Petugas memakai pelindung wajah saat simulasi persiapan pembukaan kembali Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta, Kamis (11/6). Ragunan akan dibuka kembali untuk umum pada Sabtu (20/6), dengan jumlah pengunjung maksimal sebanyak 1 | Republika/Putra M. Akbar

Jakarta

Protap Khusus untuk Pengunjung Positif di Tempat Wisata

Taman Margasatwa Ragunan dibuka dalam dua fase.

 

 

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, telah menyiapkan protap khusus jika nanti terdapat pengunjung tempat wisata yang diketahui positif Covid-19. Hal tersebut menyusul rencana Pemprov DKI Jakarta membuka berbagai tempat wisata dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi setelah mempertimbangkan hasil kajian ilmiah, khususnya mengenai epidemiologi.

"Semua tempat sama. Jadi, para pekerjanya diperiksa, kemudian secara rutin ada pemantauan. Kemudian, kalau ada kasus maka diperiksa kasusnya. Apakah perlu isolasi, apakah perlu perawatan. Tapi, protapnya semuanya ada. Semuanya ada, termasuk opsi penutupan sementara kembali karena kita punya ukurannya dan ukurannya nanti kita tentukan," kata Anies, Sabtu (13/6).

Anies sendiri diketahui pada Sabtu ini meninjau langsung persiapan protokol kesehatan di tempat wisata Dunia Fantasi (Dufan) dan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Peninjauan tersebut, kata Anies, Sabtu, merupakan persiapan untuk pembukaan berbagai tempat wisata yang telah tutup sementara sejak pertengahan Maret 2020 lalu.

"Kami mulai melakukan PSBB masa transisi dan transisi itu pembukaannya bertahap. Ada yang dibuka awal, di tengah, dan di akhir. Yang dibuka di awal adalah tempat ibadah, sesudah itu perkantoran dan kegiatan perekonomian. Yang dibuka di fase I ini lebih akhir adalah tempat wisata. Kami melakukan inspeksi untuk melihat protap yang disiapkan oleh Ancol untuk nanti bisa berkegiatan lagi sesuai dengan protokol kesehatan yang ada," kata Anies.

Sebelum mengunjungi pusat perbelanjaan dan tempat wisata, Gubernur Anies menyampaikan, telah terlebih dahulu meninjau kesiapan fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta untuk menghadapi PSBB masa transisi.

Pada kesempatan tersebut Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali menambahkan, seluruh protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat di wilayah tempat wisata Ancol, seperti restoran di pantai yang buka hanya 50 persen, jaga jarak khususnya di antrean sepanjang minimal satu meter, memastikan pengunjung untuk memakai masker, dan kapasitas wahana permainan yang diisi hanya 50 persen.

"Di gerbang Dufan ini ada pengaturan flow-nya. Kami atur dari awal flow tersebut dengan marka dua meter. Ada juga penggunaan mesin tiket tab karena kami akan menjual karcis masuk secara online. Dufan ini kapasitasnya 15 ribu orang, tapi kami akan menjual tiket maksimal 5.000, jadi hanya 30 persen, tidak sampai 50 persen. Kami akan melihat dan evaluasi dulu. Kalau 30 persen tidak bisa kami kontrol, bakal kami kurangi kembali," ujar Sahir.

Sementara, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, juga kembali buka untuk umum mulai 20 Juni 2020 dengan ketentuan dan syarat yang berlaku sesuai protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus korona (Covid-19). Kepala Satuan Pelaksana Promosi Taman Margasatwa Ragunan Ketut Widarsana menjelaskan, persyaratan yang harus diketahui oleh pengunjung.

"Pertama kesehatan, kita batasi usia pengunjung, ibu hamil, anak-anak usia di bawah sembilan tahun, dan lansia usia 60 tahun ke atas tidak diizinkan masuk dan yang dibolehkan masuk yang dalam kondisi sehat," kata Ketut, Ahad (14/6).

Pembatasan usia dan kategori pengunjung yang boleh masuk Ragunan tersebut diatur oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Hal ini karena usia anak-anak dan lansia tergolong rentan dalam kondisi pandemi Covid-19.

Persyaratan berikutnya, pengunjung yang ingin berwisata ke Ragunan harus mendaftarkan tiket secara daring. Setelah mendaftar, pada saat di gerbang masuk Ragunan, pengunjung wajib registrasi tiket daring yang sudah didaftarkan.

Kewajiban lain yang harus dipenuhi oleh pengunjung adalah wajib mengenakan masker yang dibawa sendiri dari rumah dan membawa hand sanitizer. Pengelola Ragunan juga menyediakan hand sanitizer di tempat-tempat yang sudah ditentukan dan juga tempat cuci tangan yang disebar di 18 titik di dalam kawasan.

Pembukaan Ragunan dilakukan secara bertahap. Untuk fase pertama, yakni 20-28 Juni 2020. Selanjutnya, akan dilakukan evaluasi untuk memastikan pembukaan Ragunan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. "Untuk tempat ibadah juga ada protokol kesehatannya, pengunjung wajib membawa alat shalat sendiri, kami tidak menyediakannya di masjid," kata dia.

Selain itu, kewajiban lain yang harus dipatuhi adalah diharuskan menjaga jarak fisik. Pengunjung tidak dibolehkan berkerumun lebih dari lima orang. Demikian pula di tempat makan. Ragunan mempersilakan tempat kuliner dibuka dengan pembatasan, yakni dibuka secara bergantian dengan persentase tempat usaha yang dibuka 50 persen setiap hari.

"Tempat kuliner tidak melayani makan di tempat, pemilik toko juga wajib menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, sarung tangan, dan di lokasi disediakan tempat cuci tangan," kata Ketut. 

 

Pemkot Bogor tambah insentif RW siaga

Jumlah pasein positif Covid-19 di Kota Bogor terus bertambah dengan total mencapai 153 orang per Ahad (14/6). Padahal, jumlah pasien yang terpapar Covid-19 cukup stagnan dengan jumlah 110 orang.

Mengantisipasi itu, Pemeritah Kota (Pemkot) Bogor akan memperketat RW Siaga Covid-19. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pihaknya berencana menambah insentif Rp 500 ribu yang dikucurkan ke 797 RW di Kota Bogor dalam dua bulan.

"Dari 793 RW kan dapatnya Rp 500 ribu, kita mau ke Rp 1 juta (per bulan). Jadinya kan Rp 793 juta, tinggal kali dua bulan, bisa saja dikali tiga bulan, empat bulan," kata Dedie saat dikonfirmasi, Ahad (14/5).

Insentif itu hanya dikucurkan pada April dan Mei 2020. Insentif pada Mei baru diberikan pada Juni 2020 saat Hari Jadi Bogor (HJB) ke-538 yang diperingati pada 3 Juni.

Sementara, insentif pada April akan diberikan pada pertengahan hingga akhir Juni. Namun, Dedie mengeluhkan jumlah keuangan kas daerah. Pasalnya, di tengah Covid-19 keuangan daerah tak cukup stabil dengan hanya mampu me-refocusing anggaran Rp 144 miliar untuk penanganan Covid-19.

"Tapi, kita masih meminta mempertimbangkan sumber keuangannya, sama kemampuan keuangan pemerintah, ini kan jadi dilematis," jelas Dedie.

Dedie mengatakan, insentif untuk RW Siaga ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor. Harusnya, dia menyebut, dana kelurahan dengan total Rp 320 juta, 30 persennya dapat diperuntukkan bagi RW Siaga.

"Dana kelurahan 30 persen itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan Covid-19, tapi RW //kan enggak// dapat apa-apa. Insentif itu dari pemkot kepada RW-nya," jelas dia.

Dedie mengatakan, penambahan sangat mungkin diberikan kepada RW Siaga bila roda perekonomian mulai berjalan. Sebab, selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak ada aktivitas roda perekonomian dari sumber penerimaan daerah, seperti mal, hotel, dan restoran tutup sementara.

"Nah, kalau ekonomi sudah bergulir kita akan punya gambaran kita tambah lagi sebulan. Nanti ada lagi pemasukan kita bisa tambah lagi," jelas Dedie.

Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Bogor sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, insentif bagi RW Siaga sebagai bentuk apresiasi Pemkot Bogor. Ade mengatakan, RW Siaga dipergunakan untuk merespons PSBB pertama di Kota Bogor yang dimulai pada 14 April 2020.

Waktu itu, dia mengatakan, RW Siaga sebagai benteng dasar untuk mencegah persebaran Covid-19 di tingkat wilayah. Agar berjalan lancar, Pemkot Bogor menganggarkan insentif bagi RW Siaga.

"Urusan perekonomian masyarakat kan sulit dicegat. Tapi, kalo RW Siaga dapat terwujud (membendung) itu yang luar biasa," kata Ade.

Ade mengatakan, anggaran insentif RW Siaga sangat mungkin diberikan selama empat bulan. Tapi, pihaknya masih perlu mempertimbangkan kas daerah yang ada di Kota Bogor. "Anggaran ini terus berjalan. Karena kita pegangnya uangnya di tangan," jelas dia.

Camat Bogor Timur Wawan Sanwani mengakui ,tidak ada anggaran dari dana kelurahan yang dialokasikan untuk RW Siaga. Dia mengatakan, anggaran kelurahan 30 persen dari Rp 320 juta masih menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat.

"Untuk alokasi dana kelurahan untuk kegiatan RW Siaga belum dikucurkan karena menang belum ada petunjuk teknis lebih lanjut," kata Wawan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat