Petugas hotel mengenakan alat pelindung wajah dan masker menyemprotkan cairan disinfektan saat membersihkan pintu masuk Hotel Oasis, di Banda Aceh, Aceh, Rabu (15/7). | ANTARA FOTO/AMPELSA

Nasional

Pekerja Kantor Banyak Terpapar

Pekerja yang berada di kantor tidak disiplin dalam menjaga protokol kesehatan.

JAKARTA – Penambahan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir banyak ditemukan di lingkungan kerja dengan kualitas udara yang tidak bagus. Ruang kerja tanpa sirkulasi udara yang baik dan hanya mengandalkan sistem pendingin ruangan justru meningkatkan risiko tertularnya Covid-19.

“Identifikasi berikutnya dari penambahan kasus ini ternyata penambahan kasus ini banyak terjadi di lingkungan kerja dengan kualitas udara yang tidak bagus,” ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers, Kamis (16/7).

Selain itu, lanjut Yurianto, para pekerja yang berada di kantor tidak disiplin dalam menjaga jarak dengan orang lain. Mereka juga enggan mengenakan masker saat berada di ruang kerja. Dia meminta agar para pekerja tetap harus mengenakan masker dan menjaga sirkulasi udara di suatu ruangan dengan baik.

“Jadi sekalipun di kantor dengan orang-orang yang sudah terbiasa bertemu, tapi kita harus ingat bahwa mereka berasal dari lingkungan dan risiko yang berbeda dengan kita,” ujar dia.

Selain itu, Yurianto juga menyebut, kasus positif yang didapatkan akhir-akhir ini mayoritas berasal dari kelompok konfirmasi positif tanpa gejala. Artinya, kata dia, kelompok ini dapat menurunkan angka hunian di rumah sakit karena tidak perlu dirawat serta dapat menurunkan kasus meninggal.

Kendati demikian, pasien tanpa gejala pun harus diwaspadai karena bisa menjadi sumber penularan baru. Karena itu, mereka harus menjalankan isolasi mandiri secara ketat.

Pada Kamis (16/7) ada penambahan 1.574 kasus baru secara nasional. DKI Jakarta menjadi daerah penyumbang kasus Covid-19 tertinggi. Jakarta melaporkan adanya penambahan kasus sebanyak 312 orang dengan kasus sembuh sebanyak 134 orang. Kemudian, diikuti oleh Jawa Tengah dengan 214 kasus baru dan 80 kasus sembuh. 

Posisi ketiga ditempati oleh Jawa Timur dengan 179 kasus baru dan 444 kasus sembuh. Kemudian, secara berturut-turut Sulawesi Selatan 178 kasus baru dan 211 sembuh, Kalimantan Selatan 133 kasus baru dan 66 sembuh, serta Bali 112 kasus baru dan 106 sembuh.

Di sisi lain, sebanyak 17 provinsi melaporkan adanya penambahan kasus baru di bawah 10 orang. Dan enam provinsi melaporkan tak ada penambahan kasus baru, yakni Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.

Belum disiplin

Kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker sebagai upaya pencegahan Covid-19 di banyak daerah disebut masih rendah. Di Kota Cirebon, Jawa Barat, setiap kali razia digelar, hanya dalam hitungan jam, ratusan orang berhasil terjaring karena tidak menggunakan masker alias tidak disiplin mematuhi protokol pencegahan Covid-19.

photo
Warga yang tergabung dalam Pergerakan Umat Islam mengikuti tes cepat saat unjuk rasa bertajuk Aksi Penyelamatan Pancasila dari Komunisme di depan gedung DPRD Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (16/7). - (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Kepala Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kota Cirebon, Andi Armawan, mengatakan, razia penggunaan masker gencar dilakukan selama sepekan terakhir. “Selama razia yang kami lakukan, terlihat kesadaran masyakat untuk menggunakan masker masih rendah,” kata Andi.

Menurut Andi, dalam sekali razia berdurasi dua hingga tiga jam, masyarakat yang terjaring tidak menggunakan masker bisa mencapai 300 orang. Namun, kesadaran masyakat di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) memang lebih baik dibandingkan saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan, empat bulan terakhir sejak virus pertama kali ada di Tanah Air merupakan fase yang cukup panjang. Ia mengaku, saat ini banyak masyarakat yang belum disiplin menjalankan protokol kesehatan.

“Kami melihat memang animo masyarakat untuk mengikuti ini sangat besar sekali di tiga bulan pertama sebelum Idul Fitri kemarin. Tetapi, setelah Lebaran, mungkin karena muncul rasa bosan jadi tidak sepenuhnya mematuhi (protokol kesehatan) atau menurun,” ujar dia.

Padahal, Lilik mengingatkan, ancaman Covid-19 itu masih ada dan nyata, masyarakat tidak boleh abai. Kunci utama mengantisipasinya adalah disiplin pribadi. Karena itu, Lilik meminta masyarakat menjadi relawan bagi dirinya sendiri, keluarganya, dan orang lain. Sebab, tidak ada lagi yang bisa mengingatkan kalau bukan diri sendiri dan keluarga.

Lilik menambahkan, kalau tidak ingin tertular, upaya ini menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya BNPB atau Gugus Tugas. “Kita harus disiplin melakukan protokol kesehatan dan ini yang terus menerus kami gelorakan. Ini harus terus dilakukan sampai mungkin vaksin ditemukan atau obatnya jelas apa,” kata dia. 

Separuh masalah di Jatim

Jawa Timur (Jatim) menjadi provinsi yang kini menduduki ‘puncak klasemen’ jumlah kasus positif Covid-19. Kasus hariannya terus berada di angka ratusan dalam beberapa pekan terakhir. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sempat menginstruksikan secara khusus agar Ketua Gugus Tugas Letjen TNI Doni Monardo memberi perhatian khusus.

Tak berlebihan jika disebut bahwa separuh masalah Covid-19 nasional ada di provinsi paling timur Pulau Jawa ini. Ketua Pengarah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Muhadjir Effendy menyatakan, pemerintah serius membantu penanganan wabah virus korona di Jatim. Karena, kata dia, ketika permasalahan Covid-19 di Jatim terselesaikan, 50 persen permasalahan Covid-19 nasional juga teratasi.

“Jadi, beban pusat itu 50 persen ada di Jatim,” ujar Muhadjir di RS Lapangan, Jalan Indrapura, Surabaya, Jatim, Kamis (16/7).

Muhadjir mengatakan, ada beberapa langkah yang disiapkan Gugus Tugas pusat dalam upaya mempercepat penyelesaian Covid-19 di Jatim. Dalam kaitannya dengan prasarana, ada dua tempat yang nanti akan ditetapkan untuk tempat isolasi bagi PDP atau yang diduga mempunyai potensi Covid-19.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) ini, akan ada juga penambahan prasarana di Sidoarjo dan Gresik yang akan ditindaklajuti Pangkogabwilhan II, berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 daerah. Sehingga nanti penanganan pasien Covid-19 tidak menumpuk di Surabaya saja.

Kemudian, untuk sarana, Gugus Tugas Covid-19 pusat akan melengkapi alat-alat kesehatan primer yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19. Khususnya, untuk 99 rumah sakit rujukan utama di Jatim. Lebih diutamakan lagi untuk rumah sakit yang ada di wilayah Surabaya Raya.

“Misalnya, ventilator, pangkalan untuk tes spesimen, terutama PCR. Itu akan kita upgrade kita konversi juga untuk tes Covid-19. Akan kita prioritaskan untuk tes PCR,” ujar Muhadjir.

Secara terpisah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar audiensi dengan perwakilan takmir dan pengurus masjid se-Surabaya melalui video teleconference. Pertemuan via daring tersebut membahas persiapan shalat Idul Adha dan kurban yang berlangsung pada 31 Juli 2020.

Risma mengaku, tak ingin saat perayaan Idul Adha malah menjadi penyebaran Covid-19 antarmasyarakat. Oleh karena itu, ia menekankan agar pada pelaksanaan shalat Idul Adha, jaga jarak atau physical distancing harus benar-benar ditegakkan. “Sebelum masuk masjid di depannya sudah disediakan air mengalir dan sabun, cek suhu tubuhnya. Untuk takbir, tidak ada takbir keliling ya,” ujar Risma.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga mengimbau agar pemotongan hewan kurban dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH), masjid, atau mushala dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. “Untuk satu ekor sapi terdiri dari lima sampai tujuh petugas yang menyembelih.  Kemudian, satu ekor kambing terdiri dari dua sampai tiga petugas,” kata Risma.

Demi mencegah terjadinya kerumunan, Risma juga meminta, saat mendistribusikan daging, panitia yang berkeliling mengantar ke rumah warga. “Daging kurbannya dikemas dengan daun atau besek. Petugas yang mendistribusikan juga mengenakan masker maupun face shield,” kata Risma.

Risma juga meminta saat penyembelihan hewan kurban, kebersihan lokasi dan peralatan harus diperhatikan. Bahkan, limbah atau kotoran juga harus dibuang di tempat yang sudah disediakan. “Panitiannya harus segera membersihkan diri,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat