Keluarga berkerumun menanti siswa-siswi yang tengah mengikuti ujian akhir penerimaan universitas di Beijing, Jumat (10/7). | EPA-EFE/WU HONG

Internasional

WHO: Pandemi Melaju Cepat

WHO bentuk panel independen untuk meninjau respons global Covid-19.

JENEWA -- Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan, pandemi virus korona masih melaju cepat. Bahkan, di sejumlah wilayah dunia, virus penyebab Covid-19 ini ‘tidak terkendali’.

Ghebreyesus menyatakan, situasi dan kondisi terkini soal pandemi Covid-19. "Kondisinya memburuk," katanya, dalam paparan rutin kepada 194 negara anggota WHO, Kamis (9/7). 

Dia juga mengungkapkan, pandemi Covid-19 terus melaju cepat karena jumlah kasusnya yang berlipat ganda dalam enam pekan terakhir. "Ini saatnya untuk merenungkan diri," kata Ghebreyesus, dikutip the Independent, Jumat (10/7).

Saat berita ini ditulis, data Johns Hopkins University menunjukkan, kasus global mencapai 12.291.645 dan terbanyak di Amerika Serikat, yaitu 3.118.168 kasus. Berikutnya, Brasil lalu India.

Ghebreyesus juga mengumumkan, WHO telah membentuk badan panel independen yang dipimpin mantan perdana menteri Selandia Baru Helen Clark dan mantan presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf.

Panel ini bertugas untuk meninjau kembali respons global terhadap pandemi Covid-19. Penunjukan panel ini, antara lain, disambut Australia, yang tergabung dalam 145 negara yang gencar mendesak peninjauan independen atas penanganan pandemi.

Setelah menerima tugas baru ini, Clark menyebutnya sebagai tantangan yang luar biasa. "Ini akan terjadi lagi. Jika dunia masih tenang-tenang saja menanggapinya seperti selama ini. Kita dalam krisis ekonomi, sosial, dan politik," kata Clark kepada TVNZ.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melancarkan kritik keras kepada WHO yang dinilai memihak kepada Cina. AS bahkan menyatakan akan keluar dari WHO tahun depan. Namun, WHO menekankan, peninjauan yang dilakukan tidak terkait dengan kritikan pedas dari AS.

WHO juga akan mengirim dua tenaga ahli ke Cina untuk menyelidiki asal usul pandemi virus korona. Keduanya adalah ahli kesehatan hewan dan ahli epidemiologi yang akan berada di Beijing pada akhir pekan ini, untuk mempelajari proses virus yang dapat berpindah dari hewan ke manusia.

Para ilmuwan memperkirakan, virus korona kemungkinan berasal dari kelelawar. Virus kemudian ditularkan melalui mamalia lain, seperti musang atau trenggiling sebelum ditularkan kepada orang-orang di pasar makanan segar di Kota Wuhan, Cina, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia.

WHO mengakui kemungkinan penularan virus korona melalui udara, selain melalui percikan ludah langsung dan barang yang terkena virus dari penderita. Sebelumnya, 239 ilmuwan dunia mengirimkan surat atas kemungkinan penularan melalui udara.

Sementara itu, seorang ahli penyakit menular dan mikrobiologi klinis di Dicle University, Recep Tekin mengatakan, temperatur udara tidak akan membantu dalam memperlambat penyebaran virus korona. Menurut dia, cara yang paling efektif untuk memperlambat penyebaran virus adalah dengan mengenakan masker dan menjaga jarak sosial.

"Jika suhu tinggi dapat menghentikan virus, semestinya tidak ada kasus di Arab Saudi atau Afrika. Orang-orang tidak boleh mengandalkan cuaca panas. Mereka harus tetap mengenakan masker, menjaga jarak sosial, dan menjaga kebersihan," kata Tekin, dilansir Anadolu Agency.

Tunda buka sekolah

Hong Kong menunda rencana untuk membuka semua sekolah setelah terjadi lonjakan kasus virus korona dengan transmisi lokal. Penangguhan sekolah dimulai pada Senin (13/7) mendatang. Lonjakan ini memicu kekhawatiran munculnya gelombang kedua pandemi.

Pada Kamis, Hong Kong melaporkan 42 kasus baru dengan 34 di antaranya merupakan transmisi lokal. Kenaikan jumlah kasus tersebut meningkat selama dua hari berturut-turut.

Seluruh sekolah di Hong Kong telah ditutup sejak Februari karena pandemi virus korona. Sebagian besar siswa melakukan kegiatan belajar secara daring. Sementara itu, sebagian besar siswa sekolah internasional sedang menjalani libur musim panas.

Sejak akhir Januari, Hong Kong mencatat jumlah kasus infeksi virus korona mencapai 1.366. Kematian akibat virus tersebut sebanyak tujuh orang. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat