Foto udara kondisi Kota Masamba yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (17/7/2020). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj | ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO

Nusantara

Bencana Banjir Masih Mengancam

Potensi banjir masih mengancam sebagian wilayah Sulawesi Selatan dipicu faktor perubahan cuaca ekstrem.

MAKASSAR -- Potensi bencana hidrometeorologi, salah satunya banjir, masih mengancam sebagian wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan yang salah satunya dipicu faktor perubahan cuaca ekstrem. Ancaman ini akan terus berlangsung setidaknya selama beberapa pekan depan.

"BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah mengeluarkan peringatan dini untuk kewaspadaan mengantisipasi bencana susulan di daerah Luwu dan wilayah sekitarnya," kata Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto, Rabu (22/7).

Dia menjelaskan, kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulsel bagian utara dan timur dalam tujuh hari ke depan, 22-28 Juli 2020, dengan intensitas hujan sedang hingga lebat.

Wilayah berpotensi hujan pada bagian utara di Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu, Kota Palopo, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, dan sebagian Pinrang. Selanjutnya, di pesisir timur di Kabupaten Sinjai, Bone, Sidrap, Wajo, dan pesisir selatan pada sebagian wilayah Bulukumba.

Sementara, hasil modem yang dianalisis, prospek gambaran perkembangan cuaca sepekan ke depan akan terjadi di daerah Luwu dan sekitarnya. Potensi hujan lebat diperkirakan akan terjadi pada 22, 23, dan 25 Juli 2020.

"Tentunya ini berpotensi terjadinya bencana banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, meluapnya area tambak budi daya," ujar dia. Masyarakat diimbau agar terus meningkatkan kewaspadaan karena prediksi hujan lebat akan terjadi pada Sabtu dan Ahad pekan ini.

photo
Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir 2020 - (BMKG)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, jumlah korban meninggal dunia akibat terjangan bencana banjir bandang di Luwu Utara sebanyak 38 jiwa. "Sepuluh orang masih dinyatakan hilang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.

Dia menambahkan, warga yang mengalami luka-luka mencapai 106 orang, 22 orang di antaranya menjalani rawat inap dan sisanya rawat jalan. Sementara pengungsian, dia melanjutkan, BPBD Kabupaten Luwu Utara mencatat 3.627 KK atau 14.483 orang masih mengungsi di tiga kecamatan, yakni Sabang, Baebunta, dan Masamba.

Ia menambahkan, BPBD setempat masih mendata populasi penyintas yang berada di Kecamatan Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat. ?Perkembangan terkini kerugian mencakup rumah terdampak 4.202 unit, tempat usaha mikro 82, tempat ibadah 13, sekolah sembilan, kantor pemerintah delapan, fasilitas kesehatan tiga, fasilitas umum dua, dan pasar satu,? ujar dia.

Pusat Pengendali Operasi BNPB juga masih memonitor genangan banjir di wilayah permukiman Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pantuan BPBD setempat mencatat tinggi genangan air bervariasi hingga 2,3 meter atau terjadi penurunan 10 sentimeter (cm). "BPBD Kabupaten Konawe mendata 13 kecamatan tergenang, ribuan rumah dan sawah terendam. Banjir juga mengakibatkan tiga jembatan terputus," kata Raditya.

Presiden Joko Widodo mengirim bantuan sembako kepada masyarakat terdampak banjir bandang yang menerjang Kabupaten Luwu Utara. Bantuan sembako diserahkan langsung oleh tim dari Sekretariat Presiden bersama Paspampres di posko penanganan darurat bencana alam, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Rabu (22/7). Sebanyak 3.000 paket sembako bantuan Presiden secara simbolis diserahkan kepada Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat