Calon penumpang menunjukkan surat keterangan sehat sebelum memasuki Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Banten, Minggu (5/7/2020). Terminal tipe A tersebut sudah kembali beroperasi meski PSBB Tangerang Raya masih berlangsung. | FAUZAN/ANTARA FOTO

Nasional

Bodebek Mungkin PSBB Lagi

Khofifah dan Ridwan Kamil optimis mampu mengendalikan Covid-19 di wilayah masing-masing.

BANDUNG – Kasus positif Covid-19 di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) terus menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan. Dengan data yang ada ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) tak menutup kemungkinan untuk kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Jabar, Berli Hamdani, mengatakan, kemungkinan DKI Jakarta akan memberlakukan kembali PSBB. Hal tersebut telah disampaikan Gubernur DKI Jakarta dalam berbagai kesempatan. Dengan catatan, kata Berli, apabila masa transisi ini terjadi banyak pelanggaran.

Nah, tentunya Bodebek sebagai daerah penyangga itu akan tetap memberlakukan  atau kita mengikuti apa yang diberlakukan di DKI Jakarta tentu saja dengan melakukan beberapa penyesuaian,” ujar Berli kepada wartawan, di Gedung Sate, Selasa (14/7).

Sementara mengenai kajian epidemiologisnya, lanjut Berli, memang kasus yang ada di Bodebek terutama di Depok dan Kabupaten/Kota Bekasi terus menunjukkan tren naik. Di DKI, kasusnya juga terus meningkat. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, Jakarta dan Jawa Timur (Jatim) bergantian di puncak ‘klasemen’ untuk kasus harian.

“Di Depok dan Kabupaten/Kota Bekasi juga mengalami peningkatan, jadi kalau kebijakan yang akan diambil kalau melihat kajian epidemiologi seperti itu tentunya masih relevan atau mengacu kepada kebijakan yang dilaksanakan oleh DKI,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jabar ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mewanti-wanti agar pelaksanaan pelacakan, pengujian sampel, dan perawatan pasien Covid-19 makin masif dilakukan, khususnya di delapan provinsi. Delapan provinsi itu yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Papua dan Kalimantan Selatan.

Pada Selasa (14/7), Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto melaporkan jumlah kasus positif sebanyak 1.591 kasus dari 23.001 pemeriksaan spesimen. Dari total jumlah kasus positif tersebut, Jatim menjadi penyumbang tertinggi.

Kasus di Jatim dilaporkan mencapai 353 kasus baru dengan 352 kasus sembuh. Kemudian diikuti oleh DKI Jakarta dengan 268 kasus baru dan 120 kasus sembuh. Posisi ketiga ditempati Sulawesi Selatan dengan 197 kasus baru dan 144 sembuh dan Kalimantan Selatan sebanyak 161 kasus positif dan 54 sembuh.

Daerah optimis

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku optimis mampu mengendalikan Covid-19 di wilayahnya meski saat ini Jatim masih tertinggi jumlah total kasus positif. Angka kesembuhan (recovery rate) pasien positif Covid-19 di Jatim terus mengalami kenaikan.

Selama lima hari berturut-turut, kata Khofifah, kumulatif pasien sembuh di Jatim menjadi yang tertinggi secara nasional. “Kita terus berdoa bersama semoga semakin banyak yang sembuh dari Covid-19,” kata dia.

Khofifah optimistis, tingginya angka kesembuhan pasien Covid-19 tersebut bisa membawa Jatim melalui masa darurat pandemi Covid-19. Menurutnya, kesembuhan yang terus meningkat menjadi bukti bahwa inovasi-inovasi dalam perawatan pasien Covid-19 cukup efektif dalam mengatasi pandemi ini.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Emil) menyatakan akan mengubah lima warna zona dalam menentukan level kewaspadaan pandemi Covid-19 menjadi empat warna. Hal itu sesuai dengan zona warna dalam kategori risiko yang selama ini diterapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19  atau ditulis Gugus Tugas Pusat.

“Yang tadinya kita hitam, merah, kuning, biru, dan hijau akan bergeser atau ditranslasi menjadi merah, oranye, kuning, dan hijau,” kata Emil. Dia mengaku belum memberikan pengumuman status terkait level kewaspadaan karena sedang mengadakan proses translasi.

Emil juga melaporkan, selama tiga hari terakhir pelaporan kasus Covid-19 sudah kembali di bawah 100 kasus per hari meski sebelumnya terdapat anomali lonjakan kasus karena klaster institusi pendidikan kenegaraan di Kota Bandung. Selain itu, Jabar mampu menjaga positivity rate di bawah 5 persen. Hal ini merujuk pengetesan metode PCR oleh Gugus Tugas Jabar yang hingga kini mencapai 88 ribu pengetesan.

“Setiap dilakukan tes PCR yang totalnya ada 88 ribu, positivity rate ada di 4,23 persen. Artinya, dari setiap 100 tes swab, orang Jabar hanya sekitar 4 orang yang positif,” ujar dia.

Selain itu, Pemprov Jabar juga akan tetap konsisten dengan strategi awal dalam pengendalian penyebaran Covid-19. Salah satu strateginya, melakukan rapid test atau tes cepat secara masif. 

Namun, menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani, ketersediaan salah satu bagian dari alat tes cepat mulai menipis. TIP, atau corong ujung pipet di Labkesda Jabar mulai kehabisan sehingga pengetesan sampel tidak bisa dilakukan.

Berli mengatakan, TIP ini memiliki fungsi yang tidak bisa digantikan dengan alat medis lainnya. Maka, ketika alat tersebut tidak ada, tes cepat tidak bisa berjalan seperti biasa. “Kita harus pesan ke luar negeri. Memang lebih dari satu negara yang ada (menjual). Akhir Juli ini baru ada, makanya kita terkendala karena alatnya ini,” ujar Berli.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat