Kepala Sekolah (kanan) berfoto bersama murid saat pelaksanaan prosesi wisuda virtual salah satu sekolah di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (1/7). | ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Kisah Dalam Negeri

‘Kurikulum Pandemi’ Dibuat Khusus

Sekolah butuh panduan khusus mengenai kurikulum yang tepat untuk pembelajaran jarak jauh.

OLEH INAS WIDYANURATIKAH 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan kurikulum khusus selama masa pandemi Covid-19 untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ). Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, kurikulum itu akan menekankan tiga prioritas fondasional, yaitu literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.

“Jadi, ada satu modul yang bisa dilakukan, yang benar-benar berdampak pada tiga prioritas itu,” kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI yang disiarkan melalui saluran Youtube, Kamis (2/7).

Nadiem mengatakan, kurikulum darurat ini sangat penting untuk diterapkan. Sebab, jika semua kompetensi tetap dimasukkan ke dalam kurikulum maka akan sulit melakukan pembelajaran yang efektif. 

Selain itu, lanjut dia, meskipun nanti kurikulum akan disederhanakan, guru tetap tidak diwajibkan untuk memenuhi ketuntasan kompetensi. “Tidak wajib mengejar ketuntasan Kompetensi Inti (KI) maupun Kompetensi Dasar (KD),” kata Nadiem.

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud merumuskan reformasi dan perubahan terhadap kurikulum selama PJJ. Nadiem menjelaskan, reformasi kurikulum ini diharapkan dapat memberikan guru-guru ketenangan dalam mengajar. “Ini juga untuk memberikan arahan yang jelas menangani apa yang bisa dilakukan guru selama PJJ,” kata Nadiem.

Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti, sebelumnya mendorong Kemendikbud untuk membuat kurikulum darurat selama masa pandemi. Retno melihat, penerapan PJJ di lapangan mengalami perbedaan persepsi. Ia menilai, sekolah masih membutuhkan panduan-panduan khusus mengenai kurikulum yang tepat untuk PJJ.

Selain kurikulum khusus selama pandemi, Kemendikbud juga akan memberikan modul yang bisa digunakan untuk orang tua dalam mendampingi anaknya belajar dari rumah. Nadiem mengatakan, dalam PJJ masa pandemi ini partisipasi orang tua adalah salah satu faktor penting. Oleh karena itu, Nadiem menilai, penting untuk menyediakan arahan bagi orang tua untuk kesuksesan PJJ.

“Kita di dalam modul-modul ini yang sudah direfokus dan disederhanakan, peran orang tua akan masuk. Biar jelas ada instruksi dan aktivitas yang bisa dilakukan orang tua dan bisa dilakukan siswa secara independen,” kata Nadiem.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai, penyederhanaan kurikulum khusus pandemi jangan sampai menegasikan mata pelajaran. Wasekjen FSGI, Satriwan Salim, mengatakan, penegasian ini tentunya akan meresahkan guru mata pelajaran.

“Jangan sampai ini terjadi. Misalnya, karena basisnya asesmen kompetensi minimum itu adalah tiga tadi, lalu nanti mata pelajaran yang berdiri sendiri kemudian diintegrasikan,” kata Satriwan.

Dia menilai, apabila terjadi integrasi mata pelajaran dengan alasan penyederhanaan kurikulum, akan membuat guru-guru cemas. “Nanti khawatirnya misal mata pelajaran olah raga, agama, dan lain-lain itu bagaimana. Ada kekhawatiran ini dihilangkan,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat