Sejumlah santri beraktivitas usai shalat Zuhur di Pondok Pesantren An Nuqthah, Kota Tangerang, Banten, Rabu (17/6/2020). | Fauzan/Antara

Khazanah

Pesantren Jangan Sampai Jadi Cluster Covid-19

kasus Covid-19 di Ponpes Annuqayah menjadi isyarat pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi para santri.

 

 

JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan Muhammad Nuh mengingatkan pondok pesantren (ponpes) di seluruh Indonesia untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19. 

Seruan itu disampaikan mengingat sudah ada santri yang terpapar Covid-19, yakni di Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur. 

"Ya intinya kan kepatuhan terhadap protokol. Intinya, siapa pun dan di mana pun, apalagi masih di wilayah zona merah atau zona kuning, kepatuhan terhadap protokol itu mutlak," ujar Nuh saat dihubungi Republika, Senin (22/6). 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menegaskan, kepatuhan terhadap protokol kesehatan merupakan kunci agar pesantren tidak menjadi klaster besar penyebaran Covid-19. 

"Jangan sampai meremehkan urusan ini. Karena kalau dianggap remeh, begitu kena dan jadi klaster baru, itu rumitnya bukan main," ujar Nuh. 

Sehubungan masih mewabahnya Covid-19 dan pada saat yang sama akan dimulai tahun ajaran baru, Kementerian Agama (Kemenag) telah menerbitkan panduan pembelajaran bagi pesantren dan pendidikan keagamaan. 

Menurut Nuh, pesantren tentu sudah memahami panduan yang diterbitkan pemerintah tersebut. Karena itu, dia pun mengajak kepada kiai dan santri untuk mematuhi panduan pembelajaran di pesantren tersebut. 

"Kita ajak kawan-kawan, para kiai, para santri, semuanya ayolah kita patuhi protokol itu," kata Ketua Dewan Pers ini. 

Selain itu, Nuh juga menyarankan kepada pesantren tetap menyelenggarakan sistem pembelajaran lewat daring, khususnya bagi santri yang tinggal di zona merah atau kuning Covid-19. Menurut dia, dalam menerapkan sistem pembelajaran daring tersebut juga harus didukung oleh pemerintah, khususnya Kemenag.

photo
Santri bersiap mengikuti proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (14/6/2020). Kesiapan dalam menghadapi kembalinya santri di masa Pandemi COVID-19 dengan penerapan tatanan normal baru sesuai protokol kesehatan, menjadikan pesantren dengan 10 - (SAIFUL BAHRI/ANTARA FOTO)

Sebelumnya, santriwati Ponpes Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur, asal Surabaya terkonfirmasi positif terpapar Covid-19 berdasarkan hasil uji laboratorium Kementerian Kesehatan. 

 

 

Santriwati yang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19 ini berusia 20 tahun dan saat ini telah menjalani perawatan di RSUD dr H Moh Anwar, Sumenep.

 

KH MOH SHALAHUDDIN A WARITS, Anggota Pengarah Gugus Tugas Covid-19 Ponpes Annuqayah.
 

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, kasus Covid-19 di Ponpes Annuqayah menjadi isyarat pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi para santri yang kembali dari kampung halaman.  

"Karena itu, sebaiknya pihak pesantren melakukan tes ulang terhadap semua santri agar peristiwa yang sama tidak terulang di tempat lain," kata Abdul Muti saat dihubungi, Senin (22/6).

Sementara, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin berharap, santri tersebut tidak terpapar Covid-19 di pesantren. 

Kamaruddin mengatakan, sebenarnya bagi pesantren yang ingin kembali menyelenggarakan kegiatan belajar terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, memastikan lingkungan di sekitar pesantren aman. Kemudian, ada keterangan dari pemerintah daerah yang menyatakan keamanannya.

 Selain itu, seluruh pengajarnya dipastikan sehat, begitu juga santri yang akan masuk pesantren. Setiap pesantren juga harus membentuk gugus tugas Covid-19. Menurut Kamaruddin, gugus tugas ini akan berkoordinasi dengan gugus tugas Covid-19 di daerah. Mereka dapat melakukan tindakan yang tepat jika ada gejala yang muncul. 

"Kami anjurkan untuk tidak buka bagi (pesantren) yang sudah memulangkan santri agar tidak susah dan memilih kegiatan belajar secara daring. Tapi kan pesantren punya masyarakat, silakan dibuka, tapi penuhi protokol kesehatan. Pesantren harus komitmen untuk menjaga ini," ujar Kamaruddin.  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat