Petugas kesehatan mengambil sampel darah saat tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 pada calon penumpang Kereta Api (KA) di Stasiun KA Madiun, Jawa Timur, Kamis (30/7). | ANTARA FOTO/SISWOWIDODO

Kisah Dalam Negeri

Menelusuri Penjualan Alat Tes Cepat

Apotek-apotek besar hanya menyediakan alat tes cepat di laboratorium mereka.

OLEH MUHAMMAD UBAIDILLAH, RR LAENY SULISTYAWATI

Meskipun marak penjualan alat rapid test di lapak daring, penjualan alat tes cepat ini tak semeriah di Pasar Pramuka. Pasar ini memang dikenal luas sebagai tempat grosir alat kesehatan. Namun, berdasar penelusuran Republika, tak banyak kios yang menyediakan alat tes cepat siap jual.

Lebih banyak kios memberlakukan sistem pre-order (pesan terlebih dulu). Bahkan, penjualan alat tes cepat di pasar ini kebanyakan hanya melayani penjualan borongan atau dalam jumlah banyak.

Salah satu pemilik kios di lantai 1 Pasar Pramuka, Yuliani mengaku, pihakya memang tidak selalu menyediakan alat rapid test sebab harga belinya yang mahal. Ia bahkan mengaku belum pernah menjual alat tes cepat itu. "Enggak pernah jual, mahal," kata Yuliani kepada Republika, Selasa (4/8).

Berbeda dengan Yuli, salah satu pemilik kios alat kesehatan di lantai 2, Hermawan masih menerima pembelian alat tes cepat melalui sistem PO (pre-order). Menurut Hermawan hal ini dilakukan karena jarang ada pembeli alat tersebut. Selain itu juga untuk menghindari kerugian maka dirinya hanya membuka sistem pemesanan terlebih dahulu.

"Ini kan harganya mahal sampe Rp 2,5 juta per boks isi 25 item," kata Hermawan saat ditemui di kiosnya, Selasa (4/8). Hermawan melanjutkan sistem PO diterapkan semata-mata untuk menghindari kerugian, bukan stok yang tidak ada. Pihaknya hanya menyediakan stok sesuai pemesanan dari pembeli.

photo
Petugas kesehatan melakukan tes diagnostik cepat (rapid test) terhadap siswa di SMUN 4 Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (1/8). - (JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO)

Hermawan juga mengaku tidak melayani pembelian ketengan atau satuan. Lain Hermawan, lain pula Adi Saputra yang melayani pembelian alat rapid test ketengan. Adi membanderol alat tes cepat Rp 100 ribu per buah. Nantinya, pembeli akan mendapatkan satu alat rapid test, jarum suntik, alkohol, prepad, dan cairan pembersih luka.

Meskipun begitu, Adi mengaku jarang melayani pembeli secara ketengan. Seringnya, ia melayani pembelian dalam jumlah banyak untuk kebutuhan kantor atau perusahaan bus. Adi mematok harga Rp 1,9 juta per boks berisi 20 buah.

Menurutnya, stok barang selalu ada dan belum pernah kosong. "Kalau yang beli (alat rapid test) jarang, enggak seramai yang beli thermo gun. Tapi kalau sekali beli biasanya jumlahnya banyak, 30 sampe 100 buah," ujar Adi.

Adi melanjutkan, tidak ada jenis khusus atau spesifik alat rapid test. Menurutnya, orang lebih mencari merek yang diketahui. "Setahu saya jenisnya cuma satu, kayak gini aja kotak panjang, kecil," ujar Adi menunjukkan alat rapid test merek Echotest.

Apotek

Jika di Pasar Pramuka masih menyediakan alat tes cepat, apotek-apotek besar hanya menyediakan alat itu di laboratorium mereka. Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo mengaku alat rapid test tak dijual di jaringan apotek Kimia Farma. Secara khusus, Kimia Farma hanya menyediakan jasa tes cepat di laboratorium klinik mereka. 

photo
Petugas apotek melayani konsumen di apotek Kimia Farma Padang, Sumatra Barat, Senin (16/3). - (ANTARA FOTO)

"Untuk jasa pelayanan rapid test Covid-19 itu memang ada tapi di laboratorium klinik Kimia Farma. Jadi, masih di bawah perusahaan PT Kimia Farma Diagnostika (KFD)," ujarnya kepada Republika, Selasa.

Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) Adil Fadilah Bulqini menambahkan, pihaknya memberikan layanan pemeriksaan tes cepat sejak pekan kedua April 2020. Alat rapid test didapat melalui pembelian dari salah satu distributor merek High Top.

"Kami beli dari Indofarma. Kami menjual jasa tes untuk pasien walk in datang ke lab klinik dan Klinik KFD sebesar Rp 150 ribu, sementara untuk pasien di bandara di 13 titik dan pelabuhan laut yang tersebar di lima titik, yaitu sebesar Rp 145 ribu," katanya.

Ia mengklaim kualitas rapid test yang ditawarkan pihaknya telah mengikuti daftar produk yang telah mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19. Hingga saat ini, pihaknya mengakui animo masyarakat untuk mengikuti tes ini cukup besar, terutama bagi mereka yang harus melakukan perjalanan ke luar kota.

"Hingga tanggal 31 Juli 2020, sekitar 125 ribu orang yang telah periksa rapid test Covid-19 di lab klinik dan klinik yang dikelola oleh Kimia Farma Diagnostika," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat