguhkan sejak akhir Februari lalu.

Pada 2019, jumlah total jamaah umrah melampaui 19 juta orang. Haji dan umrah saat ini menyumbang 25 persen pendapatan Kerajaan Saudi. 

Terkait rencana dibukanya umrah, Konsulat Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono, menyebut pihaknya belum mendapat informasi resmi. Namun, Kerajaan Saudi memang berencana membuka penerbangan internasional mulai 16 September mendatang.

"Rencananya, mulai 16 September, Pemerintah Saudi akan membolehkan warga negara asing untuk berkunjung. Berarti umrah sudah boleh mulai tanggal tersebut. Izin berkunjung untuk semua negara," ujar Konjen Eko saat dihubungi Republika, Selasa (4/8).

Sementara itu, Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, mengatakan pihaknya terus memantau kebijakan Arab Saudi terkait kemungkinan dibukanya umrah. Ia juga sudah menghubungi pihak Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk membahas hal tersebut.

"Saya kemarin sudah kontak dengan bagian teknis di Kementerian Haji Arab Saudi, membicarakan kemungkinan rapat membahas pelaksanaan umrah pascahaji 1441 Hijriyah,” kata Endang.

Endang lantas menyebut, musim umrah kemungkinan dibuka kembali melihat jumlah kasus Covid-19 di Saudi yang terus menurun. Data per 25 Juli 2020, misalnya, ada 2.200 kasus per hari. Sementara, data pada 2 Agustus lalu menunjukkan penurunan terus-menerus hingga 1.357 kasus per hari. 

Jika tren penularan Covid-19 terus menurun, tidak tertutup kemungkinan penerbangan internasional akan kembali dibuka, termasuk untuk jamaah umrah. "Suksesnya penyelenggaraan haji dengan penerapan protokol kesehatan akan menjadi role model penyelenggaraan umrah. Saya yakin jika umrah dibuka, protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat," ujar dia.

Ia lantas menyebut nantinya ada kemungkinan Saudi memberlakukan persyaratan ketat, utamanya terkait protokol kesehatan, kepada negara pengirim jamaah umrah. Pada musim haji lalu, di antara protokol yang dijalankan adalah membatasi jamaah tak melebihi 10 ribu, kemudian pelarangan lansia, karantina jamaah, serta protokol kesehatan standar Covid-19 lainnya.

Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) optimistis umrah akan segera dibuka oleh Saudi. Optimisme itu setelah melihat penyelenggaraan haji tahun ini berjalan lancar tanpa ada jamaah haji terpapar Covid-19.

"Saya sungguh punya harapan besar bahwa umrah akan segera dibuka," kata Ketua Umum Kesthuri Asrul Azis Taba saat dihubungi Republika, Selasa (4/8).

Menurut dia, hubungannya dengan para mitra di Saudi, khususnya yang ada di Makkah, akan kembali diaktifkan seturut rencana pembukaan umrah. Asrul mengatakan, pihaknya juga sudah merencanakan berangkat ke Jeddah melihat kondisi setelah bandara Saudi dibuka untuk penerbangan internasional. "Kondisi yang paling update, sebelum jamaah yang tertunda sejak bulan Maret kemarin diberangkatkan untuk umrah. Mohon bantuan doa," ujarnya.

Ia memprediksi, pelaksanaan umrah akan menerapkan jaga jarak fisik sejak di penerbangan. Terkait hal itu, pihaknya mengantisipasi dengan menyiapkan penjadwalan ulang penerbangan. Selain itu, pembatasan ketat seperti pada musim haji lalu juga akan diterapkan. "Misalnya, jumlah jamaah yang dikurangi ataupun pembatasan usia," katanya.

Asrul sebelumnya mengatakan, secara umum kondisi biro perjalanan wisata, termasuk penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU), sekitar empat bulan belakangan sepi kegiatan. Hal tersebut tentu sangat berdampak terhadap kemampuan finansial perusahaan. "Kita tunggu saja, mudah-mudahan semuanya berjalan normal seperti semula," ujarnya berharap. 

Protokol kesehatan umrah 

Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi), Syam Rersfiadi, meminta pemerintah menyiapkan prosedur kesehatan bagi jamaah umrah mulai berangkat dari rumah sampai pulang ke rumah lagi. "Selanjutnya travel tinggal membantu menyiapkan dan mengingatkan jamaah," katanya kepada Republika, Selasa (4/8).

Syam Rersfiadi mengatakan, suksesnya haji 2020 bukan berarti umrah sudah bisa diselenggarakan. Kerajaan Saudi nanti tentunya memiliki pertimbangan negara mana saja yang boleh mengirimkan jamaah umrah. 

"Semua mesti bisa dlihat dulu, apakah negara yang akan mengirim umrah masih terjadi pandemi atau tidak. Jika masih, tentunya akan sangat berisiko bagi KSA (Kerajaan Saudi)," ujar dia.

Menurut Syam, jika Saudi sudah siap dengan prosedur kesehatan yang ketat, para Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) di Indonesia pasti akan mengirimkan jamaah umrah. "Kami sangat senang mengirim jamaah umrah ke KSA," katanya. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh), Muharom Ahmad mengatakan, lancarnya pelaksanaan haji tahun ini jadi kabar baik bagi para penyelenggara umrah ataupun haji khusus di Indonesia. "Dengan demikian, kembali berkobar semangat pada kami dan jamaah," kata dia.

photo
Sejumlah jamaah Indonesia telantar di Bandara Soekarno-Hatta menyusul pembatasan mendadak ibadah umrah pada Februari lalu.  - (AP)

Muharom mengatakan, pandemi Covid-19 tak mengurangi minat masyarakat berangkat ibadah ke Tanah Suci. Menurut dia, salah satu anggota asosiasi Himpuh melaporkan, selama pandemi banyak masyarakat yang mendaftar untuk haji khusus tahun depan.

"Yang mendaftarkan jadi jamaah haji khusus mulai dari bulan Maret sampai bulan Juli terakhir ini, bahkan terjadi kenaikan yang lumayan signifikan hingga 200 orang dalam tiga bulan terakhir," katanya.

Hal ini, menurut Muharom, menunjukkan masyarakat sangat yakin bahwa pandemi akan segera berakhir, dan penyelenggaraan ibadah umrah juga haji akan segera diselenggarakan kembali. 

Dia mengatakan, keyakinan ini tentunya membuat jamaah umrah harus mulai menyiapkan diri untuk bisa berangkat umrah. Khususnya, bagi jamaah yang kerinduannya ke Tanah Suci tertunda karena Arab Saudi menutup umrah awal tahun ini.

Saat ini para penyelenggara umrah menaruh harapan besar, Saudi akan kembali membuka umrah. Harapan itu yakin terealisasi setelah beberapa maskapai sudah mulai membuka pelayanan penerbangan internasional pada September.

"Kami berharap, insya Allah pandemi segera berakhir, kemudian apa yang selama ini menjadi beban dalam usaha penyelenggaraan umrah itu bisa segera teratasi dengan baik," ujar dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat