Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Kurban dan Ketahanan Ekonomi

Kurban meningkatkan konektivitas desa dan kota sehingga meningkatkan pemerataan ekonomi.

Oleh SUPRIANTO

 

OLEH SUPRIANTO

Kurban memiliki makna yang sangat dalam, tidak hanya dalam ibadah kepada Allah, tapi juga memberikan dampak ekonomi yang sangat besar. Kurban juga tidak semata dimaknai sebagai ibadah ritual yang bersifat individual, akan tetapi berdimensi sosial.

Kata kurban berasal dari bahasa Arab qariba yaqrabu qurbanan yang berarti dekat atau mendekatkan. Kurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Ketentuan mengenai kurban tertulis dalam surah Alquran berikut ini:

"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)." (QS al-Hajj: 34).

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia mengakibatkan sektor-sektor ekonomi sangat terpuruk. Tak terkecuali umat Islam yang mayoritas di Indonesia. Sebagai umat terbaik, kita tidak boleh berpangku tangan menunggu keajaiban dari langit.

Kita harus bahu membahu bangkit dari keterpurukan ini. Momentum Idul Adha 1441 Hijriyah ini saatnya para aghniya berkurban untuk membangkitkan ekonomi umat di wilayahnya masing-masing.

Bagi kaum Muslimin yang pada tahun ini ditangguhkan berziarah ke makam Rasulullah SAW dan mengunjungi Ka’bah, niatkan berkurban demi membantu penanggulangan dampak ekonomi Covid-19. Insya Allah, niat berhaji yang tertunda tahun ini sudah dicatat oleh Allah SWT. Jika mampu, tidak hanya kurban, tapi sekaligus bersedekah untuk membantu saudaranya yang sedang terpuruk secara ekonomi.

Selain peningkatan ketahanan ekonomi dan pemenuhan gizi masyarakat, kurban juga dapat menjadi momentum dalam meningkatkan konektivitas antara desa dan kota di Indonesia sehingga mengurangi kesenjangan dan meningkatkan pemerataan ekonomi. Bagi penerima manfaat pun, ada pemenuhan asupan gizi hewani, sesuatu yang jarang dinikmati kelompok dhuafa.

Artinya, apabila semua bergerak dalam momentum kurban dan dikelola secara optimal secara prinsip agama, diyakini dana kurban yang diamanahkan kepada pengurus masjid atau kepada lembaga-lembaga amil zakat yang profesional tersebut mampu mendorong pemberdayaan ekonomi rakyat sekaligus ketahanan pangan, peningkatan gizi dalam mewujudkan keadilan sosial.

Dengan potensi sebesar itu, kurban tidak hanya menjadi ibadah personal, tetapi juga dapat dinikmati sebagai perayaan bersama bagi bangsa Indonesia. Kurban dapat menjadi momentum perekat segenap elemen bangsa. Semangat ibadah tahunan ini dapat menurunkan ego kelompok elite untuk tidak terus menerus menumpuk aset ekonominya, tetapi juga saling berbagi serta menumbuhkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kalangan masyarakat.

Dengan ibadah kurban, kita diingatkan bahwa jurang kesenjangan ekonomi bisa dipersempit bukan dengan mengecilkan yang besar, tapi dengan membesarkan yang kecil. Dampak sosialnya juga akan terasa langsung di masyarakat dengan semakin eratnya hubungan antartetangga di lingkungan wilayah tempat tinggal kita masing-masing. Wallahu a'lam bish shawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat