Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro. | Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

Nasional

Dokter Reisa: Pengunjung Wisata Maksimal 50 Persen

Pengelola wisata juga harus melakukan pengawasan ekstra di titik-titik favorit pengunjung

 

JAKARTA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengingatkan para pegiat dan pengelola kawasan wisata dan juga pemerintah daerah (pemda) untuk mematuhi serta menerapkan protokol kesehatan di lokasi wisata. Secara bertahap, kawasan wisata alam di 270 kabupaten dan kota akan dibuka.

“Ingat pesan Ketua Gugus Tugas, Menteri Pariwisata dan juga Menteri Lingkungan Hidup bahwa kawasan pariwisata alam dibuka bertahap dan batasan pengunjung hanya 50 persen dari kapasitas (maksimal),” kata anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro di Graha BNPB Jakarta, Selasa (23/6).

Teknis pembukaan lokasi wisata, seperti jam operasional, tergantung pada ketentuan dan kebijakan setiap daerah, juga disertai penerapan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum yang disahkan 19 Juni 2020.

Reisa mengingatkan, para pengelola wisata penting melakukan pembersihan secara berkala, termasuk penyemprotan disinfektan terutama di area yang digunakan secara bersama. Selain imbauan mematuhi protokol kesehatan kepada pengunjung, para pekerja dan sumber daya pariwisata juga harus memahami cara melindungi diri dari penularan Covid-19.

“Jaga kebersihan pribadi, seperti cuci tangan, konsumsi makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup,” ujar Reisa.

Guna mencegah penularan di kawasan wisata, pengelola disarankan menggunakan sistem dalam jaringan (daring) untuk pembelian tiket atau pengunjung mendaftar dulu sebelum datang. Hal tersebut bertujuan menghindari antrean panjang di pintu masuk.

photo
Sejumlah warga memadati kawasan wisata Menara Pandang Siring Sungai Martapura di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Ahad (21/6).  - (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)

Selain itu, pengelola wisata juga harus melakukan pengawasan ekstra di titik-titik favorit pengunjung dan lokasi foto yang biasa disukai wisatawan. Kemudian, termasuk pula mengoptimalkan ruang terbuka untuk tempat berjualan dan transaksi.

Total sebanyak 29 taman nasional dan taman wisata alam akan dibuka secara bertahap hingga pertengahan Juli mendatang. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, mewanti-wanti pengelola dan pemerintah daerah untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Jangan sampai dalam pelaksanaan nanti malah terjadi peningkatan kasus Covid-19 baru. Ini sektor yang sangat bergantung pada kepercayaan domestik dan internasional. Memperbaiki protokol bisa satu, dua hari. Namun, kembalikan rasa kepercayaan butuh waktu cukup lama. Jika tidak hati-hati, dampak ekonomi lebih buruk nantinya,” kata dia.

Wishnutama mengatakan, pemerintah mengambil langkah pembukaan kawasan wisata alam karena banyak pelaku industri yang dalam tiga bulan terakhir sangat terdampak. Tentunya, kawasan yang dibuka adalah yang terletak di wilayah risiko rendah penularan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengatakan, pemerintah pusat dan daerah sudah melakukan pengecekan terhadap 29 taman nasional dan taman wisata alam. Puluhan kawasan itu tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, dan Bali.

“Beberapa taman nasional yang kita akan buka, seperti misalnya Gunung Gede Pangrango, Bromo Tengger Semeru, dan atau Rinjani,” kata Siti Nurbaya.

Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kabupaten Pandeglang, Banten siap dibuka kembali untuk wisatawan. “Standar operasional prosedur (SOP)-nya sudah kita siapkan, tinggal tunggu surat edaran dari KLHK saja,” kata Humas Balai Taman Nasional Ujung Kulon Andri Firmansyah. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat