Adegan drama Jejak Asa Sang Dewi 4 (JASD 4) yang hadir dengan format berbeda, tayang secara daring melalui akun YouTube Indonesia Kaya pada Ahad (28/6) malam. | Foto Swargaloka

Geni

Perjuangan Ibu dalam Bingkai Sang Dewi

Drama tari Jejak Asa Sang Dewi 4 kembali hadir, tapi dengan format berbeda.

OLEH GUMANTI AWALIYAH

Drama tari Jejak Asa Sang Dewi 4 kembali hadir, tapi dengan format berbeda. Drama tersebut tayang secara daring melalui akun Youtube Indonesia Kaya pada akhir pekan lalu.

Jejak Asa Sang Dewi 4 (JASD 4) bercerita tentang perjuangan seorang ibu, pendidik pertama, dan terbaik bagi anak-anaknya. Secara spesifik, pertunjukan ini berkisah tentang sisi lain Dewi Sulastri, seorang pemain wayang orang dan seniman multitalenta yang juga seorang ibu.

Dalam dunia wayang orang, Dewi Sulastri sering memainkan tokoh Kunti yang mendarmabaktikan diri sebagai seorang ibu. Dewi Kunti adalah figur ibu ideal dalam wiracarita Mahabhrata. Kunti yang dipersunting Raden Pandu berhasil menjadi guru kehidupan bagi para Pandawa di jagat pewayangan, yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.

Baik Dewi Kunti maupun Dewi Sulatri membesarkan dan mendidik anak-anaknya sesuai dengan naluri dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Pesan penting itulah yang hendak disampaikan kepada penonton, terutama para perempuan, sebagai wujud pemberdayaan perempuan.

Sebuah karya bersambung yang digelar dua tahunan ini hadir untuk menggambarkan perjalanan Dewi Sulastri dalam berkesenian. JASD 4 dipersembahkan oleh Wayang Orang (WO) Swargaloka dan didukung Bakti Budaya Djarum Foundation.

photo
Adegan drama Jejak Asa Sang Dewi 4 (JASD 4) yang hadir dengan format berbeda, tayang secara daring melalui akun YouTube Indonesia Kaya pada Ahad (28/6) malam. - (Foto Swargaloka)

Sebelumnya, Jejak Asa Sang Dewi 3 dipergelarkan di Teater Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Solo pada 2018.

Meski dipentaskan secara daring, emosi dan rasa hadir sepanjang pertunjukan. Selama kurang lebih 35 menit, pentas JASD 4 dikemas begitu intim dan kian sakral dengan iringan musik dari Dedek Gamelan Orchestra. JASD 4 makin istimewa dengan kehadiran pemain tamu, yaitu wartawan senior Dr Ninok Laksono dan pemerhati budaya Dr R Ayu Dominica Diniafiat.

JASD 4 merupakan karya pertama Swargaloka berformat pertunjukan daring. Untuk memberikan kepuasan kepada penonton di rumah, sejak awal teknis pengambilan gambar dan editing sudah dikonsep agar kamera menjadi mata penonton.

Bagi Dewi Sulastri, karya ini memiliki makna mendalam. Di tengah ketidakpastian dunia, Dewi seolah ingin mentransfer energi baru dengan menghadirkan kembali cahaya sang surya, seperti halnya Kunti yang diberi anugerah memanggil dewa-dewi dan memanggil Dewa Surya ke bumi.

Tak hanya itu, filosofi gerak juga sangat esensial dalam perjuangan Dewi. Menari ibarat kehidupan, sebuah proses yang terus mengalami perubahan, pergerakan, dan pembaharuan tanpa henti.

Produser JASD 4 Suryandoro bersyukur pertunjukan tersebut tetap bisa menghibur meski dalam keadaan yang sulit seperti sekarang. Dia berharap, pertunjukan JASD 4 bisa menjadi kekuatan dan energi baru dalam menyambut segala perubahan pada masa yang akan datang.

Menurut dia, setiap orang harus selalu peka terhadap berbagai perubahan. Apa pun yang terjadi, publik tidak boleh menyerah, fleksibel, menyesuaikan, dan semangat berkarya. "Semoga pentas ini bisa menyemangati te man-teman dalam kondisi yang tidak menentu ini. Selamat berkarya," kata Suryandoro sekaligus founder Swargaloka.

Program ini sekaligus menjadi dukungan untuk pekerja seni panggung budaya yang terpukul karena pandemi Covid-19. Selain mengajak para penikmat seni untuk #NontonTeaterDiRumahAja, Indonesia Kaya bekerja sama dengan Happy Salma, Butet Kartaredjasa, dan Ratna Riantiarno sebagai para seniman pertunjukan panggung juga mengajak penikmat seni ikut memberikan dukungan untuk pekerja seni panggung budaya.

Mereka menggalang bantuan lewat situs Kitabisa.com. Bantuan akan diberikan dalam bentuk dana ke para pekerja seni yang terdampak.

photo
Adegan drama Jejak Asa Sang Dewi 4 (JASD 4) yang hadir dengan format berbeda, tayang secara daring melalui akun YouTube Indonesia Kaya pada Ahad (28/6) malam. - (Foto Swargaloka)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat