Kondisi lapisan aspal di area percobaan pengasopalan lintasan Formula E non permanen di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad (23/2). Uji coba pengaspalan tersebut dilakukan guna mengevaluasi metode pengaspalan dengan cara shendseet dan geotextile denga | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

Anggaran Formula E Sudah Disetorkan

Anggota DPRD meminta agar uang muka Formula E ditarik.

 

JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta dan pihak penyelenggara mengatakan, telah menyetorkan commitment fee sebesar 31 juta poundsterling kepada pemegang lisensi balapan mobil listrik tersebut (FEO) hingga tahun 2020 ini. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Achmad Firdaus mengatakan, uang muka sebesar 31 juta poundsterling tersebut adalah untuk dua musim balapan, yakni pada 2020 dan 2021.

Untuk musim balapan 2020 yang sedianya digelar pada 6 Juni 2020 jika tidak terkendala paparan Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, dana komitmen tersebut dua jangka waktu (22 Agustus 2019 dan 30 Desember 2019) dengan nilai total 20 juta poundsterling.

"Sementara untuk musim balap 2021, termin pertamanya sudah dibayarkan 26 Februari 2020 sebesar 11 juta pound sterling melalui mekanisme APBD. Sementara pembayaran termin kedua pada 2020 ini belum terlaksana karena masuk dalam efisiensi," kata Firdaus, Selasa (16/6).

Firdaus mengatakan, biaya komitmen (commitment fee) untuk balapan mobil listrik Formula E naik 10 persen setiap tahun yang harus dilunasi pada tahun sebelumnya. Kalau misalkan lima tahun, seperti di Jakarta, tahun pertama untuk balapan 2020 berarti bayar tahun 2019 sejumlah 20 juta poundsterling. “Dan tahun 2020 naik 10 persen dari tahun berjalan sehingga harus dibayarkan 22 juta poundsterling," kata dia.

Firdaus menjelaskan, yang dibayarkan pada 2020 tersebut adalah untuk penyelenggaraan 2021 dengan commitment fee sebesar 22 juta poundsterling, jika dengan kenaikan 10 persen, untuk balapan tahun 2022 yang harus dibayarkan pada 2021 adalah 24,2 juta poundsterling; kemudian untuk tahun 2023 jadi 26,6 juta poundsterling dan 2024 sebesar 29,2 juta poundsterling.

Kendati demikian, pergelaran balap mobil listrik internasional ini dipastikan batal untuk tahun 2020 yang rencananya dilangsungkan pada 6 Juni 2020 akibat paparan Covid-19 yang belum kunjung berhenti.

Pihak Jakarta Propertindo (Jakpro) menyebutkan, biaya komitmen tersebut tidak akan utuh dikembalikan jika rencana perhelatan balap mobil listrik itu dibatalkan. "Untuk biaya komitmen tidak bisa kembali 100 persen karena Formula E Operation (FEO) juga memberikan servisnya, seperti merancang trek lintasan dan mengurus berbagai perizinan," kata Direktur Proyek Formula E PT Jakpro M Maulana di lokasi yang sama.

Saat ini, PT Jakpro tengah melakukan penambahan atau adendum kontrak dengan pemegang merk Formula E (Formula E Operation/FEO) yang akan merevisi beberapa isinya karena balapan di Jakarta memiliki opsi untuk dijalankan pada 2021. Sementara commitment fee yang dibayarkan tidak akan hangus meski tidak ada balapan di tahun 2020.

"Jadi, commitment fee season 2020 dialihkan ke 2021. Kemudian, saat ini dalam proses amendemen perjanjian kontrak dengan FEO," ujar Direktur Operasional PT Jakarta Propertindo, Muhammad Taufiqurrahman.

Berdasarkan Ingub DKI Jakarta Nomor 77 2019, kata dia, pembiayaan atas pemberian dukungan dibebankan pada APBD perubahan tahun anggaran 2019. Hal ini diikuti pula oleh Pergub 83 Tahun 2019, pada bab 2 pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa Pemprov DKI Jakarta menugaskan PT Jakpro dalam menyelenggarakan kegiatan Formula E.

Dia mengakui, PT Jakpro telah menggunakan sekitar Rp 459 miliar untuk persiapan Formula E yang didapatkan dari anggaran penanaman modal daerah (PMD) sebesar Rp 767 miliar yang mengalami penyesuaian hingga Rp 423 miliar karena terdampak Covid-19.

"Sementara selama ini kita sudah melakukan persiapan, sudah melakukan pengeluaran sejumlah Rp 459 miliar untuk persiapan tersebut dan persiapan perizinan lainnya," kata Taufiqurrahman.

Sementara itu, anggota dari berbagai fraksi di Komisi E DPRD DKI Jakarta kompak meminta panjar sebagai bentuk komitmen menjadi tuan rumah untuk ditarik hingga 100 persen. Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak menilai Pemprov DKI Jakarta tidak usah memikirkan penyelenggaraan pada 2021.

"Sekarang pikirkan uang puluhan juta poundsterling bagaimana bisa ditarik. Uang saat ini dibutuhkan untuk sembako masyarakat di tengah paparan Covid-19. Sensitivitas kita dibutuhkan saat masa pandemi saat ini," kata Jhonny saat rapat kerja dengan Jakpro dan Dispora di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.

Anggota Komisi E lainnya, Merry Hotma, juga menilai lebih baik Formula E dibatalkan dengan pertimbangan kondisi perekonomian global masih belum stabil akibat pandemi Covid-19. Dengan pertimbangan tersebut, legislator dari PDI Perjuangan itu meragukan turis-turis asing dapat datang ke Indonesia pada 2021, meski wabah misalnya akan berakhir pada 2020, sementara tujuan penyelenggaraan balap ini untuk menarik minat wisatawan datang ke Ibu Kota.

"Apakah mungkin ada orang asing yang akan datang ke Indonesia untuk menonton Formula E dalam kondisi begitu? Mungkin sampai 2023 ekonomi dunia akan merangkak, saya pikir enggak mungkin datang menonton. Makanya kami minta ini dibatalkan karena gak akan tercapai (tujuannya menarik wisatawan)," kata Merry.

Merry juga meminta Pemprov DKI untuk menarik uang panjar atau commitment fee yang sudah diserahkan kepada FEO sebesar 31 juta poundsterling yang menurutnya lebih baik untuk perbaikan ekonomi warga Jakarta akibat dampak Covid-19.

"Sebaiknya acara dibatalkan dan uang dikembalikan untuk kepentingan rakyat," ujar Merry.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat