Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) membagikan masker kepada pedagang dan pekerja di Pasar Kapasan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/6). | MOCH ASIM/ANTARA FOTO

Nasional

Prioritas 57 Zona Merah

Sebanyak 22 daerah zona merah berada di Provinsi Jawa Timur.

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memprioritaskan 57 daerah yang masih berstatus zona merah atau berisiko tinggi. Bahkan, TNI-Polri, tokoh masyarakat, dan tokoh agama juga diminta turun langsung untuk memitigasi penularan Covid-19 di 57 daerah tersebut.

Prioritas yang dimaksud Presiden, antara lain dengan menambah jumlah personel TNI-Polri untuk membantu pengawasan penerapan protokol kesehatan. Selain itu, Presiden juga menginstruksikan penambahan tenaga kesehatan untuk ditugaskan di daerah zona merah. Mahasiswa pun diminta turun tangan mengampanyekan protokol kesehatan kepada masyarakat.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengeklaim, jumlah daerah di Indonesia yang berstatus zona merah saat ini sudah jauh lebih sedikit dibanding Mei lalu. Bulan lalu, ada sebanyak 108 daerah yang masuk zona merah di seluruh Indonesia.

Saat ini, zona merah masih didominasi oleh kabupaten/kota di Pulau Jawa, yakni 22 daerah. Jawa Timur menjadi provinsi dengan zona merah terbanyak, yakni 13 kabupaten/kota. Sebanyak 13 daerah di Jawa Timur yang masuk dalam zona merah, di antaranya adalah Jombang, Pamekasan, Gresik, Kota Malang, Kabupaten Pasuruan, Kota Batu, Kediri, Tuban, Lamongan, Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Kota Pasuruan. 

Sementara itu, Jawa Tengah mencatatkan empat zona merah, yakni Kota Semarang, Kota Magelang, Demak, dan Kabupaten Semarang. Di Ibu Kota, wilayah yang masuk zona merah adalah Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara.

Doni pun meminta kepala daerah dan tokoh masyarakat untuk lebih inovatif dalam membangun pemahaman masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Salah satunya dengan menerjemahkan istilah-istilah dalam protokol kesehatan ke dalam pengertian yang mudah dimengerti masyarakat setempat. 

 
Angka rata-rata dunia kasus sembuh 54,15 persen, angka nasional di bawah 41,48 persen.
 
 

"Diterjemahkan menjadi bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat termasuk penggunaan bahasa daerah. Seperti halnya droplet, sosial distancing, physical distancing, new normal. Ini diharapkan bisa diterjemahkan oleh segenap pimpinan yang ada di daerah agar yang penting adalah masyarakat bisa paham," kata Doni. 

Pemerintah mengakui, jaga jarak merupakan bentuk protokol kesehatan yang paling sulit diterapkan masyarakat. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat masih belum bisa menghindari kerumunan massa, khususnya di pasar, transportasi umum, kegiatan olahraga luar ruang, hingga di warung makan.

Doni meminta pimpinan daerah lebih tegas mengurangi kerumunan. "Sehingga kegiatan masyarakat yang menimbulkan kerumunan ini bisa dikurangi, bahkan dihindari," katanya. 

Ego sektoral

Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya pengendalian yang terintegrasi dan terpadu menangani Covid-19. Presiden meminta tak ada lagi ego sektoral, ego kementerian/lembaga, dan juga ego daerah dalam menangani pandemi ini. Selain itu, dukungan TNI dan Polri untuk mendisiplinkan masyarakat di area-area publik yang berisiko tinggi juga sangat penting terus dilakukan. 

Gak ada lagi ego sektoral, ego kementerian, ego lembaga, ego kedaerahan, apalagi jalan-jalan sendiri, saya kira ini sudah harus kita hilangkan,” kata dia. Jokowi juga memerintahkan jajarannya menggencarkan sosialisasi terkait penanganan Covid-19. Sosialisasi tersebut perlu melibatkan berbagai tokoh masyarakat.

Dengan sosialisasi yang baik, ia yakin masyarakat tak akan menolak pemeriksaan rapid test maupun tes PCR di berbagai tempat. Jokowi berharap melalui komunikasi yang baik kepada masyarakat mengenai bahaya dari Covid dan penanganannya, tak akan ada lagi masyarakat yang juga memaksa untuk membawa pulang jenazah dari keluarganya.

“Sehingga jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas Covid oleh keluarga. Itu saya kira sebuah hal yang harus kita jaga tidak terjadi lagi setelah ini,”  ujar dia. 

Hingga Senin (29/6), jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 55.092 kasus. Kondisi ini diperparah dengan tingkat kesembuhan pasien secara nasional yang masih di bawah rata-rata dunia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengaku, saat ini angka akumulatif pasien sembuh sebanyak 23.800 dari 55.092 atau 41,48 persen. Sedangkan angka rata-rata kasus sembuh di dunia sekitar 54,15 persen.

"Angka rata-rata dunia kasus sembuh 54.15 persen, memang angka nasional masih di bawah 41,48 persen," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (29/6).

Namun, jika mengacu angka kesembuhan dunia, ada 18 provinsi di Indonesia yang angka kesembuhannya justru lebih tinggi dari rata-rata dunia. Bahkan, angka kesembuhan lima provinsi di atas 80 persen. Sedangkan untuk tingkat kematian kasus Covid-19 secara nasional, yakni 5,15 persen. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat