Sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di kebun Sungai Pelek Sepang, Selangor, Malaysia membungkusi ubi jalar sebanyak satu ton untuk dibagikan ke sesama TKI terdampak isolasi wilayah pandemi Covid-19 di Selangor, Selasa (7/4/2020). | AGUS SETIAWAN/ANTARA FOTO

Ekonomi

Pengolahan Tepung Ubi Jalar Masuk Industrialisasi

Langkah pertama berinvestasi dalam instalasi mesin pengolah pati ubi jalar di setiap sentra.

JAKARTA -- Asosiasi Agrobisnis Petani Ubi Jalar Indonesia (Asapuji) menggelar rapat pimpinan nasional pertama sejak terbentuk pada Maret 2020. Pada lima tahun pertama, para anggota asosiasi akan fokus memulai upaya industrialisasi pengolahan ubi jalar untuk bisa meningkatkan nilai tambah produk.

Ketua Asapuji, Ahmed Joe Hara, mengatakan, langkah pertama yang dilakukan pada 2020-2024, yakni dengan berinvestasi dalam instalasi mesin pengolah pati ubi jalar di setiap sentra yang memiliki luas pertanaman minimal 50 hektare.

"Ini sedang kita kerjakan, kita harus bangun mesin pengolahan tepung kanji. Kita harapkan pemerintah ikut mendukung ini dan tentu butuh pihak ketiga untuk juga berinvestasi," kata Ahmed dalam Rapimnas Asapuji yang didukung oleh Kementan, Republika, dan Pupuk Indonesia, Senin (20/7).

Ahmed mengatakan, tahap pertama pembangunan instalasi akan berlokasi di Kabupaten Merangin, Jambi. Saat ini, sudah terdapat area lahan ubi jalar yang mencapai lebih dari 400 hektare. Menurut dia, dalam waktu dekat Merangin bakal melakukan panen raya ubi jalar dengan total potensi produksi mencapai 10 ribu ton.

Kemudian, dalam lima tahun pertama, Ahmed mengatakan, para pengusaha ubi jalar akan melakukan standardisasi varietas ubi jalar. Terdapat tiga jenis ubi jalar yang unggul baik di pasar domestik maupun global, yakni ubi cilembu, ubi jepang, serta ubi ungu. Harga tiga jenis ubi itu juga cukup tinggi, yakni berkisar Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogram dari petani.

Ia menjelaskan, meskipun minat akan konsumsi ubi jalar saat ini cenderung tinggi, belum tentu saat dilakukan industrialisasi pengolahan akan langsung memiliki permintaan yang tinggi. Perlu ada standardisasi kualitas agar komoditas ubi jalar yang menjadi khas dari Indonesia mampu bersaing dengan gandum maupun tepung terigu.

 
Perlu ada standardisasi kualitas agar komoditas ubi jalar yang khas Indonesia mampu bersaing dengan gandum maupun tepung terigu.
 
 

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong para pelaku usaha di bidang ubi jalar untuk memanfaatkan fasilitas permodalan kredit usaha rakyat (KUR). KUR dinilai dapat mempercepat usaha di sektor pertanian dan dapat meningkatkan skala bisnis terlebih bagi pengembangan pangan lokal selain beras.

"Ada peluang yang dapat dimanfaatkan terkait modal. Ada KUR dengan bunga yang sangat kecil 6 persen per tahun. Setiap petani bisa dapat tanpa agunan," kata Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan, Amirud din Pohan.

Adanya asosiasi khusus ubi jalar, diharapkan membenahi sisi pascapanen ubi jalar. Pada tahap itu, KUR bisa menjadi solusi untuk bantuan permodalan, terutama dalam pengadaan alat dan mesin pertanian. "Kita mendorong agar ubi jalar bisa lebih luas lagi. Walaupun anggaran terbatas, ini bisa jadi stimulan," kata dia.

Republika ikut mendukung pengembangan komoditas pangan lokal ubi jalar untuk menjadi sumber pangan alternatif di dalam negeri. Ubi jalar dikenal masyarakat sebagai komoditas yang mudah ditanam dan bisa menggantikan beras.

Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi mengatakan, di situasi pandemi saat ini, isu ketahanan pangan menjadi amat krusial. Adanya kemungkinan negara-negara eksportir beras untuk menahan produksi mereka juga patut menjadi perhatian agar Indonesia tetap memiliki ketahanan pangan yang aman.

"Ubi jalar ini sangat bermanfaat menjadi pa ngan alternatif ketika sulit mendapatkan beras. Harganya juga jauh lebih murah. Ini baik dan perlu didukung supaya masyarakat familier," kata Irfan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat