Prajurit Kopassus memanggul peti jenazah mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (14/6). | SIGID KURNIAWAN/ANTARA FOTO

Kisah Dalam Negeri

Kisah Pramono Edhie Bawa RI ke Puncak Dunia

Pramono Edhie dinilai pribadi yang profesional dalam menjalankan karier kemiliterannya.

OLEH SAPTO ANDIKA CANDRA, FEBRIANTO ADI SAPUTRA

Kabar duka kembali datang dari keluarga Sabtu (13/6) kemarin. Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo, yang juga adik kandung Ani Yudhoyono, meninggal dunia saat berlibur bersama keluarga di Cianjur, Jawa Barat.

Karir militer Edhie memang cemerlang, sempat menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2004, Komandan Jenderal Kopassus pada 2008-2009, Panglima Komando Daerah Militer III Siliwangi pada 2009-2010, hingga Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada 2011-2013. Di tangan Edhie lah, TNI Angkatan Darat melakukan modernisasi persenjataan secara besar-besaran.

Namun jauh sebelum menjadi Jenderal, Edhie ternyata sempat mencatatkan peran yang tak main-main: mencatatkan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang berhasil meraih puncak Everest di Nepal. Perjalanan menuju puncak gunung tertinggi dunia ini terjadi pada 1997 silam.

Saat itu, Letkol Inf Pramono Edhie Wibowo masih menjadi bawahan Komjen Kopassus Mayjen Prabowo Subianto. Ide untuk menggapai puncak Everest ini memang datang dari Prabowo yang tak ingin TNI kalah dari angkatan militer negara lain dalam mendaki Everest.

photo
Prajurit TNI membawa peti jenazah mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (14/6). Adik ipar dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut meninggal dunia pada Sabtu 13 Juni 2020. - (SIGID KURNIAWAN/ANTARA FOTO)

Tahun 1997, tim pendaki pimpinan Letkol Inf Pramono Edhie Wibowo berangkat menuju Nepal. Banyak pihak yang saat itu menganggap misi untuk mendaki Everest adalah misi nekat. Alasannya, persiapan yang minim dan nihilnya pengalaman tim dalam mendaki gunung bersalju.

"Tetapi almarhum dan tim punya tekad yang kuat dengan moto komando. Pantang pulang sebelum misi berhasil. Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan tugas," ujar Letnan Jenderal TNI Purn Erwin Sudjono yang tak lain adalah kakak ipar Edhie.

Dengan modal nekat yang dijalankan oleh tim dari Kopassus inilah, maka pada Sabtu 26 April 1997 pukul 15.40 waktu Nepal, bendera Merah Putih berhasil dikibarkan di puncak Gunung Everest yang berketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut.

"Dalam cuaca yang cukup ekstrem dengan suhu di bawah nol derajat celcius. Peristiwa ini mengukuhkan Indonesia sebagai negara pertama Asia Tenggara yang mencapai puncak tertinggi dunia," ujar Erwin.

Itulah sosok Pramono Edhie yang mengantarkan Indonesia ke atap tertinggi dunia. Edhie juga dikenal sebagai sosok yang berhasil melakukan modernisasi persenjataan TNI Angkatan Darat semasa kepemimpinannya.

Modernisasi di bawah kepemimpinan Edhie, antara lain sistem senjata kavaleri yakni main battle tank Leopard buatan Jerman. Kemudian persenjataan artileri meriam 155 Caesar buatan Prancis, serta pengadaan helikopter serbu Apache buatan Amerika Serikat.

photo
Gunung Everest. - (AP)

"Modernisasi dilakukan semasa kepemimpinan beliau sebagai Kastaf AD pada periode 2011-2013. Selain upaya modernisasi TNI AD, beliau juga mengerahkan jiwa raga untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dalam berbagai medan penugasan. Baik operasi di dalam negeri atau tugas di luar negeri," jelasnya.

Mantan Kasad Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo, meninggal dunia dalam usia 65 tahun, pada hari Sabtu malam pukul 19.30, (13/6) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Almarhum beserta keluarganya sedang berlibur di kediaman Dusun Ciwalen Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pramono Edhie disebut mendadak sakit dengan diagnosa serangan jantung. 

Erwin Sudjono mengaku sudah banyak mendengar testimoni dari para rekan di militer betapa sosok Pramono Edhie dekat dengan para prajurit.  "Baik semasa berdinas di Kopassus mulai dari Komandan Peleton hingga Komandan Jenderal Kopassus, maupun Pangdam III Siliwangi, Panglima Kostrad, hingga Kastaf Angkatan Darat," jelas Erwin yang menyampaikan pesan-pesan keluarga di samping pusara Pramono Edhie. 

Erwin menggambarkan sosok Pramono Edhie sebagai pribadi yang profesional dalam menjalankan karir kemiliterannya. Ia ingat betul ketika Edhie masih menjabat sebagai ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2004 silam. Saat itu juga sang kakak ipar, Susilo Bambang Yudhoyono, maju dalam kontestasi pemilihan presiden bersaing dengan Megawati. 

 
Saya tahu dia adalah prajurit sejati, prajurit profesional, tegak lurus untuk bangsa dan negaranya. Menghabiskan waktunya di satuan baret merah, kenyang mengemban tugas di medan laga untuk sang merah putih.
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, Presiden ke-6 RI sekaligus ipar Pramono Edhie
 

"Saat itu beliau menunjukkan loyalitasnya yang paripurna kepada presiden. Meskipun, kakak iparnya juga tengah mengikuti kontestasi pemilihan presiden. Edhie tetap berdinas dengan baik dan tidak pernah membawa persoalan politik kepada keluarga," ujar Erwin. 

Edhie, menurut Erwin, juga dikenal sebagai pribadi yang tak ingin mencampuradukkan karir politiknya dengan keluarga, apalagi dengan lingkungan militer. Erwin mengungkapkan, selama purna tugas dari militer dan masuk ke dalam politik, Edhie hampir tidak pernah masuk ke tangsi militer. 

"Ketika akhir tahun lalu beliau memutuskan untuk berhenti dari partai politik, barulah pada tanggal 2 Juni lalu almarhum menyempatkan diri menyambangi kesatuannya yaitu di Cijantung Kopassus," katanya. 

photo
Pramono Edhie Wibowo memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) Ke-2 DPD Partai Demokrat Jateng, di Semarang, Jawa Tengah, tahun lalu. - (ANTARA FOTO)

 

Ternyata sikap Edhie untuk tidak mampir-mampir kesatuannya ada alasan khusus di baliknya. Kepada Komandan Jenderal Kopassus, Edhie meminta maaf karena selama lima tahun tidak pernah mampir sejenak ke kesatuan militer.  "Kata almarhum, saya tidak ingin prajurit terpengaruh dengan kedatangan saya karena saat itu, saya berada di partai politik," ujar Erwin menirukan perkataan sang adik ipar. 

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa mengenang almarhum Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo sebagai sosok yang rendah hati. Citra bahwa adik kandung dari Ani Yudhoyono tersebut sederhana dan akrab pada semua kalangan pun, menurut Andika, diamini oleh rekan seangkatan, junior, bahkan seniornya di lingkungan militer. 

Andika pun mengungkapkan, semasa hidup, sosok Pramono Edhie merupakan orang dengan nama besar yang tak ingin disanjung atau dilayani. Sikap tak mau dilayani ini bahkan berlanjut saat Pramono Edhie menjabat kastaf Angkatan Darat pada 2011 sampai 2013 lalu. 

"Beliau sering nggak mau dilayani layaknya kepala staf. Itu yang membuat kami kagum. Padahal kita tahu semua, beliau ini putranya orang besar juga, memiliki keluarga yang merupakan orang besar juga. Sikap humble ini kami jadikan contoh," ujar Andika sesaat sebelum memimpin upacara pemakaman jenazah Pramono Edhie Wibowo di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (14/6). 

photo
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (tengah), berbincang dengan seorang warga yang mendapatkan pengobatan gratis di Rumah Sakit Kartika Husada, di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (17/5). - (ANTARA)

 

 

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan ungkapan belasungkawa atas meninggalnya Pramono Edhie Wibowo yang juga merupakan adik kandung dari mendiang istrinya Ani Yudhoyono. SBY menyebut bahwa bangsa Indonesia kehilangan salah prajurit dan putra terbaik bangsa.

"Saya tahu dia adalah prajurit sejati, prajurit profesional, tegak lurus untuk bangsa dan negaranya. Menghabiskan waktunya di satuan baret merah, kenyang mengemban tugas di medan laga untuk sang merah putih, sebelum memimpin Kodam Siliwangi, memimpin Kostrad, dan akhirnya menjadi KSAD," kata SBY melalui video yang diterima Republika, Ahad (14/6).

Ia dan keluarga mengaku berduka atas meninggalnya Pramono Edhie. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut mengaku tahun-tahun ini adalah tahun yang berat bagi dirinya dan keluarga, setelah kepergian istrinya Ani Yudhoyono dan ibundanya beberapa waktu lalu."Selamat jalan adikku, istirahat lah dengan tenang di sisi Allah SWT," ungkapnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan pesan duka cita mendalam atas berpulangnya Jenderal TNI (Purn.) Pramono Edhie Wibowo. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut berpulang di usianya yang ke-65. "Atas nama pemerintah dan masyarakat, saya mengucapkan turut berdukacita yang mendalam atas berpulangnya ke hadirat Allah Swt. Bapak Jenderal TNI, Pramono Edhie Wibowo, di usia 65 tahun," ujar Presiden dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, Ahad (14/6). 

Presiden juga mendoakan agar arwah Sang Jenderal dan segala amalannya diterima serta diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. "Beliau adalah mantan KSAD, seorang prajurit TNI yang sangat baik, dan semoga arwahnya diterima di sisi Allah Swt., diberikan tempat yang terbaik, dan yang ditinggalkan diberikan kesabaran," jelas presiden. Almarhum Pramono Edhie Wibowo dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (14/6) siang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat