Dr Adian Husaini memberikan ceramahnya saat tabligh akbar, beberapa waktu lalu. | Republika/Agung Supri

Laporan Utama

Dr Adian Husaini: Prioritaskan yang Pokok-Pokok

Persoalan listrik madrasah ini harus dijadikan prioritas.

Meski hampir 75 tahun merdeka, pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan. Kondisi madrasah sebagai komponen utama pencetak generasi Muslim masih jauh dari layak. Banyak madrasah belum mendapatkan aliran listrik.

Untuk mengulas lebih jauh terkait kondisi madrasah di Tanah Air, wartawan Republika, Imas Damayanti, mewawancarai pengamat pendidikan Dr Adian Husaini, Rabu (15/7). Berikut kutipannya.

Banyak madrasah yang belum teraliri listrik. Bagaimana Anda melihat ini?

Sangat menyedihkan ya. Karena pendidikan itu adalah kebutuhan pokok. Karena sifatnya yang pokok, harus segera diatasi. Persoalan listrik madrasah ini harus dijadikan prioritas.

Kebutuhan listrik ini tidak boleh terganggu karena itu kebutuhan mendasar. Apalagi, madrasah ini adalah tempat belajar-mengajar, yang mana sudah selayaknya pemerintah bertanggung jawab untuk pemenuhan ini.

 

photo
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengecek bangunan madrasah diniyah yang nyaris ambruk akibat pergerakan tanah di Kecamatan Warungkiara, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (7/2). Data Menurut BPBD Kabupaten Sukabumi sebanyak 40 rumah terdampak di antaranya lima rumah ambruk, dan 15 kepala keluarga dengan total 70 jiwa mengungsi ke rumah keluarga mereka akibat bencana yang melanda empat kampung di Desa Bantarkalong tersebut - (ANTARA FOTO)

Apa kiranya bentuk tanggung jawab pemerintah yang perlu dipenuhi?

Misalnya ya, pemerintah perlu menyediakan anggaran untuk listrik madrasah. Meski kita tahu bahwa di Kementerian Agama itu anggaran pendidikan sekolah Islam sangatlah kecil.

Namun, kiranya bisa dicarikan alternatif solusi pembiayaan agar madrasah-madrasah ini bisa mengakses listrik. Pemerintah juga jangan menggunakan anggaran yang sifatnya tidak pokok. Anggaran yang bersifat sekunder begitu, jangan dimasukkan. Prioritaskan yang pokok-pokok seperti listrik madrasah ini.

Selama ini bagaimana Anda melihat kebijakan yang sekunder itu? Apa masih dimasukkan ke dalam skema anggaran?

Contoh saja ya, anggaran perbaikan kantor dan rumah dinas, anggaran pembuatan taman, anggaran dinas yang melimpah, anggaran-anggaran seperti ini jangan lagi diprioritaskan. Ironi sekali bila anggaran semacam itu tetap diadakan, sementara banyak madrasah yang belum teraliri listrik. Ini bisa jadi dosa lho. Hati-hati dalam mengatur anggaran publik, perlu keadilan agar rakyat dapat merasakan kehadiran negara.

Perlu ada subsidi listrik untuk madrasah?

Begini ya. Sekolah madrasah ini kan 90 persennya adalah inisiatif umat. Artinya, itu mereka swasta. Ada ghirah menuntut ilmu di sana, terasa sekali memperjuangkan menuntut ilmu dalam Islam itu. Karena mayoritasnya swasta dan memang anggaran pemerintah itu terbatas, umat juga perlu bantu dan inisiatif mengembangkan madrasah.

Seperti apa bantuan yang perlu dilakukan umat?

Umat bisa membantu lewat bantuan kolektif. Atau bisa juga lewat zakat yang dikumpulkan. Zakatnya bisa dikumpulkan dan disalurkan untuk menerangi madrasah-madrasah.

Namun, perlu diingat juga bahwa pihak madrasah pun perlu berpikir kreatif dan jangan sedikit-sedikit meminta bantuan. Sebab, karena sekolah madrasah itu adalah inisiatif perjuangan untuk menuntut ilmu, ada tidak adanya listrik, kegiatan menuntut ilmu harus dijalankan.

Artinya, ghirah menuntut ilmu harus terus terpancar?

Betul. Menuntut ilmu itu wajib dalam Islam. Sangat mulia orang-orang yang menuntut ilmu di sisi Allah. Maka ketika ada kendala dalam segi fasilitas, saya kira umat Islam dalam hal ini madrasah harus berpikir kreatif dan jangan menyerah.

Misalnya, dulu ketika kecil saya mengaji dan sekolah di madrasah bawa lampu minyak. Belum ada listrik, tapi saya bisa terus sekolah dan mengaji. Nah, semangat inilah yang harus ditumbuhkan kembali kepada teman-teman madrasah. Di samping juga menjadi catatan bagi pemerintah untuk berlaku adil dalam mengatur anggaran. Antara anggaran pokok dengan anggaran sekunder. Adil itu kewajiban dalam menjalankan pemerintahan, amanah dari Allah SWT.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat