Sejumlah korban banjir mengungsi di Bele Li Mbui, Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (25/7). Sebanyak 510 warga dari Kecamatan Kota Timur dan Dumbo Raya mulai memadati posko induk pengungsian banjir akibat meluapnya Sungai Bone. | Adiwinata Solihin/ANTARA FOTO

Nusantara

Banjir Landa Sejumlah Daerah di Indonesia Timur

Bencana hidrometeorologi pada musim hujan disebabkan oleh udara panas yang mengalir dari laut Arafura.

TERNATE – Banjir terjadi di sejumlah daerah di wilayah Indonesia bagian timur pada akhir pekan kemarin. Ratusan rumah di Weda Selatan, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara (Malut), terendam banjir menyusul hujan yang mengguyur daerah itu sejak Jumat (24/7) hingga Ahad (26/7).

“Banjir yang merendam rumah warga terdapat di desa Wairoro Indah, Lembah Asri dan Sumber Sari, di mana Sumber Sari dan Lembah Asri terdampak cukup parah,” kata Camat Weda Selatan, Hairun Ami, Ahad (26/7).

Selain merendam rumah warga, tempat ibadah seperti masjid dan musolah, pesantren serta sarana umum seperti sekolah juga terendam air. Pesantren Salman Al Farisi masih tergenang dan para santri dan santriwati sudah diungsikan di tempat yang lebih aman.

Ruas Jalan Trans Weda-Lelilef Halmahera juga sempat tertutup longsoran tanah akibat hujan deras. Namun, longsoran segera teratasi dan jalan kembali normal untuk saat ini.

Di tempat lain, tim dari Basarnas Gorontalo bersama SAR gabungan melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir di Desa Panggulo, Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Kepala Sub Seksi Operasi Basarnas Gorontalo Hendry Pattiruhu mengatakanm, sejumlah rumah di daerah itu telah terendam air.

photo
Sejumlah korban banjir mengungsi di Bele Li Mbui, Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (25/7). Sebanyak 510 warga dari Kecamatan Kota Timur dan Dumbo Raya mulai memadati posko induk pengungsian banjir akibat meluapnya Sungai Bone - (Adiwinata Solihin/ANTARA FOTO)

“Rumah warga di desa tersebut terendam air dari luapan sungai Bone dan meminta bantuan untuk segera dievakuasi,” kata dia.

Sementara Kepala Kantor Basarnas Gorontalo I Made Junetra mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi warga yang terjebak di dalam rumah mereka. “Tim kami masih terus melakukan pemantauan, dan waspada jika ada banjir susulan,” kata dia.

Banjir dan longsor juga menerjang sejumlah desa di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Pemanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi beberapa bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, di beberapa wilayah Indonesia jelang akhir pekan keempat Juli 2020. Salah satunya melanda sejumlah desa di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengutip data dari BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow yang melaporkan banjir dan longsor terjadi di tiga kecamatan. “Bencana tersebut terjadi pada Sabtu (25/7), pukul 03.30 waktu setempat. Tiga kecamatan yang terdampak,” ujar dia.

Pascakejadian, kata Raditya, Bupati Bolaang Mongondow menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung pada 25 Juli hingga 7 Agustus 2020. BPBD dan dinas terkait lainnya telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat, evakuasi korban dan koordinasi dengan instansi terkait.

“Alat berat dan jembatan darurat telah dikerahkan untuk membuka akses penghubung Desa Doloduo III dan Desa Toraut,” kata dia.

photo
Polisi menata paket bantuan di dalam kontainer di Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/7). Bhayangkari Jawa Timur mengirim sekitar 290 karton bantuan berisi kebutuhan sehari-hari untuk korban banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. - (Didik Suhartono/ANTARA FOTO)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Kabupaten Sigi dan Morowali Utara, Sulawesi Tengah mewaspadai bencana hidrometeorologi untuk beberapa ke depan. “Pemerintah setempat harus ekstra hati-hati terhadap dua daerah ini,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Nur Alim.

Dia menjelaskan, dari prakiraan cuaca BMKG peristiwa bencana hidrometeorologi pada musim hujan disebabkan oleh udara panas yang mengalir dari laut Arafura dengan membawa uap air cukup banyak ke udara. “Begitu uap air posisi di atas Pulau Sulawesi, angin kemudian berbelok, sehingga memicu potensi hujan semakin besar di wilayah Sulawesi Tengah dan sekitarnya,” ujar Nur Alim.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat